WATAMPONE (Hidayatullah.or.id) — Alhamdulillah, secara sadar Hidayatullah ini telah menamai dirinya sebagai jama’atun minal muslimin yang sekaligus telah ditetapkan menjadi jatidiri. Dan positioning ini sangat strategis mengingat ormas Hidayatullah lahir sebagai anak kandung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian disampaikan anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah Ir Ahkam Sumadiana dalam sesi taushiah subuh acara Rakorwil, Monitoring & Evaluasi (Monev) Program Kerja Semester II Tahun 2019 DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan, Ahad (24/11/2019).
“Sehingga Hidayatullah merupakan saudara kandung dari ormas Islam yang lahir duluan terutama NU dan Muhammadiyah. Tentu saja Hidayatullah juga harus belajar banyak dari saudara tuanya terutama dalam mendakwahkan Islam wasathiyah,” kata Ahkam.
Menurut Ahkam, kita harus bersyukur, sebagai ormas yang sangat muda, Hidayatullah telah memiliki potensi yang sangat besar untuk berkidmat, bersinergi dan berkonstribusi terhadap masyarakat, bangsa maupun ummat.
“Yang selanjutnya kita harus meningkatkan kualitas dan daya saing agar ummat Islam bukan menjadi pecundang,” imbuhnya.
Ahkam mengimbuhkan, mengingat syarat perjuangan harus sistemik yaitu menuntut adanya komponen secara lengkap dan menyeluruh serta saling memiliki keterikatan antara yang satu dengan yang lain, maka Hidayatullah telah menyediakan komponen-komponen yang sangat urgent untuk menghadapi berbagai macam ideologi sekaligus siap ber-fastabiqul khairat dengan ummat Islam lainnya.
“Bahkan, bagi Hidayatullah, komponen tersebut sekaligus menjadi keunggulan komperatif walaupun belum terpenuhi secara sempurna, setidaknya Hidayatullah sudah memiliki beberapa hal-hal,” imbuhnya.
Pertama, Ahkam menyebutkan, Hidayatullah memiliki standar nilai yang menjadi pegangan ummat Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Kedua, adanya struktur dan sistem manajemen yang mampu ditegakkan secara vertikal dan horizontal.
Ketiga, Hidayatullah menjadikan manhaj nubuwwah sebagai metodologi dakwah, karena memang metode ini sudah terbukti dan teruji dalam membangun peradaban Islam yang bagi santri Hidayatullah mengistilahkan dengan manhaj Sistematika Wahyu.
“Hidayatullah adalah lembaga perjuangan milik ummat yang mampu menyatukan berbagai macam suku yang ada, tanpa ada diskriminasi tetapi dapat meleburkan diri dalam sebuah keluarga besar dan mewujudkan ukhuwah islamiyah,” tandasnya.
Rakorwil, Monitoring & Evaluasi Program Kerja Sesemter II Tahun 2019 DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan ini digelar selama tiga hari yaitu mulai 22 hingga 24 November 2019 di Watampone dengan mengangkat tema “Optimalisasi Program Mainstream, Menuju Sukses Gerakan Dakwah dan Tarbiyah”.
Hadir dalam acara tersebut sekaligus membuka acara Ketua DPW Hidayatullah Sulsel Drs Mardhatillah. Tampak pula jajaran dan segenap pembina dan pengawas kampus Hidayatullah se-Sulawesi Selatan. (ybh/hio)
Related Posts
Islam sebagai Sistem Hidup Paripurna, Utuh Menyeluruh
Sinergi Sultanbatara Dirikan Sekolah Dai di Parepare
Silaturrahim Al Bayan Hidayatullah Makassar ke Wakapolda Sulsel
Gubernur Resmikan Pembangunan Rusunawa Pesantren Hidayatullah Manokwari
Santri Hidayatullah Doakan Haluan Riau Terus Mengedukasi
Pemprov Harap Lahir Pemimpin Kepri dari Sekolah Hidayatullah
Ulama dan Pemerintah Terus Bersinergi Majukan Pendidikan
Asa Tak Henti Bangun Asrama Tahfidz Hidayatullah Nisam
Koramil 03/Serpong Jumsih di Pondok Pesantren Hidayatullah
Muslimat Hidayatullah Sumut Ikuti Acara Marhalah Wustha