SEMANGAT juang yang integratif, memadukan intelektual, emosional dan spiritual memang menghasilkan kekuatan luar biasa. Terbukti dalam perjalanan 20 tahun Hidayatullah, salah seorang kader Ustadz Abdullah Said sukses “mengguncang” London.
Ini bersumber dari penuturan sang pendiri Hidayatullah itu sendiri saat berceramah di Karang Bugis, Balikpapan, pada 14 Rajab 1413/ 7 Januari 1993):
“Dan, yang menggelitik surat dari London, dari Pak Soewardhani, yang sedang berada di England.
Gencar akhir-akhir ini suratnya dan terakhir kemarin setelah beliau (Soewardhani) ceramah di rumah Duta Besar RI di London, di rumah adik Pak Habibie.
Habibie juga namanya, mantan Dirje Perla (Perhubungan Laut) di Jakarta.
Oleh ibu-ibu, istri-istri duta dan staff kedutaan mereka minta supaya Ustadz Dhani saja terus yang ceramah.”
Fakta ini tentu saja menarik, tidak saja kala itu terjadi. Sampai sekarang pun, rasanya ini adalah satu kisah yang unik sekaligus memantik superioritas kader-kader Hidayatullah.
Biasa Ceramah di Papua
Ustadz Abdullah Said melanjutkan kisahnya.
“Dia bilang laku juga Ustadz Dhani di London. Dia pikir, dia kira, saya cuma laku di Fakfak. Tau-tau laku juga di London.
Dia bilang dalam suratnya: ‘Ustadz tentu bisa bayangkan materi ceramah saya.’ Saya memang bisa bayangkan materi ceramah Pak Soewardhani, sehingga anak Pak Habibie Menristek, saudara Ilham Habibie sudah langsung lengket dengan Pak Soewardhani dan nyaris begitu akrab
Dan salah seorang teman dari Jerman meminta setelah mereka mengagumi bahwa masih ada manusia-manusia kayak Hidayatullah di dunia ini, mereka terkagum-kagum mereka terperangah membaca buku 20 Tahun Pesantren Hidayatullah dan majalah Suara Hidayatullah.
Kebetulan majalah Suara Hidayatullah yang nomor itu covernya tertulis ‘Bom Syahadat’ kaget dia kok syahadat bom, setelah dia baca baru dia bilang betul syahadat itu bom.
Dia minta supaya Hidayatullah mengirim santri ke Jerman supaya menjadi guru agama di Jerman.
Soewardhani bilang jadi kenyataan mimpi kita ustadz, tinggal siapa yang mau dikirim memimpin cabang Pesantren Hidayatulllah di Jerman, menyebut nama kotanya saja saya tidak berani, takut salah bapak dan saudara-saudara.”
Memaknai kisah itu, Ustadz Abdullah Said kemudian kembali menstressing pentingnya hal-hal mendasar bagi seorang kader dalam gerakan dakwah.
“Gambaran-gambaran ini hendaknya membuat kita yakin, kalau niat memang terus kita jaga, irama suasana jihad terus kita pelihara, jangan sampai kita menganggap tidak ada apa-apa.”
Sosok Soewardhani
Ustadz Masykur Suyuthi, kurator pengumpulan dokumentasi ceramah ceramah pendiri Hidayatullah, memberikan keterangan kepadaku bahwa Ustadz Soewardhani adalah santri senior.
Beliau termasuk tokoh perintis dakwah di Papua. “Seangkatan dengan Ustadz Hasan Suraji, Ustadz Yusuf Suraji, dan lain-lain,” tulisnya melalui pesan WA.
Soewardhani memang sosok dari kalangan berada, ekonomi menengah ke atas.
Pernah ada muncul kisah, Soewardhani sudah dapat tiket untuk kuliah kedokteran di Jawa. Tapi, entah mengapa, ia lari dari bandar dan akhirnya mendapat hukuman dari keluarga.
Keluarga kian tak mengerti, kala Soewardhani ternyata memilih bergabung dengan Pesantren Hidayatullah.
Dan, sebagai keluarga berada, Soewardhani punya om yang bekerja di KBRI London.
Saat jalan-jalan atau sedang berkunjung ke London itulah, riwayat yang “mengguncang” London hadir. Begitulah informasi dari Babeh Dzikru, yang juga pernah tinggal di London.
Pertanyaannya kemudian mengapa Ustadz Soewardhani menjadi begitu superior?
Boleh jadi karena adanya positivitas, yakni rasa percaya diri yang hadir karena memang sikap dan perilaku positif selama mengikuti ritme hidup dalam pesantren.
Secara teori, orang akan sangat senang bahkan tertarik pada energi positif, karena langsung bisa merasakan apa yang jadi energi orang yang punya semangat bahkan visi dan tegas dalam memandang kehidupan dunia ini secara positif.
Dan, bagaimana mungkin Ustadz Soewardhani tidak percaya diri kala perjalanan Hidayatullah telah genap 20 tahun, lengkap dengan sarana dakwah berupa Majalah Hidayatullah.
Satu-satunya PR dari kisah itu yang harus generasi muda Hidayatullah wujudkan sekarang adalah kapan mengirimkan kader-kadernya menjadi imam dan dai di London, Jerman dan belahan dunia lainnya.*/
*) Penulis bergiat di lembaga kajian Progressive Studies and Empowerment Center (Prospect) prospect.or.id | Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah 2020-2023. Publikasi pokok pokok pemikiran dan gagasan-gagasan orisinil Ustadz Abdullah Said ini atas kerjasama Media Center Silatnas Hidayatullah dan Hidayatullah.or.id dalam rangka menyambut Silatnas Hidayatullah 2023