KAIRO (Hidayatullah.or.id) — Suasana Baitul Hadhoroh (Rumah Peradaban) Hidayatullah Mesir pada Rabu (2/10/2019) malam waktu setempat terasa lebih hangat. Pasalnya, salah seorang anggota Dewan Pertimbangan Pimpinan Umum Hidayatullah Ust Dr Ir H Abdul Aziz Qahhar Muzakkar, M.Si bersama istri berkunjung untuk pertama kalinya ke tempat ini.
Acara yang bertajuk Silaturahmi Kader ini dimulai selepas shalat maghrib hingga sekitar pukul 20.00 CLT. Sejumlah 35 anggota Himayah yang terdiri dari 29 ikhwan dan 6 akhwat turut mengisi aula Baitul Hadhoroh sebagai markas Hidayatullah Mesir yang beralamat di Hay Asyir, Nasr City, Kairo.
Dalam penyampaiannya, ustadz yang karip disapa AQM ini menekankan perlunya menghubungkan generasi pendahulu dengan generasi baru lembaga Hidayatullah melalui diskusi-diskusi.
Sebab, lanjut dia, lahirnya SDM melalui pendidikan tinggi seperti di Mesir ini juga merupakan salah satu harapan besar lembaga.
“Sayangnya ada banyak hal yang masih kurang tersambungkan antar beberapa generasi ini baik secara manhaj maupun secara spirit perjuangannya,” katanya.
Peraih gelar doktor dari UIKA Bogor ini menceritakan sedikit sejarah pendahulu Hidayatullah dalam membuka cabang pesantren dengan modal yang minim. Meski begitu, kesuksesannya terbukti dengan berdirinya 300 lebih cabang Hidayatullah dari Sabang sampai Merauke.
Dia menerangkan, kunci dari sejarah pendahulu itu adalah adanya spirit yang sangat tinggi.
“Antum ini bisa dibilang sudah cukup ilmunya dibanding pendahulu-pendahulu Hidayatullah yang membuka cabang di banyak tempat. Tapi pertanyaannya, apakah spiritnya ini masih berlanjut,” papar beliau seraya memotivasi.
Dalam kalam penutup, AQM berharap selagi beliau di Mesir selama sebulan ini bisa diadakan kembali beberapa kali pertemuan bersama kader Hidayatullah di Mesir.
Menurut anggota DPD RI perwakilan Sulsel 2004-2019 ini, masih banyak sekali pembahasan yang perlu didiskusikan seputar kiprah yang Hidayatullah di masa yang akan datang. Tema ini kata beliau belum termasuk materi dakwah Islam secara umum dan lebih lagi tentang politik umat di Indonesia.
“Ini saya baru bicara Hidayatullah ya, itu pun baru sedikit. Saya belum bicara dakwah Islam Indonesia, saya juga belum bicara politik umat, karena ini (Hidayatullah) masih menjadi soal besar kita,” pungkasnya.*/Himayah Mesir