Hidayatullah.or.id – Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) melanjutkan dukungannya bagi pembibitan kader-kader ulama Indonesia.
Setelah tahun lalu membiayai sewa apartemen asrama mahasiswa di Kairo, kali ini BMH menunaikan amanah masyarakat Indonesia dengan memberi beasiswa kepada sembilan kader yang sedang menuntut ilmu di Khartoum, Sudan.
Kesembilan orang kader itu masing-masing menerima USD 150. “In syaa Allah minggu depan akan dimusyawarahkan tentang keberlanjutan program ini,” jelas Wahyu Rahman, Chief Executive Officer (CEO) BMH.
Wahyu mengaku sangat terkesan setelah merasakan seminggu hidup dan berkegiatan bersama para mahasiswa ini di ibukota Sudan.
“Mereka kompak dan solid, berbakat dalam interaksi dengan berbagai pihak, dan punya kemampuan kepemimpinan,” kesan Wahyu.
Menurutnya pihak BMH memiliki tiga harapan atas kader-kader ulama ini. Pertama, semoga mereka fokus dan bermujahadah dalam menuntut ilmu.
Kedua, semoga saat pulang ke Indonesia mereka mampu menerangi lingkungannya dengan cahaya ilmu. Ketiga, semoga mereka menjalin persaudaraan dengan semua mahasiswa dari negara lain demi membangun jaringan ilmu, pendidikan dan dakwah yang lebih luas.
Faiz Ahmad, salah satu penerima beasiswa BMH menyatakan sangat berbahagia menerima dukungan ini. Setiap tahun dirinya harus bayar biaya kuliah USD 400. Itu karena Faiz tidak termasuk mahasiswa yang digratiskan oleh Fakultas Dirasah Islamiyah di Universitas Afrika Internasional tempatnya belajar.
Sehari-hari pemuda asal Dumai, Riau, ini menyempatkan berjualan apa saja guna mencukupi keperluan hidupnya. Alhamdulillah, Faiz tinggal di asrama gratis yang disediakan universitas.
Meski begitu, untuk keperluan transpor ke beberapa majlis ilmu yang diikutinya, makan, minum, beli buku dan lain-lain, kebutuhan rata-rata Faiz setiap bulan USD 100.
Wahyu bertekad menggolkan hasil musyawarah BMH agar program beasiswa ini berkelanjutan, katanya, “Sampai mereka selesai kuliah”.
Semoga hidayah ilmu yang didapatkan oleh para mahasiswa ini, kata Wahyu, akan mengantarkan hidayah Tauhid ke sebanyak mungkin manusia.
Allahumma aamiin.
“Kayaknya saya juga tertarik mau belajar bahasa Arab lagi di Khartoum. Doakan ya,” kata Wahyu Rahman yang tahun ini genap berusia 50 tahun, sambil tersenyum. (prl/hio)