Hidayatullah.or.id – Berada di Jalan Silkar, Kilometer 2,5 RT 17, Desa Girimukti, Kabupaten Penajam, Kalimantan Timur, Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Penajam berdiri.
Dengan luasan 23 hektare (ha), pesantren yang berdiri sejak 22 Oktober 2002 dan mulai beraktivitas 2004 tersebut telah meluluskan ratusan santri dari berbagai daerah.
Dua kelompok santri tampak khusyuk membaca Al Quran usai melaksanakan shalat Jumat. Mereka membuat lingkaran di dalam masjid. Didampingi sejumlah pengajar, para santri terus membaca Al Quran.
Pesantren memang mewajibkan para santri membaca Al Quran terutama usai melaksanakan shalat.
Bahkan, selama bulan Ramadhan, para santri diwajibkan mengkhatamkan Al Quran minimal sekali.
Bukan hanya itu, mereka juga harus melakukan tadarus usai melaksanakan shalat di masjid. Para santri bukan hanya dari wilayah PPU namun ada yang berasal dari Sulawesi Selatan bahkan Sorong, Papua.
Ketua Yayasan Hidayatullah Penajam, Mujibu Rahman menjelaskan, metode pembelajaran yang diberikan selama ini sebagian merupakan pelajaran umum, dan sebagian pelajaran Agama Islam. Pesantren ini mendirikan lembaga pendidikan mulai tingkat TK/Pendidikan Anak Usai Dini (PAUD), SD sampai SMP.
Sampai saat ini, jumlah santri mencapai 90 orang. Mereka tinggal di asrama di lingkungan pesantren.
“Jadi kami siapkan asrama untuk laki-laki dan perempuan,” katanya.
Untuk kegiatan pesantren, setiap tengah malam diwajibkan bangun shalat tahajud. Setelah itu, bangun lagi melaksanakan shalat subuh.
Selama ini lanjut Mujibu, selain memberikan pelajaran umum juga tentang agama Islam. Setiap santri diwajibkan menghafal minimal 3 juz selama menempuh pendidikan di pesantren.
Untuk melakukan itu, pengajar selalu memantau dan memberikan bimbingan agar kewajiban mereka menghafal 3 juz bisa tercapai.
Selain itu, mereka dibekali kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, sepakbola, tenis meja sampai pencak silat.
Bahkan untuk pencak silat ini, seorang santri berhasil meraih juara kedua kejuaraan tingkat Kaltim.
Bukan hanya itu, sejumlah santri juga sering mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat kabupaten.
“Salah seorang lulusan pesantren ini juga sudah melanjutkan studi di Mesir dengan dana beasiswa,” ujarnya.
Di kawasan pesantren seluas 32 ha ini, pengurus juga menanam kelapa sawit seluas 6 ha, kebun buah naga serta kolam ikan seluas 2 ha.
Khusus untuk kolam ikan, hasil panen hanya untuk dikonsumsi kalangan internal Pesantren Hidayatullah.
Hal yang menjadi kendala saat ini lanjut Mujibu, jumlah ruang kelas belajar yang belum mencukupi dengan jumlah santri sehingga berharap uluran tangan dari para donatur untuk membangun penambahan RKB.
Bahkan harapannya ke depan, Pesantren Hidayatullah ini bisa menjadi tujuan para anak-anak di PPU untuk belajar tentang Agama Islam tanpa harus keluar PPU. (trb/nws)