ALHAMDULILLAH, hari Rabu kemaren telah lahir anak kami yang ketiga dengan selamat. Kami sekeluarga sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semuanya yang ikut mendoakan kelancaran persalinan istri kami.
Namun, sampai saat ini, masih membayangkan bagaimana dengan orang suku Togutil pedalaman Halmahera yang ketika akan proses melahirkan anaknya berada di hutan. Ada rasa prihatin. Haru, sedih, kagum dan kadang menentaskan air mata ketika mengingat mereka akan melahirkan.
Lahir di hutan, tanpa dibantu dokter atau bidan. Tanpa alat bantu medis atau kedokteran. Gimana caranya? Zaman sekarang kok masih ada!
Dalam perjalanan beberapa kali ini ke hutan untuk pembinaan ke para mualaf pedalaman Halmahera, kadang kami dipertemukan dengan beberapa orang suku yang melahirkan anaknya di hutan baru satu hari pasca melahirkan.
Lahir sendiri. Tanpa bantuan dokter atau bidan. Tanpa peralatan medis atau kedokteran. Allahu Akbar!
Luar biasa, bayinya pun lahir normal. Entah makan apa dan bagaimana cara melahirkan, semuanya tentu dengan peralatan yang sederhana tradisional ala suku. Proses melahirkan berjalan lancar. Untuk alat potongnya pun masih menggunakan kulit bambu yang tajam.
Rumah mereka pun biasanya cuma beratap dedaunan dan tanpa dinding. Kalau hujan kehujanan. Kalo dingin kedinginan. Apalagi kalau malam kehujanan. Saat kita bermalam bersama mereka, kita pun basah bajunya sampai kering di badan.
Sedangkan untuk menandakan umur bayi, orang-orang suku Togutil ini biasanya menandai dengan ikut ditanamnya sebuah pohon. Besar dan tingginya pohon menunjukkan umur si bayi sampai dewasa. Maklum mereka belum mengenal hitungan tanggal kalender seperti kita.
Sebagian mereka kalau ditanya, “Bapak umur berapa tahun?” Mereka jawab, “Tunggu ya, nanti mau lihat orang tua saya tanam pohon.” Wah, serba salah jika tanya umur mereka ini. Terus, kira-kira mereka punya acara ulang tahun gak ya?
Semoga Allah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk mereka dan memberikan kebaikan dan keberkahan untuk kita semua. Aamiin.
Insya Allah bulan Dzulhijjah ini kita akan mengadakan Qurban untuk mereka para mualaf dan masyarakat pedalaman Halmahera. Yuk ikutan. Barakallah fikum.
NURHADI, penulis adalah dai Hidayatullah yang bertugas membina masyarakat pedalaman Suku Togutil.