AdvertisementAdvertisement

Syahadat Luruskan Orientasi

Content Partner

ORANG-ORANG kafir Quraisy makin frustasi ketika Muhammad dan para sahabat tetap kukuh berdakwah. Meskipun sudah ditekan, diintimidasi, dibatasi dan kekerasan yang lain.

Sehingga mereka mencoba dengan cara halus. Melalui pamannya yaitu Abu Tholib yang dianggap memilikli bargaining posisition.

“Wahai Muhammad kalau engkau ingin tahta maka kepemimpinan Quraisy akan diserahkan kepadamu. Kalau ingin harta, seluruh harta orang Quraisy bisa engkau miliki, jika engkau mau wanita maka seluruh wanita tercantik di Quraisy bisa engkau peristri. Asal engkau menghentikan dakwahmu”

“Tidak, wahai Paman. Seandainya orang Quraisy bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiri ku, maka aku tidak akan pernah berhenti berdakwah”

Subhanallah, betapa kuat pendirian Rasulullah dan para sahabat dalam amanat dakwah dan tarbiyah. Sangat jelas orientasi hidupnya bukan untuk dunia.

Secara kemanusiaan, apa yang dicari setelah punya tahta, harta dan wanita? Itu kan tiga hal yang dikejar-kejar manusia sejak dulu hingga hari ini. Dari pagi, siang, sore dan malam hari.

Tiga hal itu dulu ditolak Rasulullah, tapi sekarang diperebutkan umat atau masyarakat.

Mengapa Rasulullah tidak mau menerima tawaran yang menarik itu? Bukankah itu semua bisa dimanfaatkan untuk dakwah?

Bukan Rasulullah dan kita tidak perlu harta, tahta dan wanita. Tapi itu bukan orientasi, hanya washilah. Perbedaan orientasi dan washilah itu beda-beda tipis, tapi konsekwensinya tidak tipis, namun besar sekali.

Contoh, kita punya orientasi berdakwah ke pedalaman dan harus menggunakan washilah mobil sebagai kendaraan. Ketika tidak dapat mobil maka washilah bisa cari motor, sewa ataupun jalan kaki.

Berbeda ketika orientasinya mobil, maka segala daya upaya akan dilakukannya untuk dapat mobil. Washilah bisa berubah, orientasi harus teguh.

Itu pentingnya orientasi hidup yang berpengaruh kepada fikiran, sikap dan perilaku kita. Ketika sudah mempersaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Maka orientasi hidup hanya untuk Allah, bukan ke yang lain. Meskipun banyak ancaman yang menegangkan, banyak godaan yang menggiurkan.

Ketika mempersaksikan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Maka jalan Sunnahnya adalah jalan terbaik untuk diikuti. Jalan Nabi Muhammad tidak pernah bergeser dari jalan dakwah dan tarbiyah.

Ketika mengikuti jalan nabi, maka akan bertemu dengan tantangan dan godaan yang mirip-mirip. Hanya bobot, jenis dan namanya saja berbeda.

Tuduhan teroris, radikalisme dan kriminalisasi para ustadz dan dai. Pembatasan dan pengawasan materi Khutbah atau ceramah. Itu lagu lama dengan irama baru.

Godaannya juga kurang lebih sama. Difasilitasi untuk bisa jadi ini dan itu, diberikan iming-iming sesuatu atau dijebak aneka ragam bentuk materi. Itu ujian keteguhan orientasi kita.

Tulisan ini juga washilah untuk menyampaikan sesuatu. Orientasinya membangun kesepemahaman tentang bersyahadat dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bisa saja suatu saat ketemu, diskusi atau dialog.

Media sosial juga washilah, karena manusia hari lebih banyak yang bergentayangan di dunia Maya daripada dunia nyata. Washilah untuk menyebarkan informasi pendidikan Hidayatullah.

ABDUL GHOFAR HADI

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img