MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) Syabab (Pemuda) Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Bincang Keummatan dengan mengangkat tema “Menjaga Harmonisasi Antar Ummat dengan Mengedepankan Nilai-nilai Pancasila Menyongsong Pileg dan Pilpres 2019 yang Damai dan Dejuk”, Ahad (21/10/2018).
Ketua PW Syabab Hidayatullah Sulawesi Selatan Muhammad Roby Sebastian, dalam kesempatan tersebut mengatakan gelaran acara ini sekaligus memuat seruan agar penyelengggaraan Pemilihan Umum (PemilU) serentak 2019 mendatang untuk menentukan Presiden dan anggota legistalif agar berlangsung damai dan sejuk.
Dia mengatakan, setiap kompetisi, pasti ada riak-riak negatif yang menyertai. Sehingga tugas kita sebagai pemuda dan santri bagaimana agar tidak terprovokasi, tidak terperdaya pada isu yang bisa merusak harmonisasi kita sesamaa umat.
“Kita lihat saja apa visi misinya, mana yang baik di antara para calon. Kita tidak boleh saling mencederai kalau ada yang mencederai itu pasti melanggar aturan,” jelas Roby yang baru menanggalkan masa lajangnya belum lama ini.
Syabab Hidayatullah, jelas dia, akan terlibat aktif dalam mengkampanyekan pemilu damai dan sejuk serta mendorong segenap pemuda tidak terjebak dalam siklus politik yang sudah barang tentu tidak selalu linier.
Lebih jauh dia menerangkan Syabab Hidayatullah adalah organisasi kepemudaan nasional yang berfokus pada pembinaan dan pemberdayaan generasi muda dalam rangka menyiapkan kader bangsa dalam bingkai Islam yang berdedikasi serta memililiki loyalitas keindonesiaan.
Sementara itu, pembina Kampus Hidayatullah Makassar, Ust Abdul Majid, selaku pembicara di hadapan santri, ini mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Sehingga, nilai-nilai demokrasi haruslah dijunjung tinggi dalam setiap even politik.
Dijelaskan Majid, proses Pileg maupun pilpres, ini banyak diwarnai isu hoax yang bisa saja memunculkan perpecahan ummat. Karena itu Majid berharap, mereka yang berada di balik calon presiden dan wakil presiden mengedepankan aspek moralitas karena masing-masing calon juga mewakili kalangan umat.
“Ketika idealisme sudah tidak ada, maka inilah yang bisa merusak harmonisasi di pilpres, harusnya kita tidak perlu saling gontok-gontokan ketika bicara Pilpres. Kita harus pelajari dulu, ketika kita paham makna dan tujuannya itu pilpres, Insya Allah pilpres berjalan dengan damai,” kata ustad Majid di Ponpes Hidayatullah, Jl Bumi Tamalanrea Permai, Makassar, Ahad (21/10/2018).
“Harmonisasi bisa terjadi ketika pihak-pikak di balik kedua tokoh (capres-cawapres) saling menjaga dan tidak menyebar isu hoax. Tugas utama ummat hari ini bagaimana membekali diri dengan nilai-nilai Pancasila terutama nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai tauhid,” tambah Majid.
Hadir juga pembicara lain, Sekretaris Kammi Sulselbar Abdul Karim. Abdul Karim, menyatakan, Indonesia bukan hanya satu kelompok atau golongan, tapi beragam. Menurutnya, menjelang Pileg dan Pilpres itu rentan terjadi perpecahan, sering kali dibenturkan isu yang mencoba memecah belah antar ummat beragama.
“Tindakan provokatif bisa kita minimalisir dengan tidak percaya isu hoaks,” katanya.*/Abdul Aziz Alimuddin