Hidayatullah.or.id – Rapat maraton antara CEO Baitul Maal Hidayatullah Ust. Wahyu Rahman, Direktur Al-Sarraa Foundation for Humanitarian Relief Ziad Said Mahmud, Pendiri dan Pembina Yayasan Sahabat Al-Aqsha Santi Soekanto, dan Ketua Departemen Luar Negeri DPP Hidayatullah Dzikrullah pertengahan Maret lalu, menghasilkan banyak kebaikan.
Diantaranya:
– BMH bertekad akan menggerakkan Syiar Nasional Infaq untuk Masjidil Aqsha dan Palestina
– BMH akan melanjutkan mendukung program beasiswa Sahabat Al-Aqsha untuk 30 mahasiswa kedokteran Palestina
– BMH akan melanjutkan pendanaan dua Markaz Tahfizhul Quran di Jalur Gaza
– BMH akan menyediakan halaman khusus di majalah MULIA yang bersirkulasi 40 ribu eksemplar untuk menyiarkan kabar terhangat dari Masjidil Aqsha dan Palestina
– BMH akan kembali ikut mensukseskan program Silaturrahim Ramadhan Imam-Imam Palestina-Suriah ke Indonesia (SIRAMAN MANIS) tahun 1437 ini.
“Kita mohon pertolongan Allah, kita ingin, di setiap rumah Muslim Indonesia ada yang selalu menjadi pengingat mereka tentang keadaan Masjidil Aqsha dan keluarga kita di sana,” tegas Ust. Wahyu Rahman, mengenai tekad BMH.
Apa bentuknya? Sedang disiapkan bersama.
Yang jelas, sejak tahun 2013 BMH sudah bergandengan tangan dengan Sahabat Al-Aqsha membantu pembelian alat-alat pengobatan dan perawatan pasien kanker untuk Pusat Kanker Al-Huda di Gaza City.
BMH juga mendukung pendanaan dua markaz tahfizul Quran, yang diberi nama dua orang pendiri Hidayatullah Ust. Abdullah Said dan Ust. Amin Bahrun (semoga Allah merahmati keduanya).
Direktur Al-Sarraa Foundation asal Gaza Ziad Said Mahmud menyambut tekad BMH, “Anak-anak Indonesia di 315 sekolah Hidayatullah sebentar lagi akan selalu rindu dengan Masjidil Aqsha, semoga ini menjadi pahala fii Sabiilillah untuk seluruh jajaran BMH.”
Santi Soekanto Pembina Yayasan Sahabat Al-Aqsha mengingatkan, “Masjidil Aqsha selalu ada di hati kita, tapi ia bisa hilang dari hati kita, bila tidak ada yang terus mengingatkan, bahwa masjid kita ini sedang dalam keadaan bahaya.”
Kota Al-Quds atau Baitul Maqdis di mana Masjidil Aqsha berada memang merupakan salah satu pusat peradaban Tauhid, selain Makkah dan Madinah.
“Umat Islam yang ada di seluruh dunia dididik oleh Rasulullah untuk mengistimewakan ketiga kota ini,” jelas Dzikrullah, Ketua Departemen Luar Negeri DPP Hidayatullah seraya mengingatkan, bahwa didikan Rasulullah itu pasti bukan berkaitan dengan soal nostalgia sejarah romantis atau bangunan fisik.
“Namun,” lanjutnya, “peradaban yang sedang kita bangun kembali sekarang, perlu banyak merujuk pada apa dan bagaimana peradaban telah dibangun Rasulullah di ketiga kota itu.”
Semoga Allah turunkan pertolongan terbaik bagi BMH untuk mewujudkan berbagai tekadnya bersama Al-Sarraa Foundation, Sahabat Al-Aqsha, dan Hidayatullah.* (Hidayatullah.or.id)