Hidayatullah.or.id — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Abdul Mannan, mengatakan seorang dai hendaknya memiliki kepekaan kemanusiaan dalam dakwahnya. Sehingga seorang yang dicap bromocorah pun harus dirangkul agar dekat kepada hidayah Allah Ta’ala.
“Ini artinya, semua insan harus diajak untuk dekat-dekat dengan Tuhan apalagi artis,” katanya didampingi artis Irwansyah usai melepas 30 dai program Dai Tangguh LAZNAS BMH di Kota Depok, Jawa Barat, pekan lalu ditulis pada Rabu, (19/08/2015).
Umumnya di masyarakat, sebutan bromocorah bermakna sangat negatif yang berkaitan dengan semua bentuk kejahatan dalam satu paket seperti doyan mabuk, maksiat, mencuri, melakukan kekerasan, dan lain sebagainya.
Ustadz Abdul Mannan dalam jumpa pers usai acara pelepasan dai, mengatakan selama umat Islam selalu mendapat stigma negatif seperti beringas, kasar, dan arogan.
Menurut beliau, stigma-stigma tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur Islam sehingga harus dieliminir.
“Kita membawa misi dakwah yang sejuk, familiar, dan semua harus diakomodasi. Kalau memang belum paham tentang Islam, kita ajak, kita sharing,” imbuhnya saat konferensi pers yang juga didampingi Direktur BMH Wahyu Rahman dan Kepala UPZ Bank Permata Syariah Aidil Muhammad.
Ditegaskannya, kita tidak boleh asal menuduh orang lain kafir atau bid’ah karena bisa jadi informasi tentang Islam memang belum sampai padanya.
“Karena itu kita hadir sebagai perantara mediator dengan penuh kesejukan untuk sampainya hidayah itu,” ujarnya.
Tradisi di Hidayatullah, jelas beliau, semua komponen harus dirangkul. Pokoknya yang namanya orang atau manusia, lanjut dia, harus diajak kepada Islam dan dekat kepada Allah.
“Bahkan yang kita biasa sebut bromocorah pun kita rekrut untuk bisa memahami Islam. Kita ajak beribadah, anaknya kita santuni,” tukasnya.
“Jangan sampai, maaf ini, semua langsung bid’ah dholalah finnaar. Ini gak bener, memang surga neraka miliknya dia, Allah Ta’ala yang punya. Jadi masalahnya disitu. Kita ini tidak boleh memvonis yang begitu-begitu,” pesannya.
Ia pun menceritakan pengalamnnya pernah bersinggungan langsung dengan orang-orang yang dicap sebagai bromocorah.
“Saya tanya, kenapa menjadi seperti itu (bromocorah), (jawabannya) anak saya mau makan, anak saya mau sekolah. Anaknya kita sekolahkan di Pesantren Hidayatullah, semuanya gratis. Akhirnya menangis dan bertaubah. Adapun masalah tatto dan lain sebagainya kalau memang tidak bisa hilang ya jangan dipaksa-paksa,” imbuhnya.
Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (LAZNAS BMH) menggelar acara pelepasan Daitangguh yang dikirim ke berbagai penjuru nusantara untuk melakukan pengabdian keummatan di tengah masyarakat.
Sebanyak 30 orang alumni tahun 2015 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) kota Depok, Jawa Barat, yang mendapatkan beasiswa sepenuhnya dari BMH, dilepas oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Hidayatullah, H. Abdul Mannan.
Semua dai sarjana ini ditempattugaskan di luar pulau Jawa. Diantaranya di Manado Sulawesi Utara, Ternate Maluku, Pangkal Pinang Belitung, Bivon Digul Papua, Sungai Nyamuk Sebatik perbatasan NKRI Kalimantan Utara, dan lain sebagainya. (ybh/hio)