AdvertisementAdvertisement

Daging Kurban yang Jadi Impian

Content Partner

KONSUMSI daging tentu bukan hal istimewa, terutama bagi keluarga yang memang mampu. Akan tetapi memakan daging adalah istimewa, bahkan jadi impian, bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan.

Catatan BPS hingga September 2022 tingkat kemiskinan di negeri ini berada pada 9,57 persen alias berjumlah 26,36 juta jiwa.

Belum lagi upaya mengatasi hal tersebut belum menunjukkan hasil. Dalam satu dekade ini tingkat kemiskinan hanya turun 2,09 persen poin atau 0,209 persen poin per tahun.

Semakin terpuruk kondisi kemiskinan Indonesia ketika Bank dunia menetapkan perubahan angka batas kemiskinan internasional. Dari 1,9 dolar AS menjadi 2,15 dolar AS. Hal itu kata seorang pejabat dalam negeri, menjadikan 40 persen orang (Indonesia) menjadi miskin.

Namun, membahas terus masalah ini juga tidak akan mempercepat penanganan kemiskinan.

Akan tetapi, menjadikan momentum yang ada sebagai bagian dari “menyelamatkan” kebutuhan penting mereka yang sulit mendapatkan gizi (konsumsi daging), seperti memanfaatkan momentum Idul Adha atau Idul Qurban, adalah satu langkah yang penting kita cermati bersama.

Konsumsi Daging

Mengkonsumsi daging memberikan banyak keuntungan bagi tubuh. Satu diantaranya karena daging kaya akan vitamin.

Daging sapi misalnya, mengandung rangkaian vitamin B dengan komposisi terbanyak. Selain itu, daging sapi juga mengandung vitamin E dan K.

Kemudian juga mengandung vitamin B12 (cobalamin). Vitamin ini memiliki banyak manfaat, misalnya untuk perbaikan kulit, suasana hati yang positif, tidur yang lebih nyenyak, dan regenerasi saraf.

Pada saat yang sama, kekurangan vitamin B12 dapat meningkatkan risiko depresi dan masalah kesehatan mental.

Selain itu daging sapi segar tanpa lemak dikategorikan sebagai daging merah.

Kita tahu, daging merah merupakan sumber zat besi yang lebih baik dibanding daging ayam maupun ikan.

Selain zat besi, daging sapi juga memiliki sejumlah nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Hanya di Idul Adha

Memakan daging bagi mereka yang miskin hanya mungkin diwujudkan saat Hari Raya Idul Adha tiba.

Hamdiah (67) rela berada di area sebuah masjid dan sabar menunggu sampai pembagian daging kurban, demi untuk bisa memakan daging pada hari raya kurban itu.

Republika melaporkan, Hamdiah rela mengantri sekantong daging kurban karena ingin keempat cucunya merasakan daging sapi.

Hal itu harus Hamdiah lakukan, karena ia masih menghidupi keempat cucunya yang masih kecil, karena anak dan menantunya sudah meninggal dunia.

“Saya shalat jamaah di sini, ngaji di sini. Kalau tahun kemarin saya cuma dikasih tulang, akhirnya saya masak sup. Ini tadi alhamdulillah saya dibantu Babinsa, lalu dikasih daging,” ujar Hamidah semringah usai menerima daging kambing dari panitia, seperti dilansir Republika, Senin (12/9).

Pengalaman penulis mengantarkan hewan kurban ke Kampung Fatumarando di Morowali Utara, sebuah dusun di bawah kaki Gunung Bongka, mereka tak pernah bertemu daging, kecuali Idul Adha.

Itu pun kalau ada lembaga yang datang mengirimkan hewan kurban ke kampung mereka.

Kala itu (2017) perjalanan ke kampung itu tidaklah mudah, penulis harus menempuh perjalanan 6 jam melawan arus sungai dengan menggunakan ketinting dari kayu yang sudah mulai lapuk dan bocor.

Perjalanan itu merupakan tahap akhir, setelah penulis melakukan perjalanan darat dari Luwuk Banggai ke Pandauke kemudian Lijo yang ditempuh nyaris 24 jam, itu pun jika salah satu sungai terdekat Pandauke tidak tenggelam karena banjir yang kerap kali datang di malam hari.

Itu hanya secuil dari kondisi masyarakat yang memang benar-benar jarang makan daging. Sebagian dari mereka berada di titik yang jauh dari ibukota negara.

Namun beruntung, atas kuasa Allah, selalu ada hewan kurban yang datang ke lokasi mereka nun jauh dan penuh perjuangan menempuhnya, karena antusias umat Islam mengamalkan ibadah kurban.

Bukti Nyata Kebaikan

Pada 2023 alias Dzul Hijjah 1444 H, BMH hadirkan program kurban dengan tagline “Qurban 1444 H Bukti Nyata Kebaikan.”

Seperti dalam ulasan di awal, daging kurban menjadi satu kebaikan yang sangat masyarakat idam-idamkan. Beberapa titik desa yang pernah BMH hadirkan hewan kurban pernah ada yang 15 tahun tidak menikmati daging kurban. Itu berarti 15 tahun mereka tidak makan daging.

Direktur Utama BMH, Supendi dalam Konferensi Pers Lumbung Ternak di Baduy Luar, Lebak, Banten pada 10 Juni 2023 menjelaskan bahwa sejak berdiri hingga tahun 2022 BMH telah mendistribusikan daging hewan kurban kepada 9 juta penerima manfaat.

Dalam kata yang lain, data-data soal kemiskinan, kesulitan dan kekurangan gizi bisa kita ikut membantu menjawabnya. Di antaranya melalui momentum Idul Adha. Jadi, Idul Adha adalah momentum ibadah sekaligus solidaritas sosial dan bahkan kesehatan dalam hal ini pemenuhan kebutuhan gizi.

Lebih luas lagi ada sarana infak dan sedekah yang bisa kita lakukan secara rutin sepanjang hayat kita.

Namun demikian, masalah kemiskinan butuh kesadaran dan gerakan komprehensif yang berkesinambungan. Semoga kedepan pemerintah semakin serius dan angka kemiskinan bisa diatasi dengan baik. Ketika itu terjadi, maka konsumsi daging rakyat Indonesia tidak hanya “bergantung” pada Idul Adha.*

*) Imam Nawawi, penulis adalah Kepala Humas BMH Pusat

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Al-Alaq sebagai Tantangan Intelektual Menemukan Tuhan

TULISAN ini bukanlah sebuah tafsir, melainkan hasil ikhtiar refleksi diri mentadaburi surah Al-‘Alaq yang merasa penulis perlu renungkan kembali...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img