TOGUTIL (Hidayatullah.or.id) — Dai adalah penjaga garis depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah yang selalu menjadi spirit bagi segenap kader dai Hidayatullah yang ditugaskan di mana saja terutama mereka yang mengabdi di daerah pedalaman, terpencil dan terasing.
Dengan berbekal itu pula, Nur Hadi, dai Hidayatullah yang bertugas membina masyarakat muallaf pedalaman Suku Togutil, Halmahera, Maluku, memberikan materi wawasan kebangsaan untuk mengajak suku terasing ini lebih mengenal negerinya tercinta.
“Alhamdulillah di bulan Agustus ini kami bisa berkunjung ke orang-orang suku terasing di pedalaman Halmahera. Mereka adalah saudara kita,” kata Nur Hadi.
Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74, Nur Hadi dan sejumlah rekannya beberapa waktu lalu kembali menemui masyarakat pedalaman tersebut seraya membawa pakaiandan sembako dari umat yang dititipkan kepadanya. Tak lupa ia juga membawa bendara Merah Putih.
Pada kesempatan tersebut Nur Hadi memperkenalkan bendera Merah Putih beserta muatan makna yang terkandung di dalamnya kepada suku Togutil yang masih terasing ini. Nurhadi mengajak mereka untuk mencintai Indonesia dan menegaskan mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari NKRI.
“Kedatangan kita kali ini ingin menegaskan bahwa kita ini tinggal di Indonesia. Walaupun kita berbeda suku, bahasa dan tempat tinggal, tetapi kita ini saling bersaudara dan saling bantu membantu satu sama yang lainnya,” kata Nur Hadi.
Nur Hadi mengatakan, meskipun suku Togutil masih terasing di pedalaman, namun mereka adalah warga negara Indonesia saudara-saudara kita yang juga ingin turut memperingati Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-74 seraya memperkenalkan kepada mereka tentang negeri gemah ripah loh jinawi ini.
“Bersama ini pula kita bawakan pakaian layak pakai untuk mereka. Ada selimut, baju koas, celana dan pakaian lainnya. Bantuan pakaian ini merupakan sumbangan dari para muhsinin yang selalu membantu kegiatan kami di pedalaman Halmahera,” pungkas Nur Hadi. (ybh/hio)