KUKAR (Hidayatullah.or.id) – Dalam rangka memperkuat ukhuwah dan akidah Islamiyah, pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bekerjasama dengan DPD Hidayatullah setempat menggelar safari dakwah ke Kecamatan Sebulu, Kukar, Kaltim, beberapa waktu lalu dan ditulis Senin (106/11/2017).
Pada kesempatan tersebut, silaturrahim safari dakwah dilakukan di Kecamatan Sebulu atau tepatnya di SP 1 Kukar. Acara ini dikemas dalam bentuk Malam Bina Iman dan Takwa (Mabit).
Kegiatan yang rutin dilakukan minimal sekali sebulan ini diikuti oleh seluruh elemen amal usaha yang tergabung di lingkungan kerja Pondok Pesantren Hidayatullah Kukar.
“Jadi setiap institusi atau amal usaha yang ada di DPD Hidayatullah Kukar harus mengirimkan minimal 1 orang perwakilan,” kata Ust Endi Haryono selaku pimpinan Ponpes Hidayatullah Kukar.
Dalam tausiah Mabit, Ust Endi Haryono berpesan kepada seluruh hadirin yang ada agar senantiasa meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah Ta’aala. Serta, memahami keduudukan manusia di permukaan bumi ini.
“Kalau kita shalat, mengaji, puasa, dan sedekah itu merupakan tugas kita sebagai hamba Allah di bumi ini. Adapun tugas kita sebagai Khalifatullah adalah bagaimana menjadikan orang yang tidak bisa mengaji menjadi bisa, menjadikan orang yang tidak bisa shalat menjadi bisa sholat,” pesan Endi.
Dia melanjutkan, sebagai orang-orang yang beriman ada 2 kesyukuran yang wajib kita lakukan. Yang pertama, kata dia, kita bersyukur karena Allah telah menciptakan kita dengan sebaik-baik ciptaan selaku hamba-Nya (Abdullah), dengan kesempurnaan fisik yang begitu sempurna tanpa sedikitpun kekurangan di dalamnya.
Kesyukuran yang kedua, lanjut Endi, adalah karena derajat kita lebih tinggai dari semua makhluk ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini (khalifatullah). Seraya mengutip firman Allah dalam Quran Surah At Tiin [95] 1-6.
“Demi buah Tiin dan buah Zaitun, demi Gunung Sinai, dan demi negeri (Mekkah yang aman ini, sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”
“Ini merupkan karunia yang patut kita syukuri dengan banyak mengingat Allah baik di waktu senggang maupun sempit. Namun kedudukan manusia yang begitu mulia tersebut bisa hina dina manakalah manusia sudah tidak taat lagi kepada Allah Ta’aala. Kedudukan manusia yang derajatnya paling tinggi tersebut bisa hancur manakala kemaksiatan kepada Allah terus dilakukan. Allah kembalikan manusia ke derajat yang serendah-rendahnya,” ungkap Endi.
Kegiatan Rutin
Dakwah silaturrahim ke berbagai tempat termasuk ke pemukiman warga dan tokoh-tokoh ini merupakan program rutin yang digalakkan oleh Pesantren Hidayatullah Kukar. Kegiatan ini diikuti oleh segenap perwakilan institusi amal usaha Hidayatullah Kukar.
Selain dalam rangka mengkondisikan peserta untuk menjaga serta terus merawat tradisi silaturrahim guna mempererat ukhuwah antar sesama umat Islam dan sesama manusia, kegiatan ini kerap diisi khutbah Jumat di tempat tujuan, pengajian ibu-ibu setelah sholat Jumat dan pada malam harinya dilanjutkan dengan pengajian akbar yang dihadiri oleh masyarakat yang ada di daerah SP 1 dan sekitarnya (SP adalah istilah untuk setiap distrik wilayah transmigrasi)
Sebulu sebenarnya termasuk kawasan di Kaltim yang cukup terpelosok. Pembangunan dan infrastruktur yang memadai belum sepenuhnya tersedia di sini. Untuk bisa tiba di Kecamatan Sebulu setidaknya butuh waktu kurang lebih 1 setengah jam lamanya.
Perjalanan tersebut itu sudah termasuk dengan menyeberang sungai Mahakam menggunakan kapal Feri kayu, kapal penyebrangan masyarakat yang sudah 24 jam beroperasi beberapa bulan terakhir.
Menurut informasi dari sejumlah pihak, naik kapal feri sebenarnya cukup berisiko aman. Sudah ada beberapa yang tenggelam.
“Dulu sebelum jalannya yang ada di buat, masyarakat harus memutar lewat simpangan Lembuswana Tenggarong-Samarinda, sekitar dua setengah jam lebih untuk bisa tiba dengan selamat,” ungkap Ust Ngali, dai Hidayatullah yang sudah 5 tahun lebih bertugas di Sebulu.*/Hasan Kunio