HIDORID — Pengurus Daerah (PD) Hidayatullah Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar pengkaderan melalui diklat dasar atau Daurah Marhalah ‘Ula di Aula Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar, BTP, selama 3 hari, Jumat-Minggu (27-29/12/2013) lalu.
Peserta dauroh berasal dari kader, simpatisan, dan warga Hidayatullah dari wilayah Makassar, Barru, dan Bantaeng. Daurah berjenjang tersebut merupakan tahapan pengkaderan Hidayatullah untuk melahirkan kader dakwah unggul dan berkarakter.
Ketua Steering Committe Daurah Marhalah ‘Ula Hidayatullah Makassar, Ustadz Burhanuddin, mengatakan marhalah ini diselenggarakan untuk setiap pribadi yang ingin menjadi bagian dari komunitas dakwah Hidayatullah. Dauroh ini sebagai metode untuk memahami dan mendalami pedoman dan ciri khas Hidayatullah melalui konsepnya yang dikenal dengan Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW).
“Pengurus Hidayatullah memastikan daurah yang dilaksanakan ini semata-mata untuk memahamkan manhaj Hidayatullah yang diyakini sebagai manhaj nubuwwah sebagai visi perjuangan dalam membangun umat dan meretas peradaban mulia, bukan untuk membangun egoisme organisasi,” jelas Ustadz Burhanuddin.
Ustadz Burhanuddin menerangkan pihaknya berharap peserta yang telah mengikuti daurah harus memiliki karakter yang bersahabat dengan Qur’an, berahlak mulia, berkarakter rahmatan, dan gemar menunaikan Qiyamul lail (shalat malam).
Sehingga, tegas dia, dengan amalan tersebut diharapkan kader Hidayatullah akan menjadi teladan dan berperan aktif bagi perbaikan pola pikir dan akhlak masyarakat. Dalam kiprahnya, Hidayatullah di Sulsel telah memiliki kampus dan pesantren hampir di semua kabupaten/kota, kecuali Toraja.
Kegiatan serupa baru-baru ini juga telah diadakan di Kabupaten Luwu dan Bone. Dalam daurah peserta diberikan materi yang menjadi metode dakwah Hidayatullah dalam membangun pribadi jamaah/warga dan peradaban Islam. (fir/hio/ybh)