SURABAYA (Hidayatullah.or.id) – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah menggelar Daurah Marhalah Ula (DMU) Nasional SMA secara serentak di seluruh Indonesia. Kegiatan yang mengusung tema “Kader Muda Hidayatullah: Aktif Berhalaqah, Cerdas Militan dan Pemimpin Masa Depan” ini berlangsung selama 3 hari, mulai dari tanggal 27 Mei hingga 29 Mei 2024, di semua kampus Hidayatullah se-Indonesia.
Acara pembukaan DMU Nasional SMA Hidayatullah dilaksanakan di Kampus Utama Hidayatullah Surabaya pada hari Senin, 19 Dzulqaidah 1445 (27/05/2024). Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta secara offline di lokasi pembukaan acara dan secara online dari 38 provinsi di seluruh Indonesia.
Pembukan acara ini dihadiri juga oleh sejumlah pengurus DPP Hidayatullah diantaranya Ketua Bidang Tarbiyah DPP Hidayatullah Ir. Abu A’la Abdullah, Ketua Departemen Ust. Muhammad Sholeh Usman, M.I.Kom., Ketua Departemen Kepesantrenan KH Muhammad Syakir Syafi’i, dan hadir juga unsur Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah.
Sambutan Ketua Umum
Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP Hidayatullah, Ust. Dr. H. Nashirul Haq, M.A., menyampaikan bahwa DMU Nasional SMA Hidayatullah bertujuan untuk melahirkan generasi rabbani yang berkualitas dan siap membangun peradaban Islam.
“Hidayatullah adalah wadah tarbiyah, wadah pendidikan untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan menyemai lahirnya generasi Rabbani,” ujarnya.
Dalam sambutan pembukaan acara DMU yang bertitik Pusat di Kampus Utama Hidayatullah Surabaya ini, beliau menyapa ribuan hadirin peserta offline di lokasi pembukaan acara maupun hadirin yang mengikuti secara online dari 38 provinsi se-Indonesia,
Seraya menyapa, ia menyampaikan bahwa Hidayatullah adalah wadah tarbiyah. Yakni, wadah pendidikan untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan menyemai lahirnya generasi rabbani.
“Pesantren dan sekolah Hidayatullah adalah salah satu wadah untuk mewujudkan misi ini,” imbuhnya dalam pidatonya dari Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Kota Depok, Jawa Barat.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Hidayatullah juga sebagai wadah dakwah untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ke seluruh umat manusia dan menjadi rahmat bagi semesta.
“Dengan peran itu, Hidayatullah adalah wadah pelayanan dan pemberdayaan umat dengan berbagai program-programnya di masyarakat,” tuturnya.
Tak kalah penting, ia menerangkan bahwa Hidayatullah adalah wadah pemersatu dan penyalur memperjuangkan aspirasi umat Islam.
Kesemua upaya tersebut, tegas beliau, berorientasi untuk mewujudkan peradaban Islam yaitu terbangunnya sebuah kehidupan yang berlandaskan nilai iman dan nilai nilai Islam yang dilandasi niat yang suci untuk memajukan umat, bangsa, dan negara.
Maka, jelasnya melanjutkan, untuk tujuan itulah Hidayatullah menghadirkan lembaga-lembaga pendidikan agar melahirkan pejuang-pejuang peradaban yang berkualitas.
“Berkualitas ilmunya, berkualitas imannya, berkualitas amalnya, dan ini harus menyatu sehingga lahir generasi rabbani yang ditunggu dan diharapkan oleh dunia,” pesannya memotivasi.
Pendidikan Integral
Diriingi pula oleh semangat tersebut, Ustadz Nashirul masih dalam sambutannya menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Hidayatullah adalah pendidikan integral yang memadukan aspek spiritual, aspek intelektual, aspek jasmani, aspek sosial, dan aspek kepemimpinan.
“Ini dalam rangka melahirkan generasi yang siap untuk menghadapi tantangan zaman yang begitu berat menantang,” katanya.
Ia menjelaskan, semangat kependidikan dan kepengasuhan untuk membangun karakter generasi muda Islam tersebut setarikan nafas dengan seruan konstitusi negara.
Hal tersebut, ia menyebutkan, sebagaimana telah tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan yaitu lahirnya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
“Dan, yang bisa menjawab dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu insya Allah adalah lembaga pendidikan Hidayatullah yang menempatkan aspek spiritual ruhiyah di urutan paling utama dan pertama,” katanya.
Barulah setelah itu ada aspek intelektual atau aqliyah tsaqofiyah yang membekali generasi dengan ilmu dan wawasan yang luas.
“Oleh sebab itu setiap santri harus tampil percaya diri dan tekun berlatih sehingga cakap dalam berbagai bidang dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya,” pesannya kepada 2.833 santri dengan rincian 1.554 santri putri dan 1.279 santri putra yang mengikuti kegiatan ini.
Jaga Kesehatan
Tak lupa ia juga mengingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani. Ia menyebutan fenomena kekinian dimana sekarang tidak sedikit generasi muda yang sudah punya penyakit seperti orang tua.
Karena itu ia berpesan agar santri harus selalu menjaga kesehatan. Menurutnya, kesehatan jasmani seringkali diabaikan padahal ia sangat penting.
Maka dari itu, ia pun menekankan kepada para pengasuh henkdanya tidak mengabaikan untuk memperhatikan ini kepada santrinya.
“Anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya setelah keimanan kepada Allah adalah kesehatan,” imbuhnya, seraya menitipkan pesan untuk menjalani semua proses sebagai santri dengan sebaik baiknya.
“Karena pemimpin hari ini adalah pemimpin masa depan dan semua itu ditentukan dari awal bagaimana prosesnya. Student today, leaders tomorrow. Insya Allah, kalian adalah calon calon pemimpin yang menyelamatkan negeri dan dunia,” tandasnya.*/Muhammad Zuhri Fadhlullah