Hidayatullah.or.id – Kanit Bin Polmas Polres Konawe Aipda Sulaeman, S.Pd. menghadiri Pelatihan Dasar (Diksar) Pandu Hidayatullah se-Sulawesi Tenggara (Sultra) di Pondok Pesantren Hidayatullah Konawe, belum lama ini, Sabtu (18/03/2017.
Pada kegiatan Diksar tersebut Kanit Bin Polmas Polres Konawe Aipda Sulaeman, S.Pd sebagai pemateri membawakan materi tentang penanggulangan paham radikalisme, anti Pancasila dan terorisme.
Kegiatan tersebut diikuti peserta Diksar sebanyak 120 santri hidayatullah se-Sultra. Peserta tampak semangat dan antusiasi mendengarkan pesan yang disampaikan para pemateri.
Dalam kesempatan tersebut Kanit Bin Polmas Polres Konawe Aipda Sulaeman mengajak kepada seluruh santri agar dapat berpartisipasi dalam menangkal pengaruh paham radikal dan terorisme serta dapat mensyiarkan bahwa paham tersebut bertentangan dengan undang-undang di negara Republik Indonesia.
Hidayatullah Sulawesi Tenggara menggelar pendidikan dasar (Diksar) Pandu di Pesantren Hidayatullah Konawe di Unaha. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 17 sampai 20 april 2017.
Kegiatan yang disponshori oleh BMH Sultra dan didukung oleh Syabab Hidayatullah, Mushida dan IMS ini dihadiri dari unsur Kwarcab Pramuka Konawe, Polres Konawe dan Koramil Konawe.
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka
Kabupaten Konawe, H. Irawan Laliasa.
Dalam sambutannya Ketua Kwarcab Konawe mengatakan, “Dengan adanya kegiatan ini akan menambah referensi kepramukaan di Konawe dan bisa meningkatkan karakter anak bangsa,” terangnya.
Sementara itu, Suharman, pembina Pandu Hidayatullah Sultra menjelaskan, kegiatan ini bertujuan membangun kader yang kuat jasmaninya, lurus akidahnya senantiasa memperbaiki hubungan kepada Allah dan sesama serta menguatkan nasionalisme untuk bela negara.
Menurut Syahroni, ketua panitia kegiatan Diksar Hidayatullah, kegiatan yang dihadiri sebanyak 110 peserta ini berasal dari utusan sekolah Pesantren Hidayatullah yang ada di Kabupaten Muna, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Bombana, Konawe, Konawe Selatan, Buton, Kota Kendari dan Bau Bau.
“Selama 3 hari mereka belajar baris berbaris, materi bela negara, smaphore, morse, sandi-sandi dan temali dan materi latihan fisik, games dan juga long march,” imbuhnya.
Bukan semata fisik yang ditempa dalam Diksar ini semua peserta harus optimal dalam menjalankan ibadah.
“Selama kegiatan tersebut mereka tetap wajib melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dan shalat lail,” pungkas Syahroni. (ybh/hio)