BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Hidayatullah, Dr. Dudung Amadung Abdullah, S.H, mendorong mahasiswa untuk turut menggeluti peran dalam bidang advokasi hukum di tengah era disrupsi saat ini. Hal tersebut disampaikan dia dikala menjadi narasumber Studium Generale Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah bertempat di Aula Pendidikan ‘Abdullah Said’ Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (9/9/2019).
Kegiatan yang mengusung tema ‘Peluang dan Tantangan Profesi Hukum di Indonesia Pada Era 4.0″ yang juga dikelanl Kuliah Perdana ini diikuti kurang dari lima ratus mahasiswa yang berasal dari dua Program Studi (Prodi) STIS, Prodi Hukum Keluarga (HK) dan Hukum Ekonomi Syariah (HES).
Pada kesempatan itu, Dudung Abdullah membahas urgensi dan strategi merespon perubahan masyarakat di era Revolusi Industri 4.0, khusunya bagi praktisi hukum.
Menurut Dudung, problematika hukum di tengah masyarakat kian bermacam-macam jenisnya seiring dengan kebutuhan penyelesaian hukum yang juga makin berkembang.
Dudung mengajak para mahasiswa setelah lulus kelak berkomitmen menjadi insan hukum yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan hukum di Indonesia.
“Ini penting disadari, sarjana hukum seperti kalian, bukan hanya membina dan mencerahkan umat saja. Tapi juga harus berperan aktif memberi advokasi dan pembelaan hukum untuk masyarakat,” terang praktisi yang sudah mendampingi sejumlah kasus hukum selama ini.
Menurut Dudung, keadaan seperti ini menjadi satu titik lemah umat Islam yang kadang buta dengan persoalan hukum di Indonesia. Akibatnya, menurut dia, terkadang ada hal sepele yang seharusnya dihindari, justru orang itu terpeleset di dalamnya.
“Dakwah harus dengan ilmu. Bukan cuma modal semangat saja. Apalagi ada UU ITE sekarang,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua STIS, Masykur Suyuti dalam sambutannya menekankan kepada para dosen dan mahasiswa akan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan peluang hukum di era disrupsi.
Disebutkan, lingkungan sosial boleh berubah, tapi khidmat seorang Sarjana Dai terhadap dakwah tetaplah sama, tidak berubah.
“Jadi misinya tetap sama, untuk perbaikan umat dan tegaknya nilai agama. Tapi kemasan dakwah ini yang bisa bervariasi. Bukan cuma dibatasi di podium atau mengajar saja,” jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIS Hidayatullah, Herianto Muslim, menyatakan harapannya agar peningkatan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya menguasai bidang hukum pada era disrupsi.
Diharapkan, sebagai langkah konkret, STIS segera menginisiasi terbentuknya LBH di lingkup kampus STIS Hidayatullah Balikpapan.
“Ke depan, pengabdian masyarakat STIS juga mencakup layanan bantuan hukum bagi masyarakat sekaligus menjadi laboratorium mahasiswa dalam altualisasi ilmu yang dipelajari,” ujar Herianto.
Acara berlangsung hingga jelang Zhuhur. Selain diramaikan oleh mahasiswa, juga tampak hadir, Pimpinan Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad, Ketua Dewan Pembina YPPH KH Hasyim HS, sejumlah anggota Dewan Senat STIS, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan Ust Hamzah Akbar dan para tamu undangan lainnya.*/Lukman Hakim