ADA KEBIASAAN orang Badui yang suka bertanya kepada Rasulullah dengan kepolosan dan keluguannya. Padahal para sahabat sangat berhati-hati kalau bertanya kepada Rasulullah.
Ada beberapa hadist menerangkan cerita pertanyaan orang badui dan itu menjadi kebaikan untuk umat Islam secara keseluruhan. Berikut ini diantaranya.
Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik, ada seorang laki-laki (yang dimaksud orang Badui) bertanya tentang hari Kiamat.
“Ya Rasulullah, kapankah datangnya hari Kiamat?”
Nabi tidak menjawabnya tapi balik bertanya kepada laki-laki tersebut
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari Kiamat?”
Spontan laki-laki Badui itu menjawab, “Belum ada ya Rasulullah, selain kecintaanku kepada Allah dan Engkau Rasulullah”. Rasulullah lalu menimpali, “Engkau bersama orang yang kami cintai” ( HR. Al-Bukhori)
Anas bin Malik sungguh sangat senang dengan hadist di atas, hingga beliau berkata “Tiada yang mengembirakan hati kami daripada hadist Rasulullah, “Seseorang bersama yang dia cintai.”
Beliau juga mengatakan, “Aku mencintai Nabi salallahu ‘alaihi wasalam, Abu Bakar dan Umar. Aku berharap dapat berkumpul bersama mereka dengan bekal kecintaanku kepada mereka, kendati aku belum bisa beramal sebagaimana mereka beramal.”
Kiamat adalah peristiwa besar dan misteri kedatangannya, wajar jika sejak dulu hingga sekarang orang penasaran untuk mengetahui kepastian datangnya hari kiamat. Termasuk laki-laki Badui di atas, meski dia belum mempersiapkan amal yang banyak.
Tapi dia punya modal yang laur biasa yaitu cinta. Dengan modal cinta dapat membawa seseorang ke surga bahkan bisa berkumpul dengan orang yang dicintainya itu. Bukan cinta sembarangan tapi cinta kepada Allah dan Rasulullah.
Tidak mudah mencintai Allah dan Rasulullah, apalagi mendapatkan cintanya Allah dan Rasulullah. Sehingga Rasulullah mengajarkan sebuah doa untuk bisa mendapatkan cinta hakiki:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنْ الْمَاءِ الْبَارِدِ
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku serta air dingin. (Doa ini diambil dari hadits riwayat Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi.)
Bahkan doa ini disunnahkan dibaca setiap selesai shalat wajib. Saking penting doa cinta ini. Maka beruntung bagi seseorang yang memperoleh kecintaan Allah.
Orang yang memperoleh cinta Allah akan senantiasa mendapatkan perlindungan dari setiap bahaya dan mendapatkan bimbingan serta petunjuk pada setiap kemaslahatan. Dijamin pasti bahagia dan selamat di dunia akhirat.
Demikian juga bagi hamba yang bisa mencintai Allah melebihi apa pun termasuk dirinya sendiri, maka kebahagiaan akan diperolehnya.
Bisa mencintai istri dan dicintai istri saja sudah sangat bahagia, apalagi bisa mencintai dan dicintai oleh Allah dan Rasulullah.
UST ABDUL GHOFAR HADI