Hidayatullah.or.id – Pondok Pesantren Hidayatullah Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, berdiri sejak 1992. Bangunan pondok yang berada di Jalan AW Syahrani (eks Jalan Pendidikan) saat awal berdiri masih terbuat dari tanah.
Meski dengan fasilitas pesantren yang sederhana, keberadaan Ponpes Hidayatullah yang dirintis Ustadz Anduh Aswin dan KH Amin Fattah sudah memiliki gaung.
Memasuki kawasan Ponpes Hidayatullah langsung bertemu dengan kantor sekretariat di sisi jalan masuk. Tak jauh dari pintu masuk pesantren berdiri masjid yang baru dibangun setahun lalu, yakni Masjid Al Huda. Sebelahnya masih berdiri bangunan masjid tua terbuat dari kayu dan satu bangunan sederhana berbahan kayu berisi 6 ruang kelas yang kini dipergunakan sebagai tempat belajar mengajar siswa TK dan SD Ponpes Hidayatullah.
Saat ini, Ponpes Hidayatullah Sangatta memiliki 112 santri berikut pengasuh dan anak-anak dari para pengasuh.
Dari jumlah tersebut, 10 santri merupakan anak yatim piatu. Santri perempuan dan laki-laki memiliki pondok sendiri, begitu juga pengasuh ponpes.
Mereka tak hanya berasal dari Sangatta, tapi juga dari keluarga tak mampu di wilayah Kutai Timur lainnya. Seperti dari Kecamatan Rantau Pulung, Muara Wahau, Kenyamukan serta Bengalon.
Meski sudah cukup lama berdiri, Ponpes Hidayatullah yang terletak di tengah Kota Sangatta masih membutuhkan peningkatan infrastruktur pendidikan. Apalagi saat ini jumlah siswa terus bertambah. Ruang belajar yang nyaman dan berkecukupan sangat dibutuhkan. Untuk memenuhi kebutuhan kelas, bangunan kayu eks masjid pun disulap menjadi tempat belajar.
Pengurus Daerah Ponpes Hidayatullah Syarif Bastian mengatakan, Ponpes Hidayatullah Sangatta masih terus berusaha berbenah diri. Memperbaiki fasilitas yang ada untuk meningkatkan mutu pendidikan para santri. Termasuk membangun ruang kelas tambahan di bangunan eks Masjid Al Huda.
Syarif mengaku ingin bila warga menyebut Sangatta ada Ponpes Hidayatullah di dalamnya. Diharapkan pembangunan Ponpes Hidayatullah harus lebih maju. Termasuk membangun sarana pendidikan yang memadai. Minat warga menyekolahkan anak-anak mereka di Ponpes Hidayatullah juga meningkat.
Selama Ramadhan, kegiatan para santri tak jauh berbeda dengan hari biasanya. Hanya ditambah kegiatan buka puasa bersama, shalat tarawih berjamaah dan qiyamul lail (shalat tahajud) pada dini hari yang dilanjutkan sahur bersama.
Selebihnya, seperti shalat Magrib berjamaah, mendengarkan ceramah di antara waktu Magrib hingga Isya, kemudian dilanjutkan tadarus atau wirid malam, sebelum istirahat.
“Para santri juga sudah terbiasa bangun dini hari untuk beribadah. Sekarang Ramadhan, sebelum sahur, digelar kegiatan qiyamul lail. Setelah melakukan shalat subuh berjamaah, kita mendengarkan ceramah subuh, kemudian mempelajari terjemahan Al Quran. Semua kegiatan tersebut, merupakan kegiatan sehari-hari yang rutin dilakukan para santri di ponpes Hidayatullah,” ungkap Syarif seperti juga dikutip Tribun Kaltim.
Selain itu, mengisi bulan Ramadhan, beberapa santri Ponpes Hidayatullah Balikpapan sengaja didatangkan untuk membantu program pendidikan di Ponpes Hidayatullah Sangatta. Para santri tersebut, ikut membantu kegiatan belajar mengajar para santri selama Ramadhan. (ybh/hio)