Hidayatullah.or.id – Hidup di Dunia ini sangat terbatas. Waktu yang terbatas itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk perjuangan. Namun, agar perjuangan tersebut bisa tetap berada pada jalur yang semestinya, harus ada internalisasi ideologi yang nantinya akan menjadi pemandu jalan perjuangan.
Demikian dikatakan anggota Dewan Mudzakarah DPP Hidayatullah, Drs Nursyamsa Hadits, saat mengisi materi “Membangun Jaringan Organisasi” dalama cara Saresehan Perkaderan Syabab Hidayatullah di Kota Depok, Jawa Barat, belum lama ini.
“Internalisasi ideologi adalah upaya seorang pejuang untuk memahami dan meresepi kembali nilai-nilai ideologis yang dia anut. Serta menjadikan nilai-nilai itu ruh perjuangannya,” kata Nursyamsa.
Nursyamsa memberikan sejarah keruntuhan Andalusia sebagai contoh di mana ketika ideologi tidak lagi menjadi pemandu dan semakin jauh jaraknya dari dari kehidupan. Hal ini membawa kepada kehancuran yang dimulai dari dunia politik.
Menurut Nursyamsa, politik kaum muslimin Andalusia yang kering dari ideologi menjelma hanya menjadi perebutan kekuasaan semata yang akhirnya memangsa kaum muslimin yang ada di sana dan membawa Andalusia ke jurang keruntuhan.
“Spirit al-Qur’an mesti menjadi penggerak perjuangan seorang muslim. Terutama kader Syabab Hidayatullah. Implikasi perang salib yang masih belanjut hingga kini mengharuskan kita untuk berpegang teguh kepada al-Qur’an agar mampu tampil dan menghadapi serbuan musuh-musuh yang ingin menghancurkan Islam dan kaum muslimin,” imbuhnya.
Menurutnya, Syabab Hidayatullah, sebagai kader Hidayatullah yang berada di garda terdepan perjuangan bersama umat Islam, mesti memahami poin-poin di atas dengan baik sebagai bekal.
Selain itu, Nursyamsa mendorong Syabab Hidayatullah juga harus aktif menggalang kekuatan ekonomi yang berbasis kemandirian serta ambil bagian dalam politik. Kedua hal ini, ekonomi dan politik, adalah medan di mana Syabab Hidayatullah akan membangun jaringan organisasinya.
“Oleh karenanya Syabab Hidayatullah mesti memiliki gerakan intelektual yang khas. Sebab jika tidak, Syabab Hidayatullah tidak akan mendapatkan posisi yang diperhitungkan di medan perjuangan. Gerakan intelektual itu akan menjadi promosi organisasi yang efektif,” jelasnya.
Di akhir penjelasannya beliau menutup dengan pernyataan bahwa membangun jaringan organisasi akan sangat mudah jika kita, Syabab Hidayatullah, sudah memiliki identitas dan ideologi yang mapan yang diperkuat dengan basis sejarah yang jelas. Kemudian ditopang dengan Kemandirian Ekonomi serta dipercantik oleh Pembinaan Poltiik yang sehat.
Dakwah politis
Pada sesi tanya jawab, ada poin-poin tambahan yang juga menarik dan penting untuk dicatat. Beberapa poin itu adalah;
Pertama; penegasan akan pentingnya dakwah politis yang disampaikan oleh Imam Nawawi, sekjend PP Syabab Hidayatullah. Bercermin dari dakwah Wali Songo yang juga merupakan Dakwah Politis, Syabab Hidayatullah sudah tidak perlu lagi malu-malu untuk mengambil peran di lapangan ini.
Kedua; tema modern saat ini adalah kebangkitan Islamisme. Syabab Hidayatullah harus menjemput momentum ini.
Ketiga; perlunya diaspora di mana kader-kader Syabab Hidayatullah menyebar dan melakukan penetrasi di perguruan-perguruan tinggi.
Keempat; perlu adanya pembangunan konsep idelologi yang kuat sebagai landasan strategi politik. Untuk itu mesti ada diskusi yang intens dan kajian pemikiran yang mendalam seputar topik ini.
Kelima; penetrasi di perguruan-perguruan tinggi dapat melalui jalur idelogi dengan mengadakan kegiatan semacam ngajar ngaji dan kajian kitab.*/ Ahmad D Rajiv