“Ambilkan anu di situ, nak cepat” kutip Rita Sahara, S.Pd, menirukan kebiasaan orangtua yang sering menyuruh anak tanpa memberikan keterangan lengkap tentang maksud perintah itu.
Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Hidayatullah Pati, Jawa Tengah, ini mengkritik kebiasaan buruk para pendidik anak yang lebih mementingkan egonya.
Sebanyak 200 peserta yang kebanyakan kaum hawa memadati acara yang bertema “Orangtua profesional, anak cerdas, sehat mental – spiritual” itu usai hingga menjelang waktu shalat dhuhur. Terlihat antusias mengikuti jalannya seminar.
Bertempat di Wisma Malabbi yang berjarak 200 meter dari kampus Hidayatullah jalan Abdul Syakur kelurahan Karema Utara.
“Acara ini kami lakukan sebagai upaya pencerahan kepada pendidik anak” Sambut Halijah, S. Pd. I ketua panitia seminar.
Acara dibuka oleh wakil ketua Forum PAUD Sulbar Drs. H. Bustamin yang juga pegiat pendidikan anak “Kepengasuhan memang harus oleh semua pihak, baik ayah maupun bunda. Makanya saya mengusul supaya guru di PAUD ada laki-lakinya” kritiknya disambut aplaus peserta.
Senada dengan pemateri, bapak yang murah senyum ini menambahkan “Upaya ini sangat memberikan pengimbangan dalam pembentukan karakter anak, agar tidak didominasi oleh pihak bunda saja atau sebaliknya.
Diaminkan Rita Sahara, “Memang harus keduanya karena tidak boleh ada salah satu yang paling mnendominasi di sana. karena dua-duanya dibutuhkan oleh anak”.
Menariknya, ketika pemateri sedang memberikan pengertian tentang pentingnya mengurangi kalimat larangan dan “jangan” kepada anak, ada anak dari salah seorang peserta maju ke panggung menghadap ke depan proyektor hingga menutupi sebagian tampilan yang menyorot ke dinding. Sontak ada yang nyeletuk “Ssst.. jangan di situ, main di luar saja”.
Hingga usai acara kebanyakan peserta memanfaatkan untuk foto bersama pemateri dan beberapa Pengurus Pusat dan Wilayah Mushida Sulbar. Dan terlihat sukses bekerjasama dengan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah (LPIH). (Muhammad Bashori – Mamuju)