AdvertisementAdvertisement

Hangatnya Ngopi Bareng Tamu Silatnas Hidayatullah sambil Cengkerama di Kampus Gutem

Content Partner

RAGAM cara menikmati sisi lain dari Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang kian dipadati oleh peserta yang datang dari berbagai penjuru daerah.

Tiba pada hari Senin Shubuh, 7 Jumadil Awal 1445 (21/11/2023) di Kampus Ummulqura Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak (Gutem), sebagian peserta memilih tidak menuju ke lokasi gedung penginapan yang disediakan oleh panitia.

Mereka justru melipir ke bawah pepohonan yang tumbuh rindang di sepanjang danau di tengah pesantren. Tak butuh lama, sekitar sepuluh kemah ukuran kecil segera berdiri dengan menggelar alas menutupi rerumputan yang basah kena embun sebelumnya.

“Alhamdulillah, lebih asyik di sini. Pemandangan lebih terbuka dan suasana lebih santai untuk silaturahim,” ucap Owan, peserta asal Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.

“Banyak angin di alam terbuka begini, beda kalau di kamar rasanya agak gerah,” timpal Nuzul, lulusan SMA Al-Bayan Makassar yang kini mengabdi di Hidayatullah Masamba, Luwu Utara.

Menilik lokasi yang cukup rekreatif, tak heran, deretan kemah outdoor dengan corak warna-warni tersebut ramai dikunjungi oleh tamu dan peserta yang lain. Baik dari sesama kafilah Sulawesi Selatan ataupun dari daerah lainnya yang sengaj mampir ke lokasi kemah.

Pantauan media di lapangan, seperti pagi itu (22/11/2023), sebut saja Ismail, asal Kalimantan Utara dan Ibnu Suyuti, dari Balikpapan, yang ikut bertandang ke lokasi tenda.

Selain ngobrol dan silaturahim, hal yang menarik adalah setiap tamu selalu disuguhi dengan gilingan kopi hitam dan beberapa butir telur asin khas Sulawesi Selatan.

“Pokoknya, kalau mau ngopi datang saja ke sini, ustadz. Gratis, selama persediaan masih ada,” ucap Mardi, asal Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Ditemani awan mendung, pagi itu obrolan mereka tampak makin cair dan intim. Sesekali terdengar ada yang tertawa dan tergelak bahagia. Maklum pagi itu, para dai pemuda tersebut sedang me-replay cerita-cerita konyol mereka ketika jadi santri dahulu.

Menilik informasi yang dihimpun dari panitia, hampir di setiap gedung penginapan diakui penuh sesak oleh peserta yang terus berdatangan dari daerah.

Khusus kafilah Sulawesi Selatan, kloter pertama kedatangan yang memakai jasa KM. Pelni Bukit Siguntang saja sudah mencapai 1000 orang lebih, baik putra ataupun putri.

Belum termasuk yang berdatangan menggunakan maskapai penerbangan atau memakai kapal fery atau kapal Pelni pada jadwal berikutnya.

“Alhamdulillah, seperti tagline Silatnas. Tersenyum panitinya, bahagia pesertanya, dan tercerahkan spiritnya,” lanjut Mardi yang mengaku bahagia dengan kemah-kemah yang didirikan bersama kawan-kawannya. (mas/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Waspada Jebakan Pinjol dan Paylater Kalangan Anak Muda dengan Literasi Keuangan

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) -- Maraknya kasus jeratan pinjaman online (pinjol) dan paylater di kalangan anak muda terutama mahasiswa dan pelajar...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img