Hidayatullah.or.id -— Para santri Pesantren Hidayatullah Makassar akhirnya bisa tersenyum. Setelah lama mendambakan perpustakaan yang representatif, kini akhirnya terwujud.
Perpustakaan senilai Rp.30 juta dengan beraneka buku, seperti kitab kuning, buku bacaan dan sebagainya telah tersedia. Kemarin, perpustakaan yang terletak di Masjid Umar Alfarouq itu diresmikan langsung oleh Wali Kota Makassar, Dr. Ilham Arief Sirajuddin dengan menandatangani langsung plakat perpustakaan.
Wali Kota dari Partai Demokrat itu mengapresiasi keberadaan perpustakaan pesantren. Dia berharap, perpustakaan mini tersebut dapat dimanfaatkan oleh santri untuk menambah khazanah keilmuan.
Tidak hanya itu, masyarakat juga bisa ikut merasakan manfaat perpustakaan. Ilham mengatakan, ruang baca masyarakat di Kota Angin Mamiri terbilang sempit. Karena itu, sejak 2005, pemerintah menggulirkan program Gerakan Masyarakat Membaca.
Tasyrif Amin, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Hidayatullah dalam sambutannya mengatakan, perpustakaan merupakan salah satu syarat untuk menegakkan peradaban Islam. Sebab, perpustakaan simbol dan sumber ilmu. Seperti saat kejayaan masa Islam, umat Islam telah memiliki perpustakaan yang megah dengan ribuan kitab. Kita-kitab itu ditulis oleh para ulama dan jadi warisan berharga. Perpustakaan, lambing tradisi ilmu.
“Kalau tidak ada perpustakaan sama saja dengan membangun peradaban Islam dengan cara mengarang-ngarang,” ujarnya.
Perpustakaan itu diberi nama Ibnu Khaldun, sosiolog Muslim yang terkenal. Penamaan itu untuk mengambil spirit penulis produktif itu. Perpustakaan itu juga diharapakan dapat menstimulasi semangat membaca para santri.
Menurut Tasyrif, membaca adalah perintah Allah dalam al Quran, seperti yang tertuang dalam surat al Alaq: Iqra—bacalah. Tradisi membaca dan menulis itu, katanya awal dari membangun sebuah peradaban.* (mks/hio)