AdvertisementAdvertisement

Hijrah dan Algoritma Persahabatan

Content Partner

SALAH satu episode hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah adalah persahabatannya dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sebenarnya Rasulullah bisa saja memilih hijrah sendiri tentu Allah tidak akan membiarkannya. Atau Memilih sahabat lain yang lebih dikenal berani, kuat, dan pandai bertarung, seperti Umar bin Khattab, Ali Bin Abi Thalib atau pamannya Hamzah Bin Abi Thalib.

Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah memilih Abu Bakar Ash-Shiddiq tentu dengan berbagai pertimbangan matang. Diantaranya Abu Bakar adalah sahabat yang senantiasa taat dan membenarkan segala yang disampaikan dan dilakukan oleh Rasulullah. Beliau tidak pernah membantah dan meragukan sama sekali kabar dan perintah dari Rasulullah.

Ibnu Abbas berkata, “Abu Bakar mengungguli semua sahabat Nabi Muhammad SAW dalam kesalehan dan kebenaran, meninggalkan segala hal keduniaan dan mengandalkan Allah SWT.”

Perjalanan hijrah adalah perjuangan yang menentukan masa depan Islam, sehingga Rasulullah harus berhati-hati dan cermat dalam menentukan strategi. Salah satunya menentukan teman yang menemani perjalanan hijrah. Jika bocor sehalus apapun rencana waktu hijrah maka orang-orang kafir Quraisy akan berhasil menghalangi, menangkap, bahkan membunuhnya.

Abu Bakar yang dari awal masuk Islam, tidak pernah meragukan ketaatannya maka menjadi jaminan untuk bisa menjaga rahasia hijrah Rasulullah. Sebagaimana sabda Rasulullah:

“Aku tidak mengajak seorang pun untuk memeluk Islam, kecuali diawali dengan keraguan dan tidak langsung memberi jawaban. Hanya Abu Bakar yang tidak ragu untuk menerima dan langsung memberi jawaban ketika aku mengajaknya masuk Islam.”

Kisah perjalanan hijrah, memberikan pesan bahwa sangat penting menjalin persahabatan. Rasulullah dalam mengemban risalah Islam dan menyebarkan ke seluruh semesta alam dengan mengajak dan membina banyak sahabat.

Bukan hanya Abu Bakar ash-Shiddiq, tapi banyak sahabat yang lain dengan peran masing-masing yang tidak ringan. Semua sahabat Rasulullah luar biasa pengorbanan dan perjuangannya selama di Makkah yang bertahan dalam banyak tekanan dan ancaman. Setelah hijrah mereka disebut kaum muhajirin.

Ketika hijrah ke Madinah, mendapatkan sahabat lagi yang juga luar biasa dalam pengorbanannya. Rasulullah menjuluki dengan sahabat Anshor artinya penolong.

Persahabatan Sebagai Algoritma

Dalam hidup beriman dan berislam sangat membutuhkan persahabatan. Tidak egois dan tidak bisa sendiri untuk bisa melaksanakan kultur Islam di muka bumi ini.

Rasulullah dalam beberapa hadist menyampaikan tentang urgensi dari persahabatan. Bahwa agama seseorang sangat tergantung agama dari sahabatnya maka harus berhati-hati untuk memilih sahabat.

Sebagaimana hadist Rasulullah


عن أبي هريرة رضي الله عنه أَن النبيَّ -صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم- قَالَ: «الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُر أَحَدُكُم مَنْ يُخَالِل». [حسن] – [رواه أبوداود والترمذي وأحمد]

Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda, “Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang dari kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekatnya.”

Sahabat sangat berpengaruh kepada sahabat yang lain, bukan hanya masalah karakter dan hobi tapi juga hingga kepada agama. Kecenderungan seseorang sangat dipengaruhi oleh para sahabatnya.

Sahabat itu seperti rumus algoritma, semakin banyak sahabat yang baik maka semakin banyak nasehat dan ajakan kebaikan. Jika seseorang sering ketemu dengan sahabat yang baik maka besar kemungkinan dia akan menjadi orang baik.

Rasulullah bersabda,


الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640)

Ini rumus dan realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwa seseorang akan berkumpul sesuai dengan kecenderungannya atau kecintaannya. Jika dia mencintai sahabat-sahabat yang baik maka dengan sendirinya akan menikmati kebaikan dan dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik.

Sungguh memiliki sahabat orang-orang yang saleh adalah nikmat yang sangat besar. Sahabat yang shaleh senantiasa mengingatkan dan membimbing dalam kebaikan. Menghindarkan dari perbuatan kemaksiatan dan dosa.

Maka dari itu, sudah sepantasnya kita memahami hadits tentang sahabat berikut ini. Umar bin Khattab berkata,

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]

Persahabatan Hingga Akhirat

Persahabatan yang hakiki akan memberikan keutamaan kepada seseorang untuk memberikan syafaat kepada sahabatnya yang lain, agar mereka bisa sama-sama masuk surga dan berkumpul kembali.

Hasan Al- Bashri berkata,

استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة

”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)

Orientasi dalam menjalin persahabatan harus ditujukan hingga akhirat, bukan sekedar membangun komunitas persahabatan dan kekompakan hanya orientasi dunia. Terlalu sebentar hidup di dunia, terlalu sederhana jika hanya untuk status sosial masuk komunitas tertentu.

Semakin banyak sahabat yang baik maka semakin besar peluang untuk mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat.

Momentum peringatan hijrah, harus ada aktualisasi untuk hijrah dari sahabat yang kurang baik kepada sahabat yang baik atau mengajak hijrah sahabat yang kuat baik untuk bisa selamat dunia dan akherat.

*) Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal II DPP Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Daiyah Sarjana STIS Hidayatullah Siap Bangun Generasi Cerdas untuk Indonesia Emas 2045

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) -- Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan menggelar acara penugasan daiyah sarjana tahun 2024 di Kampus...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img