PADA momentum yang berbahagia ini, marilah kita tingkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada kita. Nikmat sehat dan kesempatan sehingga kita bisa ber-muwajahah di sini. Semoga langkah kita diberkahi oleh Allah, Aamiin.
Tidak lupa, kita bersyukur juga kepada Allah atas nikmat yang paling besar dalam hidup kita, yaitu nikmat Iman dan Islam. Nikmat hidayah, hidup di atas jalan kebenaran yang tidak mungkin digantikan dengan apapun dari kehidupan dunia ini.
Allah berfirman,
Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ų£ŁŁŁŁ ŁŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŲÆŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ£ŁŲŖŁŁ ŁŁ ŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¹ŁŁ ŁŲŖŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ¶ŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŲ³ŁŁŁŲ§Ł Ł ŲÆŁŁŁŁŲ§
āPada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. ā (QS. al-Maidah: 3).
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan sejenak merenungi kisah Nabi Ibrahim yang tersebut di dalam al-Qurāan, khususnya ketika beliau meninggalkan anaknya di lembah yang gersang (bakkah). Tiada air dan tumbuh-tumbuhan yang dikemudian hari di lembah ini dibangun Kaābah, kiblat kaum muslimin.
Kisah ini tersebut terangkai di dalam surat Ibrahim ayat 35- 39 sebagai refleksi bagi kita tentang bagaimana Bapak Monoteisme mendesain miniatur peradaban Islam, yang bisa diringkas dalam beberapa poin penting di bawah ini:
(1). Pendidikan Tauhid Menghadirkan Rasa Aman
ŁŲ„ŁŲ°Ł ŁŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁ Ł Ų±ŁŲØŁŁ Ų§Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲÆŁ Ų¢Ł ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ų¬ŁŁŁŲØŁŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲµŁŁŁŲ§Ł Ł
āDan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: āYa Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.ā (QS. Ibrahim: 35).
Kisah ini dimulai dengan permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah Sang Pencipta, agar Negeri Mekkah ini dijadikan negeri yang aman dan tentram, serta bahagia penduduknya.
Rasa aman adalah kebutuhan pokok hidup manusia. Tanpa rasa aman, hidup manusia menjadi hambar tidak bermakna, harta yang melimpah tiada arti baginya, bahkan kesehatan-pun akan mulai sirna, jika perasaan cemas selalu menghantuinya.
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita doāa meminta rasa aman di dalam hidup ini, sebagaimana di dalam hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu āanhu, bahwa Rasulullah shallallahu alahi wa salam berdoa,
Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŲ£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©ŁŲ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŲ£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁ ŲÆŁŁŁŁŁ ŁŁŲÆŁŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŁ
āYa Allah, saya memohon kepada-Mu, keselamatan di dunia dan akherat, Ya Allah saya memohon kepada-Mu, ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartakuā (HR. Abu Daud, Shahih).
Setelah memohon keamanan di negerinya, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar dirinya dan keluarganya serta anak keturunannya dijauhkan dari kesyirikan (menyembah berhala), karena perbuatan syirik adalah kezaliman yang besar dan akan mengakibatkan kesengsaraan dunia dan akherat.
Nabi Ibrahim di dalam doāa ini menggabungkan antara rasa aman dengan tauhid. Seakan-akan beliau hendak berpesan kepada umat Islam dan seluruh manusia bahwa syarat untuk mendapatkan kehidupan yang aman, tentram dan bahagia pada diri, keluarga, lingkungan, masyarakat dan negara adalah memegang tauhid erat-erat dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.
Ini dikuatkan oleh firman Allah,
Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲØŁŲ³ŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲøŁŁŁŁ Ł Ų£ŁŁŁŁŲ¦ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ£ŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁŲŖŁŲÆŁŁŁŁ.
āOrang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.ā (QS. al-Anāam : 82).
Juga Firman-Nya,
ŁŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ“Ł (1) Ų„ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł Ų±ŁŲŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŲ“ŁŁŲŖŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŲµŁŁŁŁŁŁ (2) ŁŁŁŁŁŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲŖŁ (3) Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ Ų£ŁŲ·ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ Ų¬ŁŁŲ¹Ł ŁŁŲ¢Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁ (4)
āKarena kebiasaan orang-orang Quraisy,(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kaābah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.ā (Qs. Qurays; 1-4)
(2). Pintu Taubat masih Terbuka
Ų±ŁŲØŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ¶ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŲ±ŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŁŁŁ ŁŁŁ ŲŖŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁ Ų¹ŁŲµŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŁŁ ŲŗŁŁŁŁŲ±Ł Ų±ŁŲŁŁŁ Ł
āYa Tuhan-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayangā (QS.Ibrahim: 36)
Nabi Ibrahim sangat menginginkan umatnya mengikuti jejaknya dalam bertauhid kepada Allah dan menjauhi kesyirikan, karena kesyirikan ini telah menyesatkan banyak manusia. Oleh karena itu, beliau memohon kepada Allah agar pintu taubat dibukakan lebar-lebar kepada mereka yang pernah terjebak dalam kesyirikan dan ingin kembali kepada Tauhid.
Beliau ingin agar orang-orang yang dahulu menentang dakwah tauhid, diberikan hidayah ke jalan yang lurus, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Pernyataan Nabi Ibrahim di atas menunjukkan betapa sayangnya beliau kepada umatnya dan betapa beliau sangat menginginkan mereka kembali kepada jalan Allah dan hidup tenang di bawah naungan tauhid. Dakwah kepada tauhid adalah dakwah kepada ketenangan hidup dan kebahagiaan hati dunia dan akherat.
(3). Mendirikan Shalat Faktor Turunnya Rezeki
Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŁŁŁŁŲŖŁ Ł ŁŁŁ Ų°ŁŲ±ŁŁŁŁŁŲŖŁŁ ŲØŁŁŁŲ§ŲÆŁ ŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų°ŁŁ Ų²ŁŲ±ŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲŁŲ±ŁŁŁ Ł Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŲ§Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ¦ŁŲÆŁŲ©Ł Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§Ų±ŁŲ²ŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲ«ŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ“ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
āYa Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.ā (QS. Ibrahim : 37).
Kekuatan Tauhid yang dimiliki Nabi Ibrahim sangat terlihat ketika beliau diperintahkan Allah untuk membawa istri dan anaknya di tengah-tengah lembah padang pasir yang tidak ada air dan tumbuh-tumbuhan.
Beliau tetap tegar, bahkan istrinya pun ikut tegar dan tabah menghadapi ujian ini. Bagi Nabi Ibrahim, kebutuhan hidup setiap manusia dari sandang, papan, dan pakan sudah ditanggung oleh Allah, tidak mungkin luput maupun berkurang.
Oleh karenanya, beliau tidak pernah khawatir sedikitpun terhadap nasib dirinya dan keluarganya yang ditinggal di lembah tidak berpenghuni gersang tersebut. Ini sebagaimana disinyalir oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
ŁŁŁ ŁŲ§ Ł ŁŁŁ ŲÆŁŲ§ŲØŁŁŲ©Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų„ŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲ²ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł Ł ŁŲ³ŁŲŖŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ ŁŲ³ŁŲŖŁŁŁŲÆŁŲ¹ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ Ł ŁŲØŁŁŁŁ
āDan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuz).ā (Qs. Hud: 6).
Ini juga sesuai dengan hadist Abdullah bin Masāud radhiyallahu āanhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Ų„ŁŁŁ Ų±ŁŁŲ Ų§ŁŁŁŲÆŲ³Ł ŁŁŁŁŲ«Ł ŁŁ Ų±ŁŁŲ¹Ł Ų£ŁŁ ŁŁ ŲŖŁŁ ŁŁŲŖŁ ŁŁŲ³ ŲŲŖŁ ŲŖŲ³ŲŖŁŁ Ł Ų±ŁŲ²ŁŁŁŲ§ ŁŲ£Ų¬ŁŁŁŁŲ§
āSesungguhnya Malaikat Jibril (Ruhul Quds) membisikan pada diriku, bahwa jiwa seseorang tidak akan mati sampai rezeki dan ajalnya disempurnakan.ā (HR. Baihaqi, Shahih)
Yang menarik, justru yang dirisaukan oleh Nabi Ibrahim ini adalah bagaimana anak dan keturunannya bisa melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya, terutama perintah shalat yang merupakan inti dari seluruh ibadah dan bukti kehambaan mutlak kepada Allah.
Ini sesuai dengan firman Allah,
ŁŁŁŁŲµŁŁŁ ŲØŁŁŁŲ§ Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁ Ł ŲØŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŲ§ŲØŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŲµŁŲ·ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŁŁŲŖŁŁ Ł Ł ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ
āDan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): āHai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islamā(QS. al-Baqarah:132).
Yang menjadikan perhatian Nabi Ibrahim bukan hanya shalat, tetapi juga Kaābah yang merupakan kiblat umat Islam dalam shalat. Beliau memohon kepada Allah agar manusia di dunia ini rindu dan senang berkunjung ke Kaābah untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umrah, atau sekedar thowaf dan mengerjakan shalat di sana.
Kemudian Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar mereka yang selalu menegakkan shalat, dan selalu menjadikan Kaābah sebagai pusat perhatiannya, baik yang tinggal di sekitarnya, maupun yang jauh darinya, diberikan kepada mereka rezeki berupa buah-buahan yang berasal dari berbagai penjuru dunia.
Nabi Ibrahim dalam doāa ini mengisyaratkan kepada umat Islam, bahwa ibadah shalat, haji dan umrah serta ibadah-ibadah yang lainnya, akan membawa kepada keberkahan hidup dan melimpahnya rezeki, maka hendaknya setiap muslim tidak khawatir kehilangan rezeki. Tugas manusia adalah beribadah dan menyembah Allah, jika itu dilaksanakan dengan baik, maka Allah akan menanggung seluruh keperluan hidupnya.
Dalam hal ini Allah berfirman,
ŁŁ ŁŲ§ Ų®ŁŁŁŁŁŲŖŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŁŁŁŲ³Ł Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁŁ (56) Ł ŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŁŲÆŁ Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ Ų±ŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ·ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁŁ (57) Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ²ŁŁŲ§ŁŁ Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲŖŁŁŁŁ (58)
āDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.ā (QS. adz-Dzariyat : 56-58)
Allah juga berfirman,
ŁŁŲ£ŁŁ ŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŲ§ŲµŁŲ·ŁŲØŁŲ±Ł Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŲ£ŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲ²ŁŁŁŲ§ ŁŁŲŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ²ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŲØŁŲ©Ł ŁŁŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁ
āDan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.ā (QS. Thaha : 132)
(4). Merasakan Muraqabatullah (Monitoring Allah Swt)
Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł Ł ŁŲ§ ŁŁŲ®ŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ®ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ”Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ ŁŲ§Ų”Ł
āYa Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.ā ( QS.Ibrahim :38)..
Nabi Ibrahim sangat menyakini bahwa Allah mengetahui segala sesuatu di bumi dan di langit, baik yang nyata maupun yang tersembunyi, maka Beliau tidak pernah khawatir sedikitpun ketika meninggalkan anak dan istri di lembah yang kering, tiada air dan tumbuh-tumbuhan.
Beliau juga tidak pernah khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa mendatang, karena semuanya dalam pengawasan Allah. Dengan demikian hidupnya menjadi tenang, tidak pernah gelisah.
Keyakinan seperti ini yang mestinya dimiliki setiap muslim yang mengaku dirinya pengikut Nabi Ibrahim. Bahkan Rasulullah shallallahu āalahi wa sallampun diperintahkan secara tegas untuk mengikuti ajaran nabi Ibrahim sebagaimana di dalam firman-Nya:
Ų«ŁŁ ŁŁ Ų£ŁŁŁŲŁŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ Ų§ŲŖŁŁŲØŁŲ¹Ł Ł ŁŁŁŁŲ©Ł Ų„ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁ Ł ŲŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁ
āKemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.ā dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.ā (QS. an-Nahl : 123).
Selain itu, keyakinan tentang Ilmu Allah, menyebabkan seorang muslim selalu menjauhi segala bentuk maksiat dan kejahatan, karena dia tahu Allah selalu melihatnya. Inilah yang disebut al-Ihsan, tingkat keimanan yang paling tinggi dalam diri seorang muslim. Sebagaimana disebutkan di dalam hadist Umar bin Khattab radhiyallahu āanhu bahwasanya Rasulullah shallahu āalahi wa sallam bersabda:
Ų§ŁŲ„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ±ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŁŁ Ł ŲŖŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ±ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ§ŁŁ
āAl-Ihsan adalah engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka Allah melihat engkauā ( HR. Bukhari)
(5) Selalu bersyukur terhadap Nikmat Allah
Ų§ŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŲ±Ł Ų„ŁŲ³ŁŁ ŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŲ³ŁŲŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁ ŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŲÆŁŁŲ¹ŁŲ§Ų”Ł (39) Ų±ŁŲØŁŁ Ų§Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŁ ŁŁŁ Ų°ŁŲ±ŁŁŁŁŁŲŖŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŁŁŲØŁŁŁŁ ŲÆŁŲ¹ŁŲ§Ų”Ł (40)
āSegala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku” (QS. Ibrahim: 39-40)
Nabi Ibrahim bertahun-tahun memohon kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang akan meneruskan perjuangan dan dakwahnya, tetapi keturunan tersebut tidak kunjung datang sampai di hari tuanya.
Tetapi, walupun begitu, beliau tidak pernah putus asa terhadap Rahmat Allah. Dan ketika beliau berumur 80 tahun, menurut sebagian literatur, lahirlah Ismail dari istrinya Siti Hajar dan sesudah itu ketika berumur 98 tahun, lahirlah Ishaq dari istrinya Siti Sarah.
Di hari tua seperti itu, baru lahir anak yang selama ini ditunggu-tunggu. Nabi Ibrahim tidak mengeluh, atau mengatakan sudah terlambat, beliau tetap bersyukur mendapatkan keturunan walau di hari tua, sebagaimana yang tersebut pada ayat di atas.
Ketika kedua anaknya lahir, Beliau memohon kepada Allah agar keduanya di masa mendatang menjadi anak sholeh yang taat kepada Allah dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya dengan bersujud dan shalat.
(6) Beristighfar atas Segala Dosa
Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŲÆŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲŁŲ³ŁŲ§ŲØŁ
āYa Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)ā (Qs. Ibrahim: 41).
Di dalam perjalanan dakwah selama hidupnya, Nabi Ibrahim merasa banyak hal yang kurang berkenan dengan kehendak dan keinginan Allah, ataupun usaha dakwahnya belum maksimal, maka beliau di akhir hayatnya berusaha untuk memperbanyak istighfar dan memohon ampun atas segala dosanya, dosa kedua orangtuanya, dan dosa orang-orang beriman secara umum agar nanti di hari hisab, di hari perhitungan dipermudah urusannya.
Ayat ini juga memberikan pesan kepada kita umat Islam, agar selalu mendoakan dan memintakan ampun kepada saudara-saudaranya sesama muslim, khususnya di waktu-waktu tertentu, seperti saat khutbah Jumāat, Idul Fitri dan Idul Adha. Ini sesuai dengan firman-Nya,
ŁŁŲ§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¬ŁŲ§Ų”ŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ„ŁŲ®ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų³ŁŲØŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŲ§ ŲŗŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł ŁŁŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲ”ŁŁŁŁ Ų±ŁŲŁŁŁ Ł
āDan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: āYa Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayangā (QS. al-Hasyr: 10).
Ini menunjukkan bahwa umat Islam tidak boleh ada kedengkian diantara mereka. Justru sebaliknya, mereka harus saling berlapang dada, meminta maaf satu dengan yang lainnya, bahkan saling memintakan ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang dikerjakan, sehingga mereka semua bisa beribadah kepada Allah dengan hati bersih.
Sehingga, yang terjadi di dalam kehidupan dunia ini, hati mereka bersih, dan di dalam kehidupan akherat, ketika mereka masuk surgapun hati mereka tetap bersih, sebagaimana firman-Nya,
ŁŁŁŁŲ²ŁŲ¹ŁŁŁŲ§ Ł ŁŲ§ ŁŁŁ ŲµŁŲÆŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ ŲŗŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¬ŁŲ±ŁŁ Ł ŁŁŁ ŲŖŁŲŁŲŖŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲŖŁŲÆŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁ Ų¬ŁŲ§Ų”ŁŲŖŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲÆŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŲŖŁŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŁŲ©Ł Ų£ŁŁŲ±ŁŲ«ŁŲŖŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŲŖŁŁ Ł ŲŖŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁŁŁŁ
āDan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: āSegala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaranā. Dan diserukan kepada mereka: āItulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.ā (QS.al-Aāraf (7) : 43).
Inilah salah satu makna dari doāa sapu jagad yang sering diucapkan seorang muslim, sebagaimana firman-Nya,
ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų¢ŲŖŁŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł
āDan di antara mereka ada orang yang berdoa: āYa Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa nerakaā. (QS. al-Baqarah: 201).
Mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang mendapatkan kebaikan di dunia, dan kebaikan di akherat serta dijauhkan dari api neraka. Amin Ya Rabbal āAlamin.
Ust. Sholih Hasyim