AdvertisementAdvertisement

Institusi Pendidikan Integral Hidayatullah Harus Diisi Kader

Content Partner

rakerwil hidayatullah gorontaloHidayatullah.or.id — Ketua Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Drs Tasyrif Amin, M.Pd, menegaskan bahwa pelaku pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Hidayatullah harus kader Hidayatullah agar kelak outputnya menjadi kader yang juga terus berdaya guna baik untuk lembaga maupun secara luas di masyarakat.

Dengan tenaga kader Hidayatullah profesional dan terakreditasi yang menjadi tenaga pendidik, maka diharapkan proses pendidikan akan semakin berkualitas dan sistem pendidikan integral sebagaimana yang digagas Hidayatullah berlangsung seimbang.

Untuk menjadi kader Hidayatullah harus melalui beberapa tahapan diantaranya seleksi, uji kompetensi, integritas, dan kepribadian, mengikuti training berjenjang pengkaderan Hidayatullah yang direkomendasikan oleh level pimpinan di institusi tempatnya mengabdi.

“Semua pelaku pendidikan yang ada di lembaga ini harus kader. Sehingga mampu menciptakan pendidikan yang integral. Jangan bermimpi bisa melahirkan kader, jika pelaku pendidikan bukan kader dan sistemnya tidak integral,”. tegasnya di hadapan peserta Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Provinsi Gorontalo, Sabtu pekan lalu.

Pada kesempatan tersebut beliau juga meyampaikan kepada peserta Rakerwil agar memanfaatkan momen yang tinggal beberapa bulan ini dengan sebaik-baiknya.

Kandidat doktor ini menekankan kepada peserta Rakerwil bahwa program kerja yang dirancang dan dirumuskan selama satu tahun kedepan ini harus benar-benar menjadi prioritas dalam bekerja.

“Waktu yang tinggal beberapa bulan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang menjadi skala prioritas,” pesannya.

Hidayatullah Provinsi Gorontalo baru saja selesai menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-v. Acara yang digelar setiap tahunnya ini melahirkan beberapa rekomendasi.

Salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah kesiapan Hidayatullah Gorontalo dalam menyukseskan Munas IV Hidayatullah di Balikpapan pada bulan November 2015 mendatang. Rakerwil tahun ini termasuk beda dan teristimewa bila dibandingkan dengan rakerwil di tahun-tahun sebelumnya.

Berbeda, karena tema yang diusung tidak ada perubahan dengan tema yang dipakai pada Rakornas yakni “Sukses Sentralisasi Sukses Munas IV Hidayatullah”.

Teristimewa karena Rakerwil tahun ini merupakan Rakerwil terakhir dari kepengurusan periode ini dan dihadiri oleh orang istimewa yakni ketua Dewan Syuro Hidayatullah, KH Hamim Tohari.

Kehadiran beliau dalam rakerwil tahun ini cukup memberikan energi baru kepada seluruh peserta Rakerwil dalam mengejawantah spirit kiprah pengabdian lembaga Hidayatullah.

Dalam arahannya, ketika membuka sosialisasi Keputusan Dewan Syuro Hidayatullah kepada musyawwirin. Beliau menyampaikan bahwa ada tiga hal yang harus dipahami dan disikapi oleh seluruh jamaah Hidayatullah terkait dengan keberadan lembaga Hidayatullah di Negera Indonesia ini.

Pertama, sebagai jama’ah Hidayatullah kita harus bersyukur dengan keberadaan lembaga di negeri ini. Karena meskipun Indonesia bukan merupakan Darul Islam, tetapi kita masih memiliki peluang merealisasikan kehidupan yang islami dalam miniatur peradaban Islam.

Kedua, meskipun Indonesia belum menerapkan kepemimpinan Islami, setidaknya kita sebagai perserikatan Hidayatullah berusaha membentuk miniatur kehidupan Islami dalam kehidupan keluarga dan di kampus-kampus peradaban.

“Ketiga, kita harus memanfaatkan sistem demokrasi yang ada di negeri ini untuk kepentingan Islam dalam rangka menguatkan peran dakwah pencerahan dan pengabdian keumatan di masyarakat,” imbuh beliau.

Acara rakerwil ini diikuti oleh seluruh perwakilan Pengurus Daerah (PD) yang ada di kabupaten dan kota. Hadir juga pengurus-pengurus cabang kabupaten Bone Bolango. (Marwan Husain)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Kebijaksanaan Rasulullah Menimbang Saran dengan Hati Terbuka

DALAM kajian psikologi sosial dan budaya, sifat manusia untuk menerima atau menolak saran adalah fenomena yang kompleks. Secara umum,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img