Hidayatullah.or.id — Seorang dai harus fleksibel dalam berdakwah dan mampu memposisikan dirinya dimana pun ia berdakwah. Demikian dikatakan Ustadz Agus Suprayogi, Msi, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) selaku pemateri dalam acara Seminar Penyuluhan Religi.
Seminar ini diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIEHID Depok bekerjasama dengan Organisasi Pelajar Pondok Pesantren (OP3) Hidayatullah Depok. Yang dihadiri sekitar 50 mahasiswa STIEHID dan 100 siswa SMP – SMA Hidayatullah.
Acara ini bertemakan “Konsep Dasar Ilmu Fiqih” yang dilaksanakan pada Ahad (19/10/2014) di Masjid Ummul Quraa’, Kalimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Dalam materinya, Agus mengatakan, “Tujuan kita belajar fiqih adalah untuk menjaga diri, keluarga, dan lingkungan kita dari liberalisme dan sekularisme.”
Agus juga mengatakan, “Seorang Muslim harus memiliki identitas. Dan diantara identitas seorang Muslim adalah ketika ia memiliki pemahaman tentang Fiqih.”
Agus menuturkan, ia pernah berdiskusi dengan seseorang yang mengatakan bahwa jangan membawa agama dalam politik. Kemudian Agus menanggapi perkataan orang tersebut.
“Bagaimana mungkin kita tidak membawa agama dalam politik. Padahal makan dan buang hajat sekalipun kita harus menggunakan aturan agama dalam melaksanakannya,” tuturnya di depan para pelajar dari berbagai daerah tersebut.
Alhamdulillah. Acara ini berjalan dengan lancar. Para siswa dan mahasiswa Hidayatullah Depok sangat antusias mengikuti acara tersebut.
“Setelah mengikuti acara ini, saya baru menyadari bahwa ternyata aturan-aturan dalam agama Islam itu mudah dan simpel, ” demikian tanggapan Teddy Susanto peserta acara tersebut.
Agus pun berharap, semoga dengan acara ini para mahasiswa STIEHID –sekaligus calon dai yang akan dikirim ke pelosok nusantara- agar mampu mendakwahkan keindahan Islam dengan cara yang indah. Serta tidak saling menyalahkan dalam perbedaan pendapat, selagi itu memiliki landasan yang benar.* Kiriman Zainal Amiruddin/ Mahasiswa STIEHID