JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Daerah Khusus Ibukota Jakarta menggelar acara Halal bi Halal Silaturrahim Syawal bertajuk “Kabid Talk: Peluang & Tantangan Dakwah di Ibukota”, di Komplek Rumah Qur’an (RQ) Istiqomah, Cikaret, Selasa (1/1/2021).
Halal bi Halal ini menghadirkan ketua ketua bidang Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah yaitu Ketua Bidang Tarbiyah Abu A’la Abdullah, Ketua Bidang Dakwah & Pelayanan Umat Nursyamsa Hadis, Ketua Bidang Organisasi Asih Subagyo dan Ketua Bidang Perekonomian Wahyu Rahman.
Ketua Bidang Tarbiyah Abu A’la Abdullah dalam kesempatan itu mengapresiasi kiprah Hidayatullah wilayah dalam keterlibatannya berkhidmat untuk Jakarta dan berharap agar langkah yang telah diambil tersebut semakin diteguhkan dengan kehadiran rumah rumah Qur’an di berbagai titik.
Karena itu, lanjut Abdullah, untuk menggerakkan program keumatan tersebut, Hidayatullah DKI Jakarta butuh sumber daya yang tidak sedikit terutama ketersediaan kader yang siap dimana saja.
“Perbanyak kader dan anggota untuk menaklukkan Jakarta, tahapannya berawal dari simpatisan dahulu,” katanya seraya menambahkan bahwa kader sebagai inti penggerak mesti diperbanyak.
Selain itu, Abdullah menambahkan, yang tidak kalah penting adalah pembinaan internal pada setiap tenaga dan kader dai melalui pembinaan ruhiyah melalui program halaqah.
Senada dengan itu, Ketua Bidang Organisasi Asih Subagyo mengutarakan seiring dengan perkembangan dakwah dan layanan keumatannya, Hidayatullah Jakarta dituntut untuk menyiapkan sumber daya yang memiliki kecakapan dan kemampuan mengorganisasi.
Diantara yang dapat dilakukan untuk kebutuhan tersebut, terang Asih, adalah mengirimkan sumber daya untuk dididik menjadi tenaga terlatih dan terampil sesuai kompetensinya ke lembaga pendidikan mitra seperti ke Sekolah Dai dan PTH untuk selanjutnya dikembalikan setelah lulus.
Sementara Ketua Bidang Dakwah & Pelayanan Umat Drs. Nursyamsa Hadis menekankan pentingnya integritas sumber daya manusia karena bermodalkan sumber daya materiil, kepintaran dan kecerdasan saja itu tidak cukup. Hal inilah, menurut Nursyamsa yang menjadi prasyarat lahirnya profesionalitas.
“Syarat profesional adalah transparansi, taat Qur’an Hadits dan taat aturan main organisasi,” Nursyamsa.
Masih dalam suasana bulan puasa yang baru saja dilalui, Nursyamsa mengingatkan untuk terus melanjutkan spirit Ramadhan, salah satunya yaitu istiqamah dalam menjalankan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) yakni memakmurkan masjid dengan shalat fardhu berjamaah, baca Al-Quran, shalat tahajjud, wirid pagi petang, dakwah fardiyah dan berinfaq.
Tak lupa, dari program keumatan di bidang ekonomi juga menjadi perhatian dimana Jakarta dinilai bisa menjadi hulu letup dengan dikuatkannya ekosistem ekonomi dalam rangka membangun kemandirian secara nasional.
Ketua Bidang Perekonomian Wahyu Rahman mengatakan pada kepengurusan periode 2021 – 2025 Hidayatullah mencanangkan kemandirian ekonomi jamaah dan organisasi dalam mendukung terwujudnya peradaban Islam.
Menurut Wahyu, salah satu langkah dan upaya pemandirian organisasi adalah dengan mengoptimalkan fungsi fungsi organisasi di struktur amal usaha. Sepenarian dengan itu, ditekankan pula pentingnya akuntabilitas yang harus berjalan di seluruh amal usaha organisasi.
“Jika hal ini dapat dilakukan maka kita bisa membuat program yang lebih besar. Peluang ekonomi sudah banyak sekali, tinggal kemauan dari kita, mau atau tidak untuk mengoptimalkannya,” pungkasnya.
Halal bi Halal Silaturrahim Syawal Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Daerah Khusus Ibukota Jakarta ini dihadiri oleh beberapa pengurus DPP Hidayatullah lainnya serta unsur pengurus orpen, badan dan amal usaha seperti Rumah Qur’an (RQ), Posdai, SAR Hidayatullah, Pemuda Hidayatullah, Sakinah Grosir, IMS, BTH, SAI, LBH, serta jaringan Pondok Tahfidz Qur’an dan lain sebagainya. (ybh/hio)