AdvertisementAdvertisement

Kapan Lagi Banyak Membaca Al Qur’an

Content Partner

SALAH SATU amalan utama yang harus diperbanyak orang-orang beriman di bulan Ramadhan adalah memperbanyak tilawah al-Qur’an. Sebab salah satu yang menjadi kemuliaan bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya pertama kali al-Qur’an.

Banyak contoh kisah para ulama dalam mengisi bulan Ramadhan dengan menyibukkan diri membaca al-Qur’an. Mereka bermujahadah untuk memperbanyak membaca al-Qur’an dengan khatam 3 hari sekali. Seperti Imam Qotadah, An-Nakhai.

Adapun al Aswad mengkhatamkan dua hari sekali. Sedangkan Imam Syafii dan Imam Abu Hanifah mengkhatamkan 60 kali selama Ramadhan artinya, sehari khatam dua kali.

Sebenarnya ini sebagai gambaran dari kesungguhan dan perjuangan mereka dalam meraih keutaamaan al-Qur’an. Mungkin untuk ukuran kita sangat berat untuk bisa mengikuti tradisi mereka dalam membaca al-Qur’an tapi minimal ada mujahadah lebih baik dibandingkan di luar bulan Ramadhan.

Setiap hari, seharusnya menyadari bahwa mata punya hak melihat huruf-huruf al Quran, Telinga punya hak mendengar ayat-ayat Allah, lisan punya hak melafadzkan surat-surat al Quran. Jangan sampai mereka akan menuntut hak nya di hari kiamat. Karena kelalaian kita sendiri.

Dengan membaca al Quran setiap hari, meski satu baris atau satu ayat maka otomatis kita memberikan hak anggota badan kita untuk dekat dengan al Quran. Ada ketenangan dan kenikmatan.

Mentalitas membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan harus dikuatkan. Membaca al-Qur’an harus menjadi prioritas utama, ketika menjadi prioritas utama maka memerlukan pengorbanan.

Jika al Qur’an masuk daftar prioritas, maka kita harus mengalokasikan waktu, perhatian dan tenaga untuk membacanya setiap hari. Kita tidak boleh lagi menerima alasan kesibukan yang membuat tidak membaca al Qur’an.

Mengapa kita harus membaca al Qur’an setiap hari? Karena membaca al Qur’an masuk dalam daftar prioritas. Dengan demikian, mebaca al Quran termasuk salah satu hal yang membuat kita sibuk. Alangkah indah dan bahagianya bisa sibuk dan asyik dengan al Qur’an

Salah satu motivasi Pemimpin Umum

“Jangan beralasan SIBUK sehingga tak sempat berinteraksi dengan al Qur’an. Tapi sibuklah dengan al Qur’an, apapun profesinya. Karena SIBUK dengan al Qur’an adalah SPIRIT, ENERGI, BERKAH di dunia dan Syafaat di akherat”

Tantangan

Setiap kebaikan pasti ada tantangan atau godaannya. Demikian juga ketika berusaha untuk istiqomah membaca al Qur’an.

Contohnya saat kita duduk untuk membaca al Quran, tiba-tiba ponsel kita berdering. Apalagi panggilan masuk dari teman lama. Atau banyak notifikasi masuk ke ruang chat kita. Sesaat kita melirik, ternyata belasan pesan dari teman masuk secara japri. Belum lagi di grup chating, ratusan pesan masuk belum terbaca.

Kita mulai galau, atau ada berita menarik di Facebook, Instagram. Tontonan di Youtube juga ada yang menarik. Ini adalah perang. Jika tergoda maka waktu lewat satu jam tidak terasa dan belum satu ayatpun dibaca.

Membaca al Qur’an diperlukan kesungguhan. Namanya bersungguh-sungguh itu, jika tidak sempat, ya disempat sempatkan. Jika mengantuk, ya di buka matanya. Jika ada halangan harus disingkirkan untuk bisa menang dan istiqomah mencapai target membaca al Qur’an.

Kapan lagi kita banyak membaca al Qur’an, menunggu bulan apa lagi. Tentu di bulan Ramadhan inilah kita perbanyak membaca al Qur’an.

Abdul Ghofar Hadi

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img