AdvertisementAdvertisement

Ketika Dakwah Semakin Merekah

Content Partner

Umat muslim Amerika shalat tarawih di Time Square (Foto oleh Ken Lopez/ Freedomnews.tv)

MASYARAKAT dunia dibikin heboh. Sabtu, 2 April 2022, Time Square tepat di jantung kota New York Amerika Serikat bergelora. Tidak seperti biasanya, kurang lebih 2.000 orang kaum muslimin baik para imigran maupun penduduk tempatan, memenuhi jalanan untuk iftar dan shalat tarawih secara berjamaah.

Tempat dimana lokasinya dekat dengan peristiwa 911, yang terjadi lebih dari dua puluh tahun silam. Sontak kejadian yang pertama di wilayah ini, menjadi sorotan dunia dan viral dimana-mana. Gambar dan video berseliweran diberbagai media sosial, dan memenuhi pemberitaan dan perbincangan, di berbagai media.

Event Organizernya adalah Project ZamZam. Sebuah lembaga yang berdasarkan website resminya, merupakan lembaga sosial yang mengimpor air zam-zam untuk wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Dimana 100% keuntungan dari penjualannya didonasikan untuk membangun sekolah-sekolah di Palestina.

Targetnya acara itu adalah mengkampanyekan bahwa, Islam itu sebagai agama damai, rahmatan lil ā€˜alamiin, dan menghapus stigmatisasi negatif yang ada. Tanpa keributan semua berjalan dengan indah. Dan sejauh ini terlihat bahwa target itu sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

Demikian juga halnya belahan dunia lain, kita bisa melihat semarak Ramadhan dengan berbagai kegiatan. Baik di negara-negara yang minoritas muslim apalagi di negara-negara yang mayoritas muslim, dapat dengan mudah kita saksikan lewat berbagai media.

Di London misalnya, sebagaimana laporan myLondon.news, kegiatan open iftar (buka bersama), dilakukan oleh berbagai kalangan muslim di taman-taman, di masjid, dan di tempat keramaian lainnya, di bebagai sudut kota di Inggris.

Demikian juga diberbagai negara-negara Eropa lainya, seperti Jerman, Belanda, Belgia, Perancis, Italia dan lain sebagainya. Tidak ketinggalan juga di Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan dlsb, meskipun muslim minoritas di negara-negara itu, akan tetapi semarak Ramadhan terus tumbuh. Merekapun tetap mengikuti aturan disetiap negara mereka masing-masing tersebut.

Tentu saja hal ini sangat menggembirakan, dan sekaligus sejalan dengan berbagai prediksi yang dilakukan oleh berbagai pihak, bahwa Islam adalah agama masa depan. Menurut laporan WorldPopulation, dari live data yang ditampilkan terus berubah, menunjukkan bahwa populasi dunia saat ini adalah 7,9 miliar manusia.

Hal ini meningkat jauh dari perkiraan populasi dunia oleh Biro Sensus AS pada Juni 2019 yang diperkirakan berjumlah 7.577.130.400 orang di bumi, yang jauh meningkat dari populasi dunia 7,2 miliar di tahun 2015. Sedangkan berdasarkan data PBB menunjukkan populasi dunia saat ini melebihi 7,7 miliar.

Sementara itu dari sumber yang sama dijelaskan bahwa saat ini, bumi adalah rumah bagi lebih dari 1,9 miliar Muslim (24,67%). Islam juga merupakan agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Populasi Islam sebagian besar terbagi antara 1,5 miliar Muslim Sunni dan 240-340 juta Muslim Syiah, dengan sisanya tersebar di antara beberapa denominasi (aliran) yang lebih kecil lagi.

Sedangkan menurut prediksi dari Pew Research Center, yang dilakukan pada tahun 2010, dipekirakan pada tahun 2050, di Asia-Pacific jumlah populasi muslimnya adalah 29,5% dari total populsi 4.937.900.000 atau 1.457.720.00. Di Timur Tengah dan Afrika Utara 93,7% dari total pupulasi 588.960.000 atau 551.900.000.

Di Sub-Sahara Afrika 35,2% dari total populasi 1.899.960.000 atau 669.710.000. Di Eropa ada 10,2 % dari total populasi 696.330.000 atau 70.870.000. Di Amerika Utara terdapat 2,4% dari total populasi 435.420.000 atau 10.350.000. Sedangkan di Amerika Latin dan Karibia ada 0.1% dari populasi 748.620.000 atau 940.000.

Melihat geliat dakwah saat ini, terutama di Eropa, nampaknya prediksi tersebut akan meleset, artinya populasi muslim akan meningkat signifikan. Laporan yang dilakukan oleh iERA, salah satu lembaga dakwah yang berpusat di Inggris, setidaknya berhasil membimbing orang masuk Islam rata-rata 100 orang perhari di seluruh dunia.

Data ini tidak berlebihan, apalagi jika melihat dari besarnya arus imigrasi dari negara-negara Islam, ke berbagai negara-negara Eropa. Sehingga memicu terjadinya gelombang muallaf, baik melalui proses pernikahan maupun interaksi lainnya. Dan hal ini juga dikonfirmasi dengan terjadinya pertumbuhan masjid di Eropa, baik yang dibangun baru ataupun konversi dari gereja ke Masjid, juga terus bertambah.

Sementara itu, kajian secara akademik juga dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh [Piere dan Alexandra: 2019) dari Higher Colleges of Technology, Abu Dhabi, United Arab Emirates, terkait dengan pertumbuhan muslim di Eropa.

Berdasarkan data dasar dari Pew Research, melalui algoritma dengan pendekatan matematis dan statistik tertentu, menggunakan 3 (tiga) sekenario: tanpa migrasi, migrasi moderat/menengah, dan migrasi tinggi. Selanjutnya dikombinasikan dengan 3 variabel lain, yaitu: pertumbuhan populasi muslim rendah, pertumbuhan populasi muslim menengan dan pertumbuhan populasi tinggi. Kemudian masing-masing dimatrikkan melalui 5 tahap pengujian.

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian itu, cukup mencengangkan. Dengan sekenario menengah saja, maka pada rentang tahun 2085 hingga tahun 2215, maka terdapat 13 negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, dengan urutan sebgai berikut: Siprus (pada tahun 2085), Swedia (2125), Prancis (2135), Yunani (2135), Belgia (2140), Bulgaria (2140), Italia (2175), Luksemburg (2175), Inggris (2180), Slovenia (2190), Swiss (2195), Irlandia (2200), dan Lituania (2215).

Sedangkan, 17 negara lainnya, rerata populasi muslimnya pada saat itu sudah di kisaran 20-30% di negaranya. Dan pada 200 tahun kemudian, mayoritas muslim akan menyusul di 17 negera tersebut.

Dari penelitian ini, sebenarnya telah mengkonfirmasi mengapa di beberapa negara Eropa, menerapkan kebijakan ketat bagi imigran dari negara islam. Demikian halnya sebagaimana di Perancis, dan beberapa negra lainnya yang menjadi begitu represif terhadap umat Islam di negaranya.

Jadi tantangan dakwah kini semakin mengglobal. Namun sunnatullah pasti akan terus berjalan, dimana yang namanya dakwah itu tidak akan pernah berhenti dan tidak dapat dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Dakwah akan terus bergerak, selama ada muslim yang masih bernafas. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nahl: 125:

Ł±ŲÆŁ’Ų¹Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁƒŁŽ ŲØŁŁ±Ł„Ł’Ų­ŁŁƒŁ’Ł…ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŁ±Ł„Ł’Ł…ŁŽŁˆŁ’Ų¹ŁŲøŁŽŲ©Ł Ł±Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł Ū– ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŁ°ŲÆŁŁ„Ł’Ł‡ŁŁ… ŲØŁŁ±Ł„Ł‘ŁŽŲŖŁŁ‰ Ł‡ŁŁ‰ŁŽ Ų£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†Ł Ūš Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁƒŁŽ Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł ŲØŁŁ…ŁŽŁ† Ų¶ŁŽŁ„Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ† Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„ŁŁ‡ŁŪ¦ Ū– ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł ŲØŁŁ±Ł„Ł’Ł…ŁŁ‡Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŁŠŁ†ŁŽ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

Mari kita berdakwah sesuai dengan kemampuan, kapasitas dan kompetensi diri kita masing masing. Sebagaimana wasiat dari Rasulullah SAW dari Abdullah bin Amr r.a, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”(HR. Bukhari no. 3461). Wallahu aā€™lam

Asih Subagyo ā€“ Senior Researcher pada Hidayatullah Institute Research Center

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Al-Alaq sebagai Tantangan Intelektual Menemukan Tuhan

TULISAN ini bukanlah sebuah tafsir, melainkan hasil ikhtiar refleksi diri mentadaburi surah Al-ā€˜Alaq yang merasa penulis perlu renungkan kembali...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img