BEKASI (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Dr Nashirul Haq, memberikan orasi ilmiah pada wisuda ke 11 Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Muhammad Natsir pada Sabtu pagi, 22 Rabiul Akhir 1443 (27/11/2021).
Hadir dalam acara yang berlangsung di Kampus Putra STID M Natsir, Bekasi, Jawa Barat tersebut Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indoneaia (DDII) Prof Didin Hifidhuddin serta Ketua Umum DDII Dr Adhian Husaini.
Dalam orasinya, Nashirul mengemukakan bahwa dakwah tak bisa dilakukan secara asal-asalan. Dakwah harus dilakukan di atas ilmu, dengan metodologi yang tepat, dan sistematika yang benar, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
“Allah Ta’ala menurunkan al-Qur’an tidak secara serentak, namun bertahap. Begitulah cara dakwah yang benar,” jelas Nashirul.
Kaum kafir pernah mempertanyakan hal ini seraya mengolok-olok sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala dalam surat al-Furqon [25] ayat 32, “Mengapa al-Qur’an tidak diturunkan kepada Muhammad secara sekaligus?” Lalu Allah Ta’ala menjawab, “Agar Kami memperteguh hatimu, Muhammad.”
Itu berarti, kata Nashirul, tujuan diturunkannya al-Qur’an secara bertahap adalah agar al-Qur’an bisa dipahami dan diamalkan oleh seluruh umat manusia. Tahapan turunnya al-Qur’an pun berdasarkan apa yang paling penting didakwahkan dari segala hal yang penting lainnya.
Jika Islam didakwahkan dengan cara yang salah maka umat Islam akan mudah dipermainkan oleh lawan. “Kita akan merasa kelelahan dan kecewa,” kata Nashirul.
Namun, jika cara yang kita lakukan benar, maka kita tak akan kelelahan. Sebab, kita meyakini bahwa cara ini pula yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW dahulu kala.
Pendiri Hidayatullah, Allahuyarham Ust Abdullah Said, pernah mengatakan bahwa umat Islam seharusnya tidak menari mengikuti irama gendang lawan. Umat Islam harus bisa membuat irama sendiri. Ini semua, kata Nashirul, hanya bisa terjadi jika kita memiliki manhaj yang benar sebagaimana manhaj Rasulullah SAW. *** (Mahladi)