BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah KH Dr Nashirul Haq, menyebutkan ada tiga fokus utama proses pendidikan dan pengkaderan di Hidayatullah, yaitu pembangunan karakter, pengayaan kompetensi dan penguatan literasi.
Hal itu disampaikan beliau saat memberi kuliah umum di hadapan mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan, malam di Ruang Utama Masjid Ar-Riyadh Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim, baru baru ini.
“Karakter yang kita bangun dari pendidikan adalah tarbiyah akhlak yang baik, aqidah yang lurus, semangat beribadah, etos kerja dan ketaatan yang kuat. Karakter ini sudah ada pada pendiri Hidayatullah, maka lewat pendidikan diharapkan seluruh santri Hidayatullah juga memiliki ruh dari karakter kebaikan ini,” kata Nashirul Haq.
Tentang kompetensi, menurut Nashirul Haq, Hidayatullah sudah memiliki sistem yang dikenal dengan fase Pra Wahyu dalam metode tarbiyah dan dakwah Sistematika Wahyu. Fase Pra Wahyu adalah lima jenjang tarbiyah yang dilewati Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
“Fase keyatiman, mengembala kambing, berdagang, berkhadijah dan bergua hira harus selalu disegar-segarkan dan dipraktikkan dalam pendidikan dan pengaderan kita, meski masih dalam praktik yang sangat sederhana,” ujarnya.
Selanjutnya, Ketua DPP Hidayatullah yang juga Dosen STIS Hidayatullah ini memberi beberapa contoh aplikasi fase Pra Wahyu di zaman ini.
Menurutnya, dalam berasrama ada nilai keyatiman untuk hidup mandiri dan bergantung hanya pada Allah, dari kerja bakti kita dapat nilai kesabaran dan semangat mengembala, menjadi Mujahid Ramadhan kita dapat nilai kejujuran dalam berdagang, lalu akan tiba masa pernikahan mubarak lalu masa bersiap untuk terjun ke medan dakwah.
“Kompetensi ini sangat penting di zaman yang tidak begitu penting lagi pertanyaan ‘mau jadi apa kamu?’, tapi pertanyaan mendasar saat ini adalah ‘apa keahlianmu dan apa yang mau kamu buat?’. Maka pendidikan kita harus hadir menjawab tantangan zaman ini,” tegas anggota Wantim MUI Pusat ini.
Di akhir materi, Nashirul Haq mengajak seluruh sivitas akademika STIS Hidayatullah untuk memperkuat sisi literasi di lingkungan kampus dengan banyak membaca dan menulis, khususnya bacaan dan tulisan yang berkaitan dengan takhassus Hukum Keluarga dan Hukum Ekonomi Syariah.
“Alhamdulillah, Antum sudah berada di era yang waktu untuk membaca lebih banyak dari waktu untuk kerja bakti, perpustakaan juga sudah ada. Maka diharapkan setelah lulus dari Gunung Tembak ini, Antum sudah menguasai banyak literasi, khususnya yang berkaitan dengan takhassus STIS Hidayatullah. Padukan antara minat baca dan daya baca,” pungkasnya.*/Muhammad Dinul Haq