إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Kaum muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Sebagai seorang muslim, tentu kita menyambut Ramadhan dengan bergembira, senang, dan penuh suka cita. Serta kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, karena sudah berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan.
Inilah bulan yang dirindukan selama 11 bulan kedatangannya. Bulan yang didoakan secara khusus, agar kita bisa sampai memasukinya dengan iman, aman, serta dalam keadaan sehat.
أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat] kepada [bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku (juga) dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan)”
Dan, ketika hilal Ramadhan semakin dekat, maka doa semakin kencang:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا نُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ الله
“Yaa Allah jadikanlah hilal itu bagi kamu dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan, dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang engkau cintai dan engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan) adalah Allah” (HR.Ahmad)
Kaum muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Syeikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdillah bin Baz berkata: “ Hendaknya bagi seorang Muslim untuk menyambut bulan Ramadhan yang mulia dengan melakukan taubat nashuhah (taubat yang sesungguhnya), mempersiapkan diri dalam puasa dan menghidupkan bulan tersebut dengan niat yang tulus dan tekad yang murni”.
Taubatan nasuha harus diupayakan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, agar saat memasuki bulan mulia itu dosa telah diampunkan.
Mengapa demikian, sebab dosa adalah penghalang untuk mendapatkan kebaikan yang lebih besar lagi.
Tidaklah kita terhalang untuk melakukan ketaatan ketaatan yang biasa kita lakukan dengan tekun sepanjang siang dan malam, melainkan karena efek dari kemaksiatan yang kita lakukan.
Dosa dan maksiat seringkali melemahkan jalan seseorang menuju Allah Subhanahu wa ta’ala, bahkan bisa memutuskan tali hubungan seseorang dengan aliran-aliran kebaikan yang selama ini dianugerahkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Bahkan, hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa ta’ala, dosa dan kemaksiatan dapat menjadi faktor keburukan yang dapat membuat semua perkara menjadi susah.
Dosa yang yang tidak ditaubatkan dapat menghilangkan kenikmatan yang datang dan memutus aliran nikmat yang akan diterima serta dapat menjadikan orang yang lalai menjadi lemah jiwanya.
Kaum muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Ada banyak dampak buruk dari dosa, salah satunya dosa dapat menjadikan kita terasa berat dan malas menjalankan ibadah dan berbagai amal shalih.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
“Jika punggung telah berat memikul dosa dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju Allah Subhanahu wa ta’ala dan anggota badan juga akan terhalangi untuk bangkit melaksanakan ketaatan kepada-Nya” (Bada’iut fawaid, 3/332)
Karena itulah, para ulama memberikan nasehat kepada kita semua, ketika menjelang bulan Ramadhan agar kita mempersiapkan diri dengan memperbanyak taubat, istighfar, dan doa.
Sebab, meski bulan Ramadhan semua ibadah dilipat gandakan pahalanya, namun tidak semua orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan akan bersemangat melakukan ibadah. Hal itu karena tumpukan dosa yang membelenggu dirinya.
Kaum muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Maka, sungguh amatlah celaka manusia yang bertemu dengan Ramadhan, namun dosa tidak juga diampuni.
Padahal, Ramadhan adalah bulan maghfirah, Allah sediakan ampunan yang sangat berlimpah yang tidak ditemukan di bulan-bulan lainnya.
Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam naik ke atas mimbar. Lalu beliau mengucapkan ‘Aamiin’ sebanyak tiga kali.
Sebagian Sahabat bertanya, “Engkau mengaminkan apa, wahai Rasulullah?” Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan jawaban, yang salah satunya adalah:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“Amat merugi atau hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya” (HR. al-Tirmidzi, Ahmad, )
Sungguh kerugian dan kehinaan bagi siapa saja yang masuk ke dalam bulan mulia Ramadhan tanpa ampunan, pun keluar dalam kondisi yang sama.
Padahal, Ramadhan adalah bulan yang bertabur padanya kebaikan-kebaikan, dan juga pengampunan. Dalam hadits di Shahihain, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kaum muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Karenanya, khatib mengajak kepada diri pribadi dan kita semua untuk senantiasa memohon ampun sebelum memasuki Ramadhan agar tidak terhalangi dari meraih kemuliaan dan keutamaan Ramadhan. Hingga pada akhirnya, ketaqwaan dapat diraih sebagai bekalan di hari kemudian.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Dan aku atas tanggungan dan janji-Mu selama aku masih mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau” (HR. Bukhari, no. 6306)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Do’a Penutup
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ……. عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُو