BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Pihak Komando Distrik Militer (Kodim) 0905/Balikpapan bersama Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Mulawarman mengunjungi Kampus Induk Pesantren Hidayatullah Ummulqura di Gunung Tembak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat, 24 Rajab 1443 (25/02/2022).
Mereka mengadakan kampanye kreatif penerimaan calon bintara (caba) TNI AD TA 2022 bagi santri Hidayatullah Balikpapan di Aula Abdullah Said, Gunung Tembak.
Acara ini diikuti sekitar 140 santri dari Sekolah Menengah Hidayatullah (SMH) Madrasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putra (MARAMA) Gunung Tembak dan para penghafal Al-Qur’an dari Ma’had Tahfidz Ahlus Shuffah Gunung Binjai.
Acara tersebut bertajuk “Kampanye Kreatif dalam rangka penerimaan prajurit TNI AD Akmil, Sepa PK, Secaba PK, Secata PK serta jalur khusus santri dan lintas agama di wilayah Kodim 0905/Balikpapan TA 2022”.
Kepala SMH, Ustadz Hamimal Mustafa Rizky, menyambut gembira dan berterima kasih kepada pihak Kodim 0905/Bpn dan Kodam VI/Mulawarman itu, atas kedatangan mereka ke Pesantren Hidayatullah.
“Suatu kehormatan khususnya bagi kami di Pesantren Hidayatullah khususnya di Madrasah Aliyah yang telah didatangi tim Kodim 0905/Bpn,” ujarnya dalam sambutannya.
Hamimal menjelaskan, sebelumnya sudah ada sejumlah alumnus Marama yang telah bergabung dan menjadi bagian dari TNI. Baik yang mendaftar di Kalimantan maupun di daerah lain seperti Sulawesi.
“Banyak santri yang ingin ambil bagian dengan TNI tapi mungkin belum ada jalur,” ujar alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.
Acara tersebut, jelasnya, diikuti oleh sekitar 140 orang santri. Selain santri Ahlus Shuffah dan santri Marama kelas III, santri kelas I dan II Marama juga diundang agar ke depan mereka yang mau masuk TNI memiliki kesiapan lebih dini.
“Semoga santri bisa mengambil momen ini dengan sebaik baiknya,” ujarnya dalam acara yang dibawakan secara khusus oleh Humas Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan Ustadz Hidayat Jaya Miharja itu.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Letda Cak. Abdul Khadirin Genera Harahap, Paur Kampanye Publikasi Urdiapra Simindiasahpra Ajendam VI/Mulawarman.
Letda Abdul antara lain menyampaikan hak dan kewajiban setiap warga negara dalam membela negara, sebagaimana Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (1).
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,” bunyi ayattersebut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (1) disampaikan Letda Abdul.
Termasuk yang berhak dan wajib membela dan mempertahankan negara, tambahnya, yaitu para santri. “Berhak dan wajib untuk membela negara dalam keadaan apapun,” ujarnya, apalagi dalam keadaan darurat yaitu terjadinya peperangan, maka santri juga turut berperang, berjuang membela negara.
Oleh karena itulah, kampanye atau sosialisasi penerimaan calon prajurit digelar TNI di berbagai wilayah kodim se-Indonesia.
Pemateri berikutnya, Kapten Hari Purnomo Ajen, Kepala Urusan Penyediaan Tenaga (Kaur Diaga), menyampaikan teknis proses perekrutan calon prajurit TNI.
“Kita ke sini untuk mengajak santri santri bergabung dengan TNI,” ujarnya.
Selain jalur santri, untuk masuk TNI ada juga jalur reguler. Menurut Kapten Hari, santri yang ingin gabung TNI lebih berpeluang lewat jalur santri. Sebab di jalur reguler lebih banyak pesaingnya.
“Di jalur ponpes ini hanya bersaing antar ponpes saja, jadi persaingannnya tidak terlalu banyak,” ujarnya, pada khususnya di wilayah Kalimantan, dimana jumlah pondok pesantren tidak sebanyak di Jawa.
Pada sesi tanya jawab, sejumlah santri memanfaatkan kesempatan langka. Wira Saguna Abyasa, kelas III Marama, misalnya, dengan antusias menanyakan, antara lain, apakah setelah masuk TNI, seorang prajurit tetap bisa melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.
“Itu boleh!” jawab Kapten Hari. Pada saat dinas, jelasnya, seorang prajurit bisa minta izin ke komandannya untuk kuliah. “Mungkin dari SMA ke sarjana, bisa, diberi kesempatan seluas-luasnya,” imbuhnya.
Ia pun meminta kepada para santri agar tidak menyia-nyiakan kesempatan masuk TNI lewat jalur santri tersebut.
Pada sesi akhir, pantauan Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah, Mayor Sugimin selaku Kasi Bina Rois Bintal Kodam VI/Mulawarman, memaparkan tentang radikalisme. Makna dari paham ini, sebutnya, yaitu suatu keinginan untuk berubah secara instan atau dengan jalan kekerasan.
Ia pun mengajak pihak pesantren dan para santri agar menghindari paham kekerasan seperti itu.
YPPH Balikpapan menyambut positif pemaparan terkait radikalisme tersebut. “Ini penting, jangan sampi kita bercerai berai karena paham-paham sepeti itu,” ujar Ustadz Hidayat, Humas YPPH, menegaskan.
Di akhir acara, diadakan foto bersama antara para tamu dari TNI AD dengan para ustadz dan guru di Hidayatullah, serta para santri. Acara ini turut dihadiri oleh PLH Pasipers Kodam VI/Mulawarman Kapten Czi Ashari* (SKR/MCU)