JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Setelah berjalan intensif selama 2 hari, Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Hidayatullah DKI Jakarta akhirnya ditutup pada Sabtu, 24 Jumadil Akhir 1445 (6/1/2024).
Penutupan kegiatan yang digelar di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta, Cipinang Cempedak, Otista, Jakarta, dihadiri oleh peserta Rakerwil III DKI Jakarta yang terdiri dari Dewan Murabbi Wilayah (DMW), Dewan Pengurus Daerah (DPD), organisasi pendukung, badan dan amal usaha, serta lembaga lembaga Hidayatullah tingkat wilayah.
Penutupan acara didampingi oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah yaitu Ust. Muhammad Shaleh Utsman S.S, M.I.Kom dan Ust. Dr. Abdul Ghaffar Hadi, S.Pd.I, M.Pd.I.
Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan ayat suci Al-Quran, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah DKI Jakarta, Ust. Muhammad Isnaini.
Dalam sambutannya, Isnaini mengajak seluruh peserta untuk menjalankan program kerja yang telah dimusyawarahkan, dengan keyakinan “Faidza azamta fatawakkal ‘alallah”.
“Artinya, setelah tekad bulat diambil, serahkan semuanya kepada Allah,” terangnya menandaskan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Murabbi Wilayah (DMW) DKI Jakarta, Ust. H. Muhammadilis Karyadi al-Hafidz turut memberikan sambutannya dengan mengutip ayat Al Qur’an surah Al-Kahfi ayat 57 dengan menekankan pentingnya tidak menjadi orang zalim terhadap program-program yang telah dicangangkan.
“Jangan menjadi orang zalim dari program-program yang sudah dicanangkan. Bertanggung jawab dengan apa yang sudah di programkan,” ujarnya.
Dengan semangat perubahan, Karyadi mengajak semua untuk bersama-sama menuju ke arah yang lebih baik pada tahun yang akan dihadapi ini.
Acara kemudian dipamungkasi dengan arahan penutup dari Ust. Muhammad Shaleh Utsman S.S, M.I.Kom.
Ketua Departemen Perkaderan Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah menyampaikan pesan bahwa doa dari founding father Hidayatullah memiliki kekuatan yang luar biasa yang kemudian juga membawa kemudahan dan keberkahan di Jakarta.
Shaleh juga menekankan bahwa teknologi canggih tidak dapat melampaui kekuatan spiritual.
“Orang yang lahir dengan tarbiyah yang benar siap menghadapi konsekuensi yang ada. Maka harus dimaksimalkan faidza azamta fatawakkal ‘alallah,” ujarnya.
Shaleh menambahkan, kita semya hendaknya selalu berupaya meningkatkan kualitas perjuangan dan menyadari bahwa saat ini masih dalam tahap awal perjuangan dibandingkan dengan generasi terdahulu.
“Kiranya untuk menghargai nikmat di jalan dakwah, menjalani konsekuensi dengan baik, dan memaksimalkan potensi yang dimiliki,” tandasnya. /*Puji Asmoro