Hidayatullah.com – Sebanyak 75 orang lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) Kota Depok, Jawa Barat, angkatan ke-2 ini langsung diserap bursa kerja. Artinya, seratus persen wisudawan STIEHID tahun 2014 ini tidak ada yang menganggur. Demikian dikatakan Ketua Panitia Wisuda STIE Hidayatullah Tahun 2014, Dr Abdullah.
“Pada wisudawan tahun ini, STIE Hidayatullah Depok meluluskan 75 orang sarjana. 57 orang jurusan Manajemen dan 18 orang jurusan Akuntansi”, kata Abdullah kepada media ini, Senin (30/06/2014).
Abdullah menerangkan, semua lulusan tersebut sudah terserap di dunia kerja, tidak hanya dilingkungan amal usaha milik organisasi Hidayatullah, namun juga di beberapa instansi pemerintah dan swasta.
“Jadi lulusan STIE Hidayatullah sepenuhnya sudah menjadi penggerak pembangunan di tengah masyarakat”, imbuh Abdullah.
Dikatakan Abdullah, guna berkemampuan berkompetisi di era globalisasi saat ini STIEHID juga selalu mendorong pengembangan ekonomi kreatif bagi civitas akademiknya. Sehingga tak heran lulusannya kompetitif dan sudah diterima di bursa kerja bahkan sebelum mereka diwisuda.
Penciptaan atau penggunaan pengetahuan industri kreatif yang meliputi diantaranya kerajinan, desain, perangkat lunak, dan berbagai aspek inovatif lainnya, jelas Abdullah, dilatari oleh beragamnya kreatifitas bakat serta minat mahasiswanya.
“Sehingga komitmen kita, STIE Hidayatullah harus terus mempelopori pengembangan minat industri kreatif ini bagi mahasiswa dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian umat dan bangsa,” kata Abdullah.
Bertemat di Gedung Pusat Dakwah Islamiyah (PUSDAI) Komplek Pemda Kabupaten Bogor, pada hari ahad (22/06/14) lalu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah Depok melangsungkan Prosesi Wisuda II. DR. Abdul Mannan, SE, MM, selaku Ketua Senat STIE Hidayatullah memimpin langsung prosesi wisuda. Acara berlangsung khidmat dan sacral.
Dalam rangkaian acara wisuda juga di isis dengan orasi Ilmiah yang dibawakan oleh Prof. DR. H. Suryanto, MM. dengan tema ”Urgensi Pendidikan Enterpreneurship Melalui Manajemen Perubahan di Peguruan Tinggi”.
Dalam paparannya, Profesor Suryanto menyatakan bahwa menjadi sebuah kewajiban bagi perguruan tinggi sekarang ini untuk membangun kultur entrepreneurship kepada mahasiswanya sehingga akan terbangun bangsa yang berkemandirian.
“Hidayatullah selama ini sudah melakukan itu, sementara lembaga lain masih berupa wacana dan rencana,” ujar Suryanto. (hio/ybh)