HIDAYATULLAH didirikan 50 tahun yang lalu, tepatnya 1 Muharam 1393 H di Balikpapan oleh Ustadz Abdullah Said. Seiring dengan perjalanan waktu setengah abad, telah banyak pencapaian yang dihasilkan. Hidayatullah selalu berusaha menjadi bagian dari organisasi massa Islam yang aktif melakukan pencerahan umat dengan tarbiyah dan dakwah.
Kemudian penting memaknai sejarah 50 tahun Hidayatullah agar ada kesinambungan sejarah dari generasi ke generasi Hidayatullah. Ada transformasi idealisme, nilai-nilai dari pendiri dan perintis Hidayatullah kepada generasi pelanjut.
Pertama, sejarah bukan hanya foto, video atau peninggalan-peninggalan barang masa lalu. Meski semua juga penting untuk terus dijaga keberadaannya sebagai simbol pengingat, tapi sejarah itu realitas yang terus-menerus bergerak dan tidak berujung.
Menarasikan sejarah dalam konteks kekinian dan mengaktualisasi nilai-nilai dalam sejarah itu sangat penting sehingga sejarah ini akan terus bergerak mencatatkan dirinya dengan tinta emas.
Memaknai sejarah Hidayatullah ini hidup bukan dengan menghidupkan kembali pendirinya ustadz Abdullah Said, itu tidak mungkin. Tapi dengan cara mempraktikkan pesan-pesan moral, nilai-nilai prinsip dan ajaran-ajaran kebaikan yang telah dilakukan para pendiri Hidayatullah
Kedua, bicara sejarah bukan hanya bernostalgia dengan melankolis dengan masa lalu. Terkadang ada yang memaknai sejarah sebagai bahan guyonan atau lelucon. Mungkin ini cara menghilangkan kenangan sejarah pahit masa lalu.
Ada juga yang berhalunisasi untuk mengulang romantisme masa lalu sebagai bentuk pelarian dari tekanan tidak bisa beradaptasi dengan realitas perubahan dan perkembangan zaman.
Penting memaknai sejarah dengan menggali mentalitas para pelaku sejarah masa lalu. Ini penggalian makna dibalik peristiwa sejarah.
Contoh sejarah penugasan para santri awal ke daerah-daerah yang belum dikenal. Mengapa mereka bisa taat dan berhasil? Karena ada mentalitas dari para kader untuk berkorban. Sehingga saat mendapatkan perintah tugas ke daerah maka tidak mengenal menawar apalagi menolak. Meski kondisi istri baru melahirkan, baru pindah rumah, pengantin baru atau kondisi-kondisi yang memerlukan pengorbanan.
Pengalaman-pengalaman ruhani dari para kader awal Hidayatullah perlu digali dalam merintis Hidayatullah baru di daerah terpencil. Bagaimana dalam kondisi sangat darurat, terintimidasi, terancam jiwanya atau terjepit kemudian datang pertongan Allah. Meski sifatnya spritual tapi ini pengalaman nyata yang bisa diulangi lagi oleh semua kader dalam konteks dan zaman yang berbeda.
Ketiga, kesadaran sejarah secara obyektif juga penting bagi generasi pelanjut. Sejarah adalah sunnatullah yang bersifat kausalitas atau sebab akibat. Bahwa kalau melakukan begini maka akan begini, jika tidak melakukan hal itu maka berakibat begitu.
Ternyata sejarah adalah karunia dari Tuhan yang paling dekat dengan kita untuk mengajari manusia bagaimana bertingkah-laku dalam kehidupannya dengan banyak contoh sejarah manusia. Sebagaimana Alah berfirman dalam al Qur’an surat an Nahl ayat 16, “Maka, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Dalam al Qur’an sebagai kitab suci banyak menceritakan sejarah umat-umat terdahulu, baik yang taat kepada Allah maupun yang ingkar. Allah juga menceritakan akibat dari masing-masing perbuatan mereka.
Sejarah dalam al Qur’an bukan dongeng semata sebagaimana orang-orang kafir yang tidak mempercayai kesucian al Qur’an. Sejarah dalam al Qur’an adalah pelajaran kehidupan manusia dengan kausalitas yang terjadi. Cerita di al Qur’an bukan peristiwa sejarah biasa tapi penuh makna dan pelajaran bagi orang-orang beriman.
Memaknai sejarah itu sangat penting sebagaimana pentingnya membuat sejarah dalam kehidupan kita dengan prestasi dan kontribusi terbaik bagi Islam dan kaum muslimin dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Di Hidayatullah berserakan cerita dari pelaku sejarah Hidayatullah yang belum terdokumentasikan dengan baik. Padahal jika dikumpulkan dan dirangkai dalam ensiklopedi sejarah perjalanan Hidayatullah 50 tahun dari semua daerah dan kader yang menjadi pelaku sejarah maka menjadi karya luar biasa untuk generasi berikutnya.
Kesadaran sejarah sangat penting untuk menjadi rujukan perlangkahan ke depan. Sejarah Hidayatullah akan terus bergerak dari masa lalu, masa kini dan masa mendatang dengan makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Di mulai dari sejarah-sejarah kecil dan sederhana akan terangkai dengan sejarah kecil lainnya. Maka Hidayatullah akan men-sejarah di hati generasi dan umat Islam secara keseluruhan.
UST ABDUL GHOFAR HADI