BERITA atau artikel jurnalistik, menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya The Elements of Journalism, memiliki tujuan yang bisa mempengaruhi kehidupan orang banyak. Sebab, tujuan jurnalistik, menurut keduanya, adalah memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat untuk membuat keputusan terbaik tentang kehidupan mereka.
Terlebih lagi bagi para pembuat keputusan publik. Pengambilan keputusan yang baik, kata mereka, bergantung kepada orang-orang yang memiliki fakta yang dapat diandalkan dan akurat yang ditempatkan dalam konteks yang bermakna. Ini semua dimungkinkan bila kerja-kerja jurnalistik berkomitken pada warga dan khalayak luas.
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel kemudian mengungkapkan 9 elemen dasar yang menjadi prinsip jurnalistik. Terakhir, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menambahkan satu poin lagi dalam elemen dasar itu sehingga menjadi 10.
Berikut 10 elemen jurnalistik menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel:
- Jurnalistik berpihak pada kebenaran.
- Loyalitas kerja jurnalistik adalah kepada publik.
- Disiplin melakukan verifikasi.
- Menjaga independensi.
- Memantau kekuasaan secara independen. Artinya, “mengawasi segelintir orang yang berkuasa di masyarakat atas nama banyak orang untuk menjaga dari tirani”.
- Memberi ruang bagi publik untuk saling kritik dan berkompromi.
- Membuat hal penting menjadi menarik dan relevan. Artinya, jurnalistik harus mampu membuat daya tarik agar masyarakat peduli kepada hal-hal yang dianggap penting dan relevan untuk diperhatikan.
- Membuat berita komprehensif dan proporsional. Artinya, jurnalistik harus mampu menjadi peta bagi warga untuk menavigasi masyarakat.
- Wajib mendengarkan hati nurani sang pewarta. Sebab, dalam jurnalistik, wartawan diizinkan untuk menjalankan hati nurani pribadi mereka.
- Masyarakat juga harus memiliki tanggung jawab terhadap berita. Artinya, penulisan dan penyebaran berita bukan hanya tanggung jawab jurnalis.
Inilah 10 elemen jurnalistik menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Namun, kita tentu harus medudukkan 10 elemen ini kepada apa yang kita yakini.
Pada elemen pertama tentang kebenaran, misalnya. Sebagai seorang Muslim, kebenaran yang harus kita jadikan patokan tentu saja kebenaran menurut Islam, bukan sekadar kebenaran menurut publik.
Begitu pula pada elemen kedua, yakni kesetiaan tertinggi harus ditujukan kepada publik (warga). Elemen ini harus kita dudukkan pada tujuan dakwah, yakni mengubah masyarakat dari kegelapan (jahiliah) menjadi terang benderang (berperadaban mulia). Inilah yang menjadi kesetiaan utama seorang jurnalis Muslim.
Hal lain yang harus kita dudukkan secara tepat adalah istilah independensi. Istilah ini, menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, berarti tidak tergoda oleh sumber, terintimidasi oleh kekuasaan, atau dikompromikan oleh kepentingan pribadi.
Namun, pada tingkat yang lebih dalam, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menginginkan agar jurnalistik bisa melampaui kelas atau status ekonomi, ras, etnis, agama, gender, atau egonya sendiri.
Bagi seorang Muslim, tak ada yang bisa menandingi kedudukan wahyu Ilahi. Artinya, independensi yang harus ia junjung tinggi tetap harus didudukkan di bawah wahyu Ilahi. Tak boleh menyelisihinya!
Yang menarik, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel berpendapat bahwa jurnalistik tidaklah netral. Tidak memihak bukanlah prinsip inti dari jurnalisme. Sebab, wartawan harus mengambil keputusan. Dia tidak dan tidak akan bisa objektif.
Untuk yang satu ini, yes!
*) Mahladi Murni, penulis adalah Pemimpin Redaksi Hidayatullah.or.id. Artikel ini telah terbit sebelumnya di laman pribadinya Mahladi.com dan direpublikasi di sini atas seizin yang bersangkutan.