PERJALANAN hidup membawa saya pada momen tak terlupakan saat pertama kali menginjakkan kaki di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Lingkas, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Sambutan hangat menyelimuti kami, diawali dengan hidangan istimewa berupa kepiting soka yang begitu lezat, cangkangnya begitu lembut sehingga bisa langsung dinikmati tanpa perlu dipisahkan.
Sosok yang melayani kami saat itu memancarkan keceriaan dengan wajah yang dihiasi senyum bersahaja. Sosok yang melayani kami saat itu belakangan hari baru saya tahu bahwa beliau adalah Ustadz Khomaruddin.
Pertemuan kedua kami terjadi saat sama-sama bertugas di Hidayatullah Bulungan. Beliau dipercaya sebagai bendahara di Yayasan Kampus Madya Hidayatullah Bulungan dan juga sebagai Ketua Departemen Dakwah Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Kaltara.
Seiring kebersamaan kami, saya menjadi saksi bagaimana dedikasi dan keteguhan Ustadz Khomaruddin dalam menjalankan amanah yang diembannya. Beliau tak gentar menghadapi berbagai rintangan, bahkan rela “berpuasa” dalam menjalankan tugas demi kemajuan organisasi dan umat.
Semangat pantang menyerah Ustadz Khomaruddin tak hanya terpancar dari dedikasinya, tetapi juga dari kesediaan beliau untuk mengeluarkan dana pribadi demi suksesnya program yang diusung.
Minimarket Ukaz dan gerak langkah permulaan Posdai Kaltara merupakan dua karya nyata yang lahir dari kepemimpinannya yang inspiratif.
Menurut Ust. H. Jamiruddin Rajab, Ketua Dewan Murabbi Wilayah (DMW) Hidayatullah Kaltara, Ustadz Khomaruddin adalah kader teladan yang tak pernah menolak tugas, bahkan ketika tugas tersebut terkesan mustahil untuk diselesaikan.
Pengabdian Ustadz Khomaruddin tak berhenti di situ. Beliau kemudian dipercaya sebagai ketua Yayasan Kampus Madya Hidayatullah Karungan Tarakan dan Ketua Departemen Ekonomi DPW Hidayatullah Kaltara.
Namun, takdir berkata lain. Pada hari Kamis, 16 Syawal 1445 (25/4/2024) sekira pukul 05.32 WITA, Ustadz Khomaruddin menghembuskan nafas terakhirnya di Tarakan.
Pria berhati mulia dan murah senyum asal Buket Raya, Darul Aman, Aceh Timur, ini telah menyusul sang istri tercinta, Faizah, yang wafat di Baitullah saat mereka bersama-sama melakukan ibadah umrah.
Kepergian Ustadz Khomaruddin meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan umat Islam di Kaltara yang selama ini dibinanya dalam majelis Qur’an.
Kepergian almarhum juga menyisakan kesedihan yang mendalam bagi Sri Katini, istri kedua almarhum, yang dengan penuh cinta dan kesabaran mendampinginya selama menjalani perawatan di RSUD dr. H. Jusuf SK Kota Tarakan hingga detik detik akhir kepergian untuk selamanya itu.
Kisah hidup Ustadz Khomaruddin tak berhenti di situ. Beliau adalah salah satu pelopor dakwah thibbun nabawi di Kaltara dan telah banyak membantu masyarakat dengan ilmu bekam dan rukyahnya. Dedikasi dan semangatnya akan selalu dikenang sebagai teladan bagi generasi berikutnya.
Semoga Allah SWT menerima amal saleh Ustadz Khomaruddin, mengampuni seluruh dosanya, dan menempatkannya di Jannah Firdaus Tertinggi bersama para Nabi, Rasul, Shiddiqin, Syuhada, dan Shalihin. Aamiin.
*) Mazliz B. Mustafa, penulis adalah Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah 2020-2023 dan kini mengemban amanah sebagai Ketua Departemen Dakwah & Layanan Umat DPW Hidayatullah Kaltara
TONTON VIDEO Kegigihan Dai, Mengantar Cahaya Islam