AdvertisementAdvertisement

Mewaspadai Proses Degradasi Perjuangan

Content Partner

Oleh Ust. Shalih Hasyim*

JIKA kita membuka hukum aksiomatik (tidak terbantahkan) Al Quran maka dalam lintasan sejarah peradaban berlaku sunnatullah proses pergiliran dan perguliran zaman secara konstan, tidak instan (fiqh tadawuluz zaman wal qarn). Kebangkitan dan keterpurukan peradaban juga tidak terjadi secara kebetulan, mufajaah– (ujuk-ujuk , Bhs Jawa)-. Tetapi, dampak akumulasi dari proses yang melatar belakanginya (khalfiyyah).

Demikian pula pada gerakan ormas keagamaan. Setiap gerakan apapun dimulai dari kemurnian pada cita-cita awalnya menuju zaman kepalsuan. Semula, mereka terdiri dari para pendiri dan pencetusnya. Merekalah para generasi lapisan pertama/inti yang merasakan pahit dan manisnya jalan perjuangan secara langsung.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqy di dalam kitab Syu’ab Al Iman menjelaskan tentang fluktuasi (pasang surut) pemeluk agama Islam :

عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يُوْشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنَ الِإسْلاَمِ إِلَّا إِسْمُهُ وَلَا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلَّا رَسْمُهُ، مَسَاجِدُهُمْ عاَمِرَةٌ وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى عُلَمَاؤُهُمْ شَرٌّ مَنْ تَحْتِ أَدِيْمِ السَّمَاءِ مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُوفِيْهِمْ تّعُوْدُ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)

“Diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib Ra  berkata, Rasulullah saw bersabda :manusia akan sampai pada suatu zaman dimana islam hanya tinggal Namanya, Al qur’an hanya tulisannya, masjid-masjid megah namun jauh dari petunjuk, ulama-ulama adalah seburuk-buruknya orang yang berada dibawah kolom langit, dari mereka timbul dan Kembali sebuah fitnah”. (HR. Al Bayhaqi di dalam kitab Syuab Al Iman)..

Bermula dari suatu masa ketika pemeluk agama ini menghayati dan mengamalkan ajarannya dalam arti yang sebenarnya pada berbagai dimensi kehidupan, menuju ke satu zaman ketika pemeluk agama hanya berada di pinggirnya, di permukaannya saja. Dengan penghayatan yang sangat dangkal. Penyimpangan praktek beragama selalu dimulai dari kedangkalan pemahamannya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعۡبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرۡفٍ ۖ فَإِنۡ أَصَابَهُۥ خَيۡرٌ ٱطۡمَأَنَّ بِهِۦ ۖ وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ فِتۡنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجۡهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ

“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi, maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.”. (QS. Al-Hajj 22 : 11)..

Dimulai dari generasi awal yang memiliki keterikatan yang kuat dengan nilai-nilai agamanya menuju pada generasi pelanjut yang menyia-nyiakan ajaran agamanya. Bahkan, cenderung mereduksi teori dan praktek keagamaan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَٰوةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا

Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan sholat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat,”. (QS. Maryam 19:59)

Pemeluk agama Yahudi dan Nasrani pada mulanya adalah sosok-sosok minoritas yang konsisten dan komitmen dengan kemurnian ajaran agamanya, selaras dengan namanya orang yang memperoleh petunjuk dàn orang yang menolong agamanya. Namun, pada ketidak seimbangan perkembangannya (pisik dan non pisik), oknum agama tersebut merubah-merubah kitab sucinya sesuai dengan selera hawa nafsunya. Untuk meraih tahta, harta, dan wanita.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَبِمَا نَقۡضِهِم مِّيثَٰقَهُمۡ لَعَنَّٰهُمۡ وَجَعَلۡنَا قُلُوبَهُمۡ قَٰسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ وَنَسُواْ حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُواْ بِهِۦ ۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَىٰ خَآئِنَةٍ مِّنۡهُمۡ إِلَّا قَلِيلًا مِّنۡهُمۡ ۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱصۡفَحۡ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 13)..

Ketika pemeluk agama berubah dari kemurnian sumber dan tujuan (ashalatul mashdar wal ghayah) menuju masa kepalsuannya, dari sinilah agama itu sudah mulai tercemar. Terkontaminasi oleh tangan jahil manusia. Hal itu bisa saja terjadi pada semua agama termasuk Islam.

Akan tetapi ada sesuatu yang membedakan dengan pemeluk agama akhir zaman, dinul Islam ini. Didalam Islam Allah subhanahu wa ta’ala akan menjanjikan kepada setiap kali terjadi proses istidraj (degradasi) pada ummat ini, Dia akan membangkitkan generasi 554 yang akan meniupkan ruh ke dalam jasad umat ini, sehingga akan lahir dan berinteraksi dengan lingkungan sosial dengan spirit & stamina barunya..

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ma’idah 5: 54).

Itulah sebabnya betapa vital/urgensi peran dan kontribusi murabbi yang secara berkesinambungan bermujahadah untuk meniupkan ruh di lapisan inti umat ini agar hidup kembali spirit kehidupannya. Untuk mewaspadai proses degradasi. Selanjutnya, proses regenerasi akan berlangsung secara stimulan dan simultan. Sehingga krisis kurang asah, asuh, asih, dan kurang ajar yang terjadi pada umat ini bisa diurai secara bertahap (gradual)..

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ رُوحًا مِّنۡ أَمۡرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدۡرِي مَا ٱلۡكِتَٰبُ وَلَا ٱلۡإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلۡنَٰهُ نُورًا نَّهۡدِي بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهۡدِيٓ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسۡتَقِيمٍ

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) roh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,”. (QS. Asy-Syura 42:52).

Pasang surut yang terjadi seharusnya bisa dijadikan ibrah (pelajaran), ubur (jembatan) menuju kesuksesan dan dapat bertahan di puncak keberhasilan. Untuk menghindari menang jadi arang dan kalah jadi abu.

Hikmah Kekalahan & Kemenangan

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rahimahullahu Ta’ala berkata dalam Madarijus Salikin,

قال ابن القيم رحمه الله : لوانتصر الحقّ دائما لامتلات صفوف الدعاة بالمنافقين ! ولوانتصر الباطل دائما لشك الدعاة في الطريق ! ولكنها ساعة وساعة. فساعة انتصار الباطل فيها غربلة للدعاة ! وساعة انتصار الحقّ فيها ياتي اليقين. ! (مدارج السالكين )..

“Jika kebenaran selalu menang, niscaya orang-orang munafik akan memenuhi shaff-shaff para da’i. Jika kebathilan selalu menang, akan muncul keragu-raguan dalam diri para da’i akan jalan perjuangan. Kemenangan dan kekalahan selalu silih berganti. Kadang kebathilan yang menang untuk menyaring para da’i, kadang kebenaran menang untuk menumbuhkan keyakinan..”

*) Penulis adalah anggota Dewan Murabbi Pusat (DMP) Hidayatullah. Tulisan ini diadaptasi dari arahan Ketua Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah Ust. Dr. Tasyrif pada Rapat Rutin DMP, Selasa, 13 Desember 2022.

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

KH Hamim Thohari Tekankan Pentingnya Penyucian Jiwa dalam Pendidikan Kader

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Hidayatullah, KH. Hamim Thohari, M.Si, meluangkan waktunya menghadiri acara Majelis Reboan Hidayatullah...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img