Hidayatullah.or.id – Sosialisasi Empat Pilar MPR RI digelar sebagai rangkaian acara Musyawarah Nasional VI Syabab Hidayatullah yang digelar di Kampus II Hidayatullah Jl Brigjen Katamso, Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (27/12/2016).
Hadir sebagai narasumber utama anggota MPR RI dari kelompok DPD Muhammad Asri Anas. Acara didesain dalam format dialog yang menampilkan panelis Ketua Umum PP Syabab Hidayatullah Naspi Arsyad, mantan anggota DPD RI Nursyamsa Hadits yang juga senior pemuda Hidayatullah dan dipandu oleh Pimpinan Redaksi Majalah Mulia Imam Nawawi.
Pada kesempatan tersebut Asri Anas mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Acara yang dihadiri oleh Ketua Umum PP Syabab Hidayatullah Naspi Arsyad beserta jajaran dan diikuti sedikitnya 400 peserta ini mengangkat tema ‘Penajaman Gerakan Pemuda Menuju NKRI Bermartabat’.
Mengawali pemaparannya, Asri Anas mengatakan di tangan pemudalah bangsa ini akan bangkit. Karena itu, kata Asri, ia sering berharap agar konsolidasi pemuda muslim bisa dimulai dan diciptakan dan sekaranglah momentumnya.
“Pemuda muslim jangan sampai salah paham terhadap Pancasila. Karena itu adalah dasar negara kita dan tidak satupun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Bahkan umat Islamlah yang menjadikan Pancasila itu eksis,” tegas Asri melanjutkan.
Asri menuturkan, pemuda sebagai pelanjut estafeta kepemimpinan di masa mendatang mesti mampu mengaktualiasi pemahaman empat pilar kebangsaan.
“Saya meminta generasi muda Hidayatullah mendorong lahirnya gerakan cinta tanah air, cinta NKRI dari kelompok generasi Islam,” lanjut Asri.
Menurutnya, sosialisasi empat pilar menjadi penting dilakukan dan diketahui dengan benar, yang selanjutnya dapat diamalkan dan diimplementasikan dalam kehidupan. Pemahaman yang benar tersebut akan melahirkan kecintaan terhadap Indonesia dan lebih dari itu kian menumbuhkan semangat kebangsaan.
“Aksi damai yang digelar pada tanggal 2 Desember misalnya, itu sebenarnya menunjukkan kedewasaan dan dan kematangan masyarakat dalam memahami empat pilar kebangsaan. Penistaan agama memang rentan merusak bangunan keindonesiaan,” kata Asri Anas.
Menurut Asri, rekonstruksi sejarah dalam mengejawantah empat pilar kebangsaan ini akan menegaskan kembali peran umat Islam dalam merawat Pancasila dan muatan-muatan pilar lainnya.
“Kalau dia tidak menjalankan perintah agama berarti tidak menjaga Pancasila sebagai pilar bangsa. Menjalankan perintah agama, shalat lima waktu, shalat dhuha, menolong orang lain, ini menjalankan Pancasila Ketuhanan yang Maha Esa. Menjalankan perintah agama itulah pengamalan Pancasila,” katanya.
Pimpinan Badan Anggaran (Banggar) MPR RI ini mendorong Syabab Hidayatullah untuk terus terlibat secara aktif dalam mensosialisasikan empat pilar kebangsaan menuju Indonesia maju dan bermartabat.
Ketum PP Syabab Hidayatullah Naspi Arsyad menambahkan, empat pilar kebangsaan dalam bingkai Islam keindonesiaan merupakan imunitas untuk menangkal gejala dekonstruksi sosial yang ditandai dengan maraknya permisifisme, kriminalitas, dan radikalisme.
“Dengan pemahaman yang baik dan benar tentang empat pilar bangsa, kita akan semakin memahami arah perjalanan kita. Ini seperti orang menikah yang semakin hari kian sayang pasangannya walaupun pada awalnya menikah karena terpaksa,” pungkas Naspi berseloroh. (ybh/hio)