SERAM (Hidayatullah.or.id) — Pondok Pesantren Hidayatullah Kobisonta, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah mengadakan rihlah study tour untuk para santrinya pada Senin, 10 Februari 2020.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Kobisonta Ust Hasan Hanif mengatakan para peserta study tour ini merupakan santri Sekolah Menengah Pertama (SMP) awal Pondok Pesantren Hidayatullah Kobisonta.
“Adik adik yang ikut kegiatan adalah adik adik kelas satu dan kelas dua, karena kita baru membuka kelas SMP tahun ini,” kata Hasan yang juga merupakan Koordinator Dai KPB Kobisonta.
Agenda kunjungan pertama dari kegiatan ini bertempat di sebuah pabrik roti Renno. Alasan pemilihan pabrik roti Renno menjadi tempat kunjungan belajar ialah sebagai bertambahnya wawasan peserta didik dalam pembelajaran tematik dan juga sebagai bekal pembelajaran dasar kepada peserta didik tentang tata boga atau dunia makanan.
“Kunjungan ini untuk menggali minat serta bakat santri, siapa tahu di kemudian hari ada diantara adik adik kita yang ingin menekuni usaha tata boga roti,” jelasnya.
Selanjutnya, para santri diajak untuk berkeliling melihat-lihat studio Radio Republik Indonesia (RRI). Para santri diajak menapaktilasi bagaimana dahulu Indonesia pernah mempunyai sebuah stasiun radio yang besar dan hampir diminati semua kalangan pada masanya.
Dengan kemajuan teknologi yang ada para pengurus pondok pesantren Hidayatullah ingin mengajarkan kepada peserta didik bahwa stasiun RRI masih berusaha eksis.
“Zaman era digital saat ini banyak generasi muda sudah mulai melupakan radio. Maka kami ingin siswa mengenal penyiaraan dalam bentuk radio sekaligus mengetahui bahwa RRI masih berusaha tetap eksis sampai saat ini,” kata Hasan.
Hasan berharap dengan adanya agenda kunjungan belajar ini para siswa dapat belajar bahwa seiring berjalannya waktu banyak perubahan di sekeliling mereka terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga kelak, lanjut Hasan, para peserta didik di masa yang akan datang, bisa memahami teknologi dan menjadikannya alat dalam berdakwah sesuai kebutuhan perubahan zaman.
“Menjadi pengusaha, ilmuan, penyiar, pengusaha roti atau apapun yang mereka inginkan. Mereka harus berkembang sesuai minat dan bakat kemudian menjadikan profesi, sembari terus berdakwah sehingga mereka tidak kalah oleh zaman, tapi merekalah yang menaklukkan zaman,” tukas Hasan.*/Amanji Kefron