Ketua Umum DPP Hidayatullah, KH Nashirul Haq, mengajak umat Islam mengambil ibrah atau pelajaran dari peristiwa Isra’ Mi’raj, dan menjadikannya sebagai spirit.
Perjalanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kata Nashirul, menunjukkan bahwa masjid merupakan pusat peradaban Islam.
“Selain sebagai pusat ibadah, hendaknya masjid juga sebagai pusat tarbiyah, pusat dakwah, dan pusat kendali keumatan. Sehingga seluruh program-program keumatan seharusnya terpusat di masjid, atau dikendalikan dari masjid,” ujarnya kepada hidayatullah.com Jakarta pada Kamis (04/04/2019).
Ia melanjutkan, perjalanan Nabi ke Masjidil Aqsha menunjukkan bahwa masjid itu adalah masjid yang mulia ketiga.
Al Quds, terangnya, adalah tempat yang diabadikan oleh Allah sebagai tempat yang dimuliakan dan disucikan.
“(Karenanya) Al Quds adalah Tanah Suci yang harus dimerdekakan dan dibebaskan dari penjajahan Zionis ‘Israel’,” tegas Nashirul.
Dalam Isra’ Mi’raj, tuturnya, Nabi menerima langsung perintah ibadah shalat. Ini menunjukkan bahwa shalat adalah tiang agama yang hendaknya mewarnai seluruh aktivitas seorang Muslim.
“Dan dia (shalat) merupakan pembeda antara keislaman dan kekufuran,” jelasnya.
Nashirul berharap, semoga dengan momen Isra Mi’ra ini, umat Islam semakin memperhatikan shalat lima waktu, dan terus meningkatkan kualitasnya. Sehingga shalat ini benar-benar dapat menjadi perisai dan mencegah dari perbuatan keji dan munkar.* Andi