TANJUNG SELOR (Hidayatullah.or.id) — Dua kampus Hidayatullah yaitu Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Tanjung Selor, Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar acara pernikahan massal mubarak 4 pasang santri dai-daiyah Hidayatullah yang masing masing digelar Sabtu dan Ahad, 23-24 Sya’ban 1443 (26-27/3/2022).
Helatan walimah di Mataram, hadir memberikan sambutan dan penguatan kepada para dai dan daiyah, Gubernur NTB, DR. H. Zulkeflimansyah,SE.,MSc.
Sementara itu DR.TGH. L. Ahmad Zainuri, Lc,MA memberikan nasihat pernikahan penuh hikmah dan inspirai kepada para mempelai.
Pernikahan mubarak ini menurut Ketua DPW Hidayatullah NTB, Ustadz Muslihuddin Mustaqim, adalah juga dalam rangka syiar Islam perihal pernikahan.
“Proses pernikahan mubarak ini dilakukan dengan penuh kerja keras, perjuangan yang luar biasa, serta yang paling utama adalah dari sisi syariatnya, dimana para peserta nikah mubarak ini sama sekali belum saling kenal satu sama lain, tanpa melalui pacaran dan segala bentuk pendekatan yang tidak diridhoi oleh Allah,” ungkapnya.
Salah seorang dai muda NTB, Ustadz Amrael Hasani mengatakan bahwa dirinya memilih ikut pernikahan mubarak ini dalam rangka ikut menguatkan barisan dakwah di tengah-tengah umat.
“Melalui pernikahan ini saya tidak sekedar ingin membangun keuarga, tetapi juga bagaimana dapat ikut menguatkan dakwah Islam di tengah-tengah umat bersama istri tercinta,” ungkapnya dengan tersenyum malu.
Di tempat lain, resepsi pernikahan di Tanjung Selor, Kaltara, juga berlangsung semarak yang dihadiri keluarga 4 pasang mempelai. Ketua DPW Hidayatullah Kaltara, Ustadz Endi Haryono, pernikahan mubarak ini adalah dalam rangka syiar Islam.
“Dalam prosesi pernikahan mubarak ini ada hal yang berbeda bila dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya, dimana para peserta nikah mubarak ini sama sekali belum pernah saling kenal satu sama lain, tidak mengenal pacaran dan pertemuan pertama setelah dinyatakan sah,” ungkapnya.
Abu Bakar salah satu dai muda peserta pernikahan di Kaltara ini mengatakan bahwa dirinya memilih ikut pernikahan mubarak ini dalam rangka turut menguatkan syiar dakwah.
“Dengan pernikahan ini, saya tidak sekedar ingin membangun rumah tangga, tetapi bagaimana saya dan istri nantinya dapat ikut menguatkan syiar dakwah Islam,” ungkap dai muda yang sejak kecil telah menjadi yatim piatu.
Gelaran acara ini disponsori oleh Laznas BMH dalam rangka terus mendukung upaya penguatan keluarga terlebih untuk dai dan daiyah. Hal ini karena eksistensi mereka dapat menguatkan syiar dan kiprah dakwah di tengah-tengah umat.*/Herim