Hidayatullah.or.id — Secara empiris jika kita cermati kondisi pendidikan kita saat ini, perilaku dan karakter negatif masih saja menggejala. Perilaku seperti pergaulan bebas, hedonisme, anarkisme, nyontek, budaya instan, dan asosial, masih terus menjadi headline berita sehari-hari.
Sikap-sikap negatif tersebut dalam jangka panjang jelas akan sangat merusak dan merugikan diri sendiri bagi pelajar serta masyarakat luas bahkan bangsa.
Demikian benang merah materi disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Drs. H. Mulyadi Bintaha, M.Pd saat memberikan materi di seminar peradaban Islam di Mamuju, beberapa waktu lalu (12/02/2014).
Bertempat di Hotel Berkah Mamuju, seminar yang dirangkaikan dengan Rapat Kerja Wilayah (rakerwil) IV Pengurus Wilayah Hidayatullah Sulawesi Barat, Mulyadi Bintaha menjelaskan bahwa pihaknya sangat menyambut baik upaya Hidayatullah dalam menjalankan fungsinya di masyarakat. Muntaha pun menerangkan jika pihaknya siap menjalin sinergi.
Menanggapi rekan pembicara pertama, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah Drs. Tasrif Amin, M.Pd selalu pemapar kedua seminar peradaban ini berseloroh bahwa inilah bedanya transformasi dengan transfer peradaban.
āKalau transfer, mengirim atau memindahkan. Berbeda dengan transformasi, misalnya satu pihak melakukan transformasi ilmu kepada pihak lainnya. Proses transformasi ini tak akan mengurangi ilmu saya meski Anda tetap menerima ilmu yang saya berikan,ā jelas kandidat doktor ini mencontohkan.
Untuk itu, jelas Tasyrif, proses dan suksesi transformasi peradaban Islam hendaknya mendorong semua komponen umat yang telah tercerahkan oleh nilai Islami untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikan itu kepada yang lain.
“Nikmatnya berislam jangan hanya dinikmati sendiri, ajak juga orang lain untuk menikmatinya dengan dakwah yang ma’ruf,” kata Tasyrif.
Berbeda dengan pemateri sebelumnya, Tasrif Amin, banyak menyitir ayat al-Qurāan dan hadits Nabi Muhammad salallahu āalaihi wa sallam dalam medasari argumentasinya.
Ditegaskan dia, salah satu ciri orang yang berkarakter dan berperadaban Islami adalah yang takut melakukan kesalahan meski tidak ada orang yang melihatnya.
Acara seminar tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Februari dan dihadiri sedikitnya 200 pengunjung dari kalangan pelajar, akademisi, dan sejumlah legislator dan masyarakat umum.
Dalam kesempatan itu dilakukan juga seremoni pelepasan dai pelosok ke wilayah Kabupaten Majene, Mamuju, Polewali Mandar, Mamuju Utara dan Kabupaten Mamuju Tengah oleh Mulyadi Bintaha dan Tasyrif Amin.
āSemoga Allah Subhanahu wa taala menguatkan semangat kita untuk terus memberikan pencerahan dan pengabdian di masyarakat,ā ungkap Muntaha sesaat sebelum mengalungkan surban secara simbolik kepada keenam dai yang akan bertugas.
Ketua Pengurus Wilayah Hidayatullah Sulbar Drs. Abu Bakar Muis dalam kesempatan itu menjelaskan dai yang tersebar di seluruh penjuru wilayah ini tidak sekedar berdakwah di perkotaan, tapi juga menjelajahi wilayah yang belum terjangkau jaringan seluer dan harus berjalan kaki berjam-jam untuk menuju tempat tugasnya.
āAcara ini juga menguatkan dai Hidayatullah di daerah, juga dalam rangka sosialisasi program yang telah dicanangkan pada Rakernas Hidayatullah lalu dalam rangka revitalisasi organisasi menuju standarisasi dan sentralisasi,ā ujar Abu Bakar. (Muhammad Bashori – Kontributor Sulbar)