AdvertisementAdvertisement

Pemerintah: Pesantren Adalah “Pabrik” Pemimpin Bangsa

Content Partner

Santri Sekolah Pemimpin Hidayatullah (SPH) di Balikpapan, Kalimantan Timur / BASHORI
Santri Sekolah Pemimpin Hidayatullah (SPH) di Balikpapan, Kalimantan Timur / BASHORI

Hidayatullah.or.id —- Sebagai lembaga edukasi Islam tertua di negeri ini, pondok pesantren merupakan “pabrik” pencetak para calon pemimpin bangsa. Demikian ditegaskan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) beberapa waktu lalu.

“Sejarah telah mencatat dan membuktikan hal itu. Dari masa ke masa, para alumni pesantren selalui mewarnai pentas politik nasional dengan ikut menjadi bagian dari kepemimpinan seperti di kabinet dan jabatan publik atau pemerintahan lainnya,” ujar Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) saat bersama Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz, meresmikan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pondok Pesantren di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/3) lalu.

Menag mencontohkan guru sekaligus tokoh yang dikaguminya, almarhum KH Idham Chalid. “Beliau beserta para kiai lain pernah beberapa kali menjadi menteri, dan jabatan penting lainnya yang didedikasikan untuk kemaslahatan umat,” ujar Menag.

Menag pun menegaskan urgensi madrasah dan pondok pesantren sebagai salah satu pilar penyelenggaraan kegiatan pendidikan di Indonesia. Meski diakuinya, mayoritas dikelola swasta, namun tak menghalangi kontribusi lembaga pendidikan agama ini dalam mencerdaskan bangsa.

“Ponpes seratus persen swasta, tak ada yang dimiliki pemerintah. Sama halnya dengan madrasah, 94 persen dikelola swasta, yaitu oleh para kiai dan ulama. Tapi keduanya berkontribusi besar bagi Indonesia,” ujarnya.

Menag menyatakan, Kementerian Agama (Kemenag) secara khusus mengapresiasi dan selalu mendukung kegiatan belajar-mengajar yang digelar ponpes dan madrasah.

Sementara itu, Menpera Djan Faridz, menyebutkan, pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, termasuk untuk kelayakan hunian, serta sarana mandi, cuci dan kakus (MCK) komunal.

Menurut dia, berdasarkan data yang dimiliki Kemenpera, kini ada 27.000 ponpes di seluruh Indonesia, dengan jumlah santri 3,4 juta siswa. “Kemenpera juga terus mendorong program pembangunan sarana pesantren, sehingga para santri bisa semakin maju dalam belajar,” ucapnya. (kem/ybh)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Harga Mati Rejuvenasi

SAAT ini, organisasi Islam dihadapkan pada tantangan besar untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia yang semakin berubah. Di...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img