Hidayatullah.or.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Dr Abdul Mannan, MM, mendorong Syabab (pemuda) Hidayatullah untuk belajar pola gerakan organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII).
Abdul Mannan menilai, sebagai organisasi kepemudaan yang sarat dinamika, konsistensi PII dalam tradisi spiritualisasi, kaderisasi, dan intelektualisasi patut dijadikan sebagai contoh yang baik bagi gerakan Syabab Hidayatullah pada kepengurusan selanjutnya.
“Motivasi dan gerakan organisasi PII harus digelorakan Syabab Hidayatullah,” kata Abdul Mannan saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) V Syabab Hidayatullah di Kota Depok, Jawa Barat, Jum’at (28/02/2014).
PII, menurut Abdul, patut ditelaah dan dicontoh karena dalam perjalanannya terbilang sukses melakukan suksesi kaderisasi terbukti salah satunya sebanyak 28 menteri kabinet Presiden SBY merupakan alumni PII. Tak sedikit kader PII menjadi tokoh penting dan berpengaruh.
Proses pendidikan PII, menurut Abdul, tidak semata menciptakan manusia sosial tetapi juga melahirkan kader yang berorientasi pada nilai-nilai Islam. Proses pendidikan dan pola gerakan organisasi PII bertujuan menciptakan manusia yang baik atau manusia terpelajar.
“Intelektualisasi dan spiritualisasi di PII itu berkelanjutan, ini layak menjadi contoh untuk model pergerakan Syabab Hidayatullah ke depan,” pesannya.
Lebih lanjut beliau menegaskan bahwa visi Hidayatullah adalah membangun peradaban Islam. Membangun masyarakat berperadaban adalah membentuk manusia yang berilmu pengetahuan alias manusia beradab.
Sebagaimana PII, Abdul menilai konsep kaderisasi Syabab Hidayatullah harus diproyeksikan kepada kemampuan kader mentransformasi kultur Hidayatullah dengan jalan terlibat aktif dalam menjawab tantangan dan memecahkan problematika yang dihadapi oleh organisasi, bangsa Indonesia, dan umat manusia.
Hidayatullah dituntut untuk melakukan upaya regenerasi secara terus menerus. Sebab, terang Abdul, tidak mungkin amanah kepemimpinan ini terus dipangku oleh yang sudah tua. Sehingga beliau mendorong agar Syabab Hidayatullah harus mampu mendesain kader yang dipersiapkan mengemban tugas masa depan dengan kemampuan, kualitas, dan kualifikasi tertentu.
“Hidayatullah membutuhkan kader pelopor sekaligus penggerak sebagai kekuatan inti organisasi dan umat Islam untuk menegakkan peradaban Islam,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Munas V Syabab Hidayatullah, Rahmat Ilahi Hadits, dalam sambutannya mengatakan helatan musyawarah dan silaturrahim nasional ini adalah sekaligus sebagai momentum rekonstruksi dan revitalisasi gerakan Syabab Hidayatullah.
Meski diakui sempat mengalami sejumlah dinamika internal sehingga membuat pergerakannya terkesan stagnan, Rahmat menegaskan bahwa perjuangan Syabab Hidayatullah belum berakhir.
Rahmat menuturkan pekerjaan rumah kita bersama untuk senantiasa menggairahkan gerakan Syabab Hidayatullah. Berbagai keterbatasan tidak menyurutkan langkah syabab untuk terus bergerak.
Saat ini, kata Rahmat, Syabab Hidayatullah masih terus melakukan perbaikan perbaikan. Momentum Munas kali ini diharapkan Rahmat menjadi ruang resolusi dan identifikasi dari berbagai problem yang dihadapi gerakan kepemudaan yang telah memasuki usia satu dekade lebih ini.
“Pemuda tidak berfokus pada alasan karena sudah pasti alasan itu selalu benar. Tapi pemuda selalu fokus pada solusi, walaupun solusi tidak selalu benar,” tandasnya.
Musyawarah Nasional Syabab Hidayatullah ini terselenggara atas dukungan banyak pihak diantaranya PP Hidayatullah, Laznas BMH, HiTC, Mushida, Yayasan Marhamah Hidayatullah Depok, PT Totalindo Rekayasa Telematika, dan lain-lain.*