JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Kadepdikdasmen) DPP Hidayatullah, Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd.I, mengatakan gagasan besar seorang pemimpin atau penggerak lembaga pendidikan perlu diperkaya dengan khazanah tentang kepemimpinan profetik yang teraktualisasi dalam nilai budaya lembaga pendidikan yang diperagakan oleh seluruh stakeholders.
“Kemampuan membangun budaya organisasi berbasis profetik ini diharapkan dapat mendorong para pemimpin pendidikan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pendidikan dan pengkaderan,” kata Nanang dalam keterangannya kepada Hidayatullah.or.id disela kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Kepala Sekolah Hidayatullah Batch 2 di komplek gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta, Selasa, 19 Shafar 1445 (5/9/2023).
Menurut Nanang, pelatihan kepemimpinan yang dirancang untuk para kepala pendidikan ini juga akan memberi perhatian terhadap profesionalisme para pemimpin dalam mengelola lembaga pendidikan.
Dia menjelaskan, profesionalisme memimpin lembaga pendidikan ditunjukkan dengan bagaimana para pemimpin memahami visi pendidikan, merencanakan, dan mendesain pendidikan berbasis pengkaderan.
“Serta bagaimana mengelola transformasi ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh para siswa untuk mampu berdaya saing menjadi kader kader umat yang memberi manfaat di masa depan,” imbuhnya.
Dengan begitu banyaknya aktivitas Hidayatullah di hampir semua bidang meliputi dakwah, pendidikan, sosial, kesehatan, dan ekonomi, maka diperlukan peningkatan kemampuan bagi para pemangku amanah di segala lini, wabilkhusus di bidang pendidikan.
Di bidang pendidikan, terang Nanang, Hidayatullah memiliki lembaga profesional yang dikenal dengan istilah “kampus” atau pesantren berbadan hukum yayasan. Di dalamnya diselenggarakan program pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.
“Karena fungsi strategis lembaga pendidikan dalam melakukan fungsi tarbiyah kepada umat, sehingga diperlukan pengelolaan sekolah yang profetik dengan tata kelola manajemen yang profesional,” ujarnya.
Dia menerangkan, peran strategis lembaga pendidikan salah satunya adalah ia mampu melakukan multiplayer effect perubahan dalam berkontribusi mencapai visi lembaga, yaitu membangun peradaban Islam.
“Sebagai conveyer (pembawa) dan performer (peraga) peradaban Islam, lembaga pendidikan harus mampu memeragakan lembaga pendidikan yang Islamiah, ilmiah dan alamiah,” bebernya.
Disinilah, terang dia, diperlukan hadirnya pemimpin pemimpin lembaga pendidikan Hidayatullah yang harus mampu optimal dan mengaktualisasi fungsi dan nilai tarbiyah se-Indonesia sesuai dengan cita-cita dan harapan para pendiri dan perintis Hidayatullah.
“Kemampuan memahami fungsi dan model kepemimpinan Islam, merupakan modal utama bagi para pemimpin lembaga pendidikan untuk memiliki kemampuan berpikir strategis guna melahirkan inspirasi dan gagasan-gagasan besar,” terang Nanang.
Nanang menambahkan, konsep kepemimpinan yang coba dihadirkan oleh Hidayatullah menjadi wawasan penting dan strategis bagi para kepala lembaga pendidikan untuk menjalankan amanah yang mereka emban guna mentransformasi nilai nilai kepemimpinan profetik yang berlandas pada tuntunan Islam. (ybh/hidayatullah.or.id)