AdvertisementAdvertisement

Peradaban Islam Hindarkan Perpecahan Antar Sesama

Content Partner

Ketua Yayasan Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan Ust Hamzah Akbar

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) – Setiap kader dai Hidayatullah hendaknya berupaya menjadi peraga peradaban Islam mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, hingga level kehidupan sosial di masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu, kader Hidayatullah selalu menghindari perpecahan dan permusuhan antar sesama. Terlebih lagi permusuhan sesama muslim.

“Nilai-nilai mulia tersebut harus selalu terpatri di setiap pribadi kader Hidayatullah yang mengusung visi membangun peradaban Islam,” kata Ketua Yayasan Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak Kota Balikpapan Ust Hamzah Akbar, dalam obrolan dengan Hidayatullah.or.id beberapa waktu lalu.

Hamzah menambahkan, kasih sayang (al-hikmah wa al-mauidhati al-hasanah) merupakan bagian penting dari adab Islam sehingga ia musti terejawantah dalam praktik dakwah dan relasi sosial bagi setiap kader-kader Hidayatullah.

Karena itulah, lanjut Hamzah, Hidayatullah tak mengenal radikalisme dan terorisme atau sifat berlebih-lebihan (ghuluw) dalam beragama dan menjadikan Islam wasathiyah sebagai muatan utama jatidiri Hidayatullah.

Lebih jauh Hamzah menukil pesan yang acapkali disampaikan oleh pendiri Pesantren Hidayatullah Allaahuyarham KH Abdullah Said yang selalu menekankan kader-kadernya untuk menjadi teladan dalam dakwah dan keseharian.

Kata Hamzah, bagi almarhum Abdullah Said, kerja dakwah itu sebenarnya sederhana. Yakni membahasakan kepada umat (audience) apa yang sudah dirasakan dalam melakukan pendekatan diri kepada Allah SWT. Seperti mengutarakan perasaan nikmatnya mendekatkan diri kepada Allah lewat pengabdian kepada-Nya. Merasakan enaknya hidup tanpa menyombongkan diri.

“Arogansi di hadapan manusia apalagi Tuhan adalah sifat yang dibenci Allah. Sehingga tak mungkin merasakan ketenangan hidup,” kata Hamzah mengutip pesan Abdullah Said.

Hamzah mengatakan tantangan Hidayatullah dewasa ini adalah bagaimana bisa konsisten menata dai sebagai pencerah umat dan rahmat seluruh alam.

“Hal yang penting, bagaimana mempertahankan ciri khas dai Hidayatullah yakni berdakwah dengan penuh rahmat. Kami percaya dengan sistem regulasi yang tertata dan ketat, serta pembinaan kultur di kampus dapat tetap mencetak dai dengan ciri khas Hidayatullah,” imbuhnya.

Adapun ciri khas dai lulusan Hidayatullah adalah bisa menghadirkan suasana yang damai dan menjadi pencerah masyarakat. Sehingga dai tidak hanya membawa formula transformasi keilmuan, tapi juga punya skill praktis di masyarakat.

“Dai bisa memiliki peran dan kontribusi, mulai ekonomi, pertanian, politik, dan berbagai sektor lain yang berhubungan dengan persoalan umat,” tandasnya. (ybh/hio)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Ya Allah Perbaiki Segala Urusanku dan Jangan Serahkan pada Diriku Sekejap Mata pun

JIKA Anda titip kepada seseorang agar dibelikan nasi goreng di suatu tempat yang cukup jauh dari rumah, apa yang...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img