INILAH sambutan Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. H. Nashirul Haq, Lc, MA yang disampaikan di Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Hidayatullah DKI Jakarta, Jum’at, 13 Jumadal Akhirah 1444 H (6/1/2023).
Berikut kutipan lengkapnya:
Alhamdulillah, segala bentuk pujian kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas restu dan ridha-Nya, sehingga pada hari ini dapat diselenggarakan acara Pembukaan Rapat Kerja Wilayah Hidayatullah Sulsel tahun 2023 di
tempat yang berbahagia ini.
Semoga selama penyelenggaraan Rakerwil ini dapat berjalan sukses. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Nabiyullah Muhammad Saw, seorang teladan ummat manusia yang berhasil membangun Peradaban Islam di persada bumi ini.
Semoga spirit perjuangan beliau dapat kita warisi sebagai modal untuk melanjutkan risalah perjuangan beliau di abad ini.
Rapat kerja wilayah merupakan agenda tahunan Dewan Pengurus Wilayah yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Pengurus Wilayah, Dewan Murabbi Wilayah, unsur Dewan Pengurus Daerah, unsur Organisasi Pendukung tingkat wilayah (Pemuda dan Mushida) serta unsur amal usaha dan badan usaha tingkat wilayah seperti Kampus Madya, BMH Perwakilan, serta unsur Dewan Pengurus Pusat.
Keberadaan unsur DPD, Organisasi Pendukung, amal usaha dan badan usaha tingkat wilayah dalam rapat kerja wilayah adalah mutlak diperlukan dalam rangka terbangunnya kerjasama secara kolektif, sinkronisasi dan koordinasi serta dukungan berupa kontribusi dari DPD, amal usaha dan badan usaha tingkat wilayah untuk terlaksananya program kerja DPW yang disepakati.
Sedangkan keberadaan unsur Dewan Pengurus Pusat adalah untuk memastikan bahwa seluruh keputusan dan kebijakan yang diambil dalam rapat kerja wilayah ini berada dalam rangkaian keputusan dan kebijakan yang sama dan semakin menguatkan dan membumikan kebijakan dan keputusan yang telah diambil dalam Sidang Pleno, Musyawarah Majelis Syura serta kesepakatan-kesepakatan Rapat Kerja Nasional yang telah dilaksanakan akhir tahun 2022.
Setelah pelaksanaan Rapat kerja Wilayah ini juga diharapkan agar DPD, amal usaha dan badan usaha tingkat wilayah dapat menuangkannya lebih lanjut dalam program kerja yang lebih terperinci lagi, terukur dan dapat dilihat dan dinilai secara lebih kuantitatif lagi di lembaganya masing-masing.
Program kerja 2023 ini merupakan turunan dari program umum lima tahunan 2020-2025 yang mengacu kepada arah kebijakan strategis yang telah ditetapkan dalam Munas V pada akhir bulan Oktober 2020 yang lalu.
Kita juga harus meyakini bahwa segala bentuk karya yang dihasilkan pada periode sebelumnya, kinerja yang dicapai, prestasi yang diraih semuanya akan dinilai dan diberi ganjaran oleh Allah SWT, bahkan disaksikan oleh Rasulullah SAW dan orang-orang beriman kelak di Akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 105)
Rapat kerja wilayah tahun ini cukup istimewa karena pemetaan DPW Hidayatullah seluruh Indonesia melalui kegiatan asesmen (penilaian) secara offline telah selesai dilakukan dan didapatkan gambaran keberadaan 34 DPW Hidayatullah serta telah diklasifikasikan ke dalam DPW maju, berkembang dan perintisan.
Kegiatan Asesmen ini sangat penting sebagai bahan evaluasi dan muhasabah kita bersama sekaligus acuan untuk perencanaan organisasi ke depan termasuk perencanaan DPW tahun 2023 yang diwujudkan dalam pembuatan program kerja dan APBO DPW yang reasonable (wajar) dan rasional.
DPW dapat menyusun program kerja sesuai dengan skala prioritas, mulai dari program kerja yang memang wajib dilakukan hingga program yang menantang bagi DPW yang bersangkutan sebagai wujud mujahadah dan spirit untuk tidak berhenti berfastabiqul khairat.
Di tahun 2022 juga telah dimulai pelaksanaan asesmen Kampus Madya sebagai amal usaha milik DPW dan diharapkan dapat diselesaikan dalam tahun 2023 ini. Kegiatan asesmen Kampus Madya selain merupakan bagian dari upaya kita untuk terus melakukan standardisasi, sentralisasi dan integrasi juga merupakan upaya merajut keutuhan, kesatuan dan konsolidasi antara Organisasi dengan amal usahanya sehingga terbangun kesepahaman dan terbangun sistem yang membuktikan bahwa Hidayatullah adalah sebuah Al Harakah Al Islamiyah.
Sebagai sebuah Harakah, bagi Hidayatullah, kegiatan-kegiatan kultural yang menguatkan spirit perjuangan, menggerakkan tarbiyah dan menyemarkkan dakwah adalah hal yang tidak kalah penting dari merumuskan program-program kerja setiap tahun.
Oleh karena itu, anggota dan kader Hidayatullah menanti dengan penuh harap agar bisa hadir dalam Silaturahim Nasional (Silatnas) di Kampus Induk Hidayatullah Balikpapan pada bulan November 2023.
Untuk suksesnya acara tersebut maka diharapkan dalam Rakerwil ini dilakukan penguatan untuk semua kader dan anggota agar bisa mengambil peran dengan mempersiapkan bekal untuk bisa datang ke Balikpapan, menyemarakan dengan acara-acara pra Silatnas di wilayahnya masing-masing, memberikan kontribusi dana untuk persiapan Silatnas.
Silatnas adalah hajatan lima tahunan untuk bisa menjalin silaturahim seluruh dai Hidayatullah secara nasional, menguatkan jatidiri Hidayatullah dan mainstream tarbiyah dan dakwah Hidayatullah.
Rapat Kerja Nasional III di Jakarta awal Desember 2022 lalu kembali menegaskan bahwa fokus kebijakan organisasi saat ini adalah Konsolidasi Jati diri, Organisasi dan Wawasan Menuju Standardisasi, Sentralisasi dan Integrasi Sistemik. Karena ini sangat penting untuk diwujudkan dari tingkat pusat hingga daerah.
Oleh karena itu dalam rapat kerja wilayah kali ini, Tri Konsolidasi dan Kebijakan Standardisasi, Sentralisasi dan Integrasi Sistemik, Arah Kebijakan Strategis, Program Umum dan Kesepakatan Rakernas harus dipahami dengan baik oleh peserta rakerwil khususnya oleh pengurus DPW yang bertanggungjawab terhadap terlaksananya program tersebut.
Konsolidasi Jatidiri yaitu internalisasi jatidiri Hidayatullah secara fikriyah dan amaliyah, secara konsep maupun kultur kepada seluruh kader Hidayatullah.
Enam jatidiri harus menjadi doktrin, paradigma berfikir dan spirit gerakan yang menjiwai seluruh kebijakan dan program organisasi. Setiap momen baik formal maupun informal hendaknya dijadikan sebagai sarana transformasi jatidiri secara massif.
Konsolidasi Organisasi adalah upaya membangun soliditas pengurus, kader dan anggota, serta menyatukan kekuatan dan potensi yang dimiliki dalam rangka mewujudkan visi organisasi.
Kebijakan standardisasi, sentralisasi dan integrasi sistemik terus disosialisasikan dan diimplementasikan dalam berbagai bidang.
Konsolidasi Wawasan dilakukan sebagai upaya peningkatan wawasan keilmuan setiap kader yang meliputi wawasan keislaman, keindonesiaan, wawasan kelembagaan, wawasan global, wawasan regional dan lokal.
Tujuannya agar pengurus dan memiliki pemahaman yang cukup dan komprehensif sebagai pijakan dalam mengambil kebijakan dan menentukan sikap dalam menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan keummatan dan kebangsaan.
Alhamdulillah, kita semua juga sudah semakin mempunyai pemahaman yang sama tentang pentingnya menata organisasi ini lebih terstandar, tersentralisasi dan terintegrasi.
Sentralisasi kebijakan secara nasional dilakukan melalui Peraturan-Peraturan Organisasi, sentralisasi program yang merujuk kepada kebijakan strategis yang diturunkan menjadi program tahunan dalam Musyawarah Majelis Syura dan disosialisasikan melalui Rakernas.
Kebijakan standardisasi di berbagai bidang terus dilakukan, antara lain standardisasi institusi pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas Pendidikan Integral Hidayatullah.
Demikian pula standardisasi halaqah terus ditingkatkan agar kualitas para kader terus meningkat dari waktu ke waktu, baik kualitas intelektual maupun kualitas spritualnya.
Standardisasi ini dilakukan dengan tujuan menjaga kualitas pribadi kader dan institusi melalui sistem yang komprehensif.
Selanjutnya seluruh program-program yang telah dicanangkan akan berjalan dengan baik dengan hasil yang maksimal jika terjadi integrasi, sinergi, dan sinkronisasi serta kerja sama yang baik di antara semua departemen dan institusi yang terkait.
Selain materi penting di atas, ada beberapa agenda penting dalam Rapat Kerja Wilayah kali ini antara lain sebagai berikut:
- Penyusunan Program kerja dan APBO Tahun 2023 yang mengacu kepada hasil Musyawarah Majelis Syura Nomor 05 tahun 2022 tentang Pengesahan Program Kerja Organisasi tahun 2023 serta rekomendasi Rapat kerja Nasional tahun 2022. Ada panduan Rakerwil dan program skala prioritas untuk memudahkan dalam penyusunan program kerja DPW.
- Kesepakatan-kesepakatan dalam Rakernas 2023 yang menjadi komitmen setiap DPW diantaranya adalah:
a. Menyukseskan Silatnas 2023 dengan senantiasa mencantumkan logo silatnas di setiap event dan kontribusi anggota/kader setiap bulan 10.000
b. Salah satu syarat utama untuk terselenggaranya Silatnas adalah selesainya pembangunan Masjid Agung Ar Riyadh, ini juga mengajak seluruh anggota dan kader Hidayatullah untuk jihad harta dengan infak.
c. Komitmen menambah anggota melalui berbagai model kegiatan tarbiyah dan dakwah, terutama wali santri yang jumlahnya puluhan ribu orang untuk bisa menjadi anggota Hidayatullah dan terbina dengan baik
d. Komitmen untuk menambah kader melalui kegiatan training Daurah Marhalah Ula dan Daurah Marhalah Wustha baik untuk para santri tingkat SMA maupun melalui rekruitmen anggota-anggota dari masyarakat umum.
e. Komitmen menyukseskan Sinergi Program Mainstream yang dijalankan di kampus-kampus pesantren.
f. Memastikan terselenggaranya Halaqah Ta’lim (Pembinaan anggota), Halaqah Ula santri SMA/MA/SMK, Mhs/wi PTH dan Umum dengan manajemen yang baik dan standar.
g. Memastikan amal usaha dan badan usaha di tingkat wilayah/daerah memenuhi kewajiban kontribusi kepada Organisasi sesuai dengan PO Keuangan yang telah disahkan Menjadi bagian dari upaya membangun close loop economic dengan memastikan Kampus madya/Pratama membeli kebutuhan buku, seragam dan kebutuhan sekolah lainnya dari badan usaha yang telah ditetapkan organisasi untuk menyediakannya termasuk memastikan Majalah Suara Hidayatullah dimiliki oleh setiap kader dan wali santri/wali murid sekolah-sekolah Hidayatullah.
i. Mempersiapkan Kampus Madya yang belum asesmen untuk memenuhi proses standardisasi yang ditetapkan oleh Departemen kepesantrenan
j. Salah satu upaya dukungan DPW/DPD terhadap perkaderan di tingkat perguruan tinggi Hidayatullah adalah dengan cara pengkondisian santri-santri SMA/MA agar tertarik menjadi mahasiswa Perguruan Tinggi Hidayatullah
k. Pendataan secara integrasi untuk database organisasi, kader dan anggota melalui SISTAHID
l. Komitmen menjalankan Gerakan Talaqqi Nasional melalui BKPTQ (Badan Koordinasi Pembinaan Tilawah al Qur’an) yang dimulai dari pengurus structural, amal usaha dan selanjutnya diikuti oleh seluruh kader.
m. Mengembangkan amal usaha kesehatan dan amal usaha sosial sebagai bentuk pelaksanaan misi Hidayatullah
n. Memastikan setiap kader menjadi penggerak dakwah fardiyah serta memastikan masjid-masjid di Kampus Madya/Pratama aktif melakukan pembinaan jamaah
o. Memastikan administrasi DPW/DPD memenuhi standard yang ditetapkan oleh Organisasi. Kami mengharapkan agar seluruh pengurus struktural terus berkomitmen untuk aktif mengikuti pembinaan melalui halaqah kader, halaqah diniyah dan halaqah taklim.
Dari halaqah kader tersebut setiap kader diberi tugas untuk menjalankan dakwah fardiyah dalam rangka rekruitmen anggota baru. Kita harapkan agar kebijakan ini menjadi kultur (budaya) sehingga setiap kader Hidayatullah aktif berhalaqah untuk meningkatkan kualitas diri secara ruhiyah dan keilmuan serta aktif berdakwah mengajak ummat untuk berislam lebih baik lagi.
Insya Allah seluruh aktifitas yang kita lakukan di lembaga perjuangan ini dengan niat karena Allah dan untuk mencari ridha-Nya akan bernilai ibadah, amal shaleh dan jihad fi sabilillah.
Dalam rangka mencapai tujuan dan target yang diharapkan, kita harus membangun 3 kekuatan, yaitu:
Pertama, quwwah ruhiyah (kekuatan ruhiyah), ini meliputi kekuatan moral dan spiritual. Maka kekuatan ini ditempatkan pada urutan pertama dan utama, sehingga Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) harus menjadi karakter dasar bagi setiap kader, pengurus dan anggota Hidayatullah.
Kemudian menjaga integritas moral dalam menjalankan amanah. Dalam hal ini, semua kader harus dipastikan berhalaqah, ketua halaqah menggerakkannya dan murabbi mengevaluasi mutarabbinya
Kedua, quwwah aqliyah (kekuatan akal). Setelah ruhiyah terus dikuatkan berikutnya adalah akal. Sehingga diharapkan setiap kali kita mengeluarkan gagasan atau ide, itu tidak ada yang keluar dari bimbingan wahyu. Agar pemikiran akal kita terbingkai oleh wahyu.Penting gerakan membaca dan menulis buku, diskusi untuk memperkaya pengetahuan dan menajamkan pemahaman kader.
Ketiga, quwwah maddiyah (kekuatan material). Kekuatan ini harus dikendalikan oleh jiwa dan pikiran yang suci. Sebagaimana Ibnu Mubarok, yang memilih jalan menjadi pebisnis namun itu dilakukan untuk menjaga izzah ulama bukan sekedar bisnis untuk menumpuk kekayaan.
Keempat, quwwah idariyah (kekuatan manajerial). Setelah kekuatan material diperoleh maka selanjutnya perlu dihadirkan kekuatan manajerial, karena berbagai nikmat harta dan fasilitas akan melenakan jika tidak diatur dengan sebaik-baiknya.